Ada banyak alasan mengapa seorang anak perlu memiliki sifat optimis dari kecil. Salah satunya adalah dampak positif yang diterima terkait dengan mental anak yang siap menghadapi tantangan di kehidupan masa mendatang. Studi juga mengatakan bahwa anak yang mampu membangun sikap optimisme dalam kehidupan sehari-hari dapat terhindar dari rasa frustrasi, selalu bersemangat dalam menerima tantangan, tidak mudah menyerah, serta lebih panjang umur karena selalu berpikir positif.
Menurut para ahli parenting, sikap optimisme pada anak dapat diajarkan pada usia 8 tahun pertama. Sebab, di masa inilah anak-anak mudah dalam menyerap pembelajaran yang diberikan, terlebih jika cara mengajarkannya disertai contoh dari Anda sebagai orang tua. Untuk dapat memberikan pengajaran yang baik terhadap sikap optimisme pada anak, berikut 6 tips yang dapat disimak.
Jangan Mengeluh di Hadapan Anak
Tanpa sadar, Anda mungkin sering mengeluhkan sesuatu di hadapan anak. Baik mengenai pekerjaan, kejadian yang baru saja dialami, atau hal yang dilakukan oleh si kecil yang membuat Anda merasa khawatir dan cemas.
Memfokuskan diri pada hal-hal negatif justru hanya akan menunjukkan sikap pesimis pada anak-anak. Mereka akan beranggapan jika ada suatu masalah, mengeluh dan komplainlah yang akan dilakukan. Untuk itu, daripada mengeluh dan menyalahkan, sebaiknya Anda mengeluarkan uneg-uneg melalui kata-kata yang berarti positif untuk menunjukkan semangat berjuang pada si kecil.
Misal saja, Anda akan mengajak anak-anak melakukan perjalanan, tetapi batal karena terkendala cuaca. Jangan katakan, “Kita tidak akan bisa ikut ke sana”. Tetapi, cobalah katakan, “Kita pasti akan sampai sana, tetapi besok”.
Meski mirip, tetapi terlihat jelas perbedaannya dari kedua kalimat tersebut. Yang pertama bermakna negatif yang artinya Anda tidak akan melakukan perjalanan ke tempat tujuan, menyerah pada cuaca. Sementara yang kedua bermakna jika perjalanan hanya ditunda dan akan dilanjut keesokan harinya ketika cuaca bagus. Rasa optimisme pada anak akan timbul dari pemahaman sederhana tersebut.
Ajak Anak Untuk Tetap Percaya Pada Kemampuannya Dan Berekspektasi Tinggi Terhadap Sesuatu
Ketika si kecil mulai terlihat memiliki kemampuan yang lebih daripada teman-temannya, latih kemampuan tersebut. Tanamkan pada diri si kecil untuk percaya diri menunjukkan kemampuan tersebut dan mengembangkannya. Ajarkan pula untuk memiliki ekspektasi tinggi terhadap kemampuan tersebut.
Misal, anak memiliki kemampuan di bidang menggambar, maka latih kemampuan tersebut dan ikutkan pada lomba-lomba untuk melatih kepercayaan dirinya dalam menunjukkan bakat di hadapan banyak orang. Tanamkan diri untuk mengikuti perlombaan dengan sungguh, tanpa mengejar untuk menjadi juara.
Dorong Si Kecil Untuk Berani Mengambil Risiko Dari Tindakan Yang Dilakukan
Anda sebagai orang tua, mungkin cenderung merasa khawatir, cemas, dan takut ketika anak-anak melakukan sesuatu yang dirasa berbahaya. Alhasil, laranganlah yang akan diberikan. Akibatnya, anak akan memiliki sifat manja dan pesimis lantaran takut menghadapi sesuatu yang dirasa baru dan membahayakan.
Untuk itu, Anda harus mulai membiasakan diri untuk mengizinkan anak melakukan sesuatu yang menjadi keinginannya, sekalipun hal tersebut sedikit menantang adrenalin dan terlihat berbahaya. Cukup berikan pengertian mengenai risiko dan konsekuensi apa yang akan mereka terima nantinya. Tetapi, jangan dilarang. Hal ini bertujuan agar sifat optimisme pada anak mulai terbentuk. Dengan mencoba hal-hal baru, semangat anak untuk menaklukkan akan semakin tumbuh.
Tunggu Sejenak Sebelum Bereaksi Berlebihan
Tahan emosi sejenak ketika mendengar kabar tidak baik mengenai si kecil, baik dari laporan guru, wali murid lain, maupun tetangga. Tetapi, lihat dulu kondisinya, dan biarkan si kecil menyelesaikannya sendiri.
Contoh, Anda mendengar si kecil mendapat ejekan gemuk dan jelek dari teman-temannya di sekolah. Pada saat itu, jangan langsung bertindak dengan memarahi anak yang sudah mengejek putra/putri Anda atau memanggil orang tuanya untuk menasihati. Tetapi, diamkan dulu. Tunggu dan lihat apa yang akan dilakukan oleh putra/putri Anda untuk mengatasinya. Jangan biasakan mereka menerima perlindungan secara terus menerus. Tetapi, biarkan mereka bertindak tanpa bantuan orang lain terlebih dahulu.
Itulah empat tips untuk mengajarkan optimisme pada anak sejak dini. Semoga bermanfaat.