5 Kesalahan Orang Tua yang Dapat Meningkatkan Risiko Anak Tenggelam

Berencana berenang di musim kemarau ini? Untuk mencegah anak tenggelam, jangan lupa untuk mencari tahu apa saja kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan ketika anak sedang belajar berenang.

Tenggelam adalah kasus yang biasanya terjadi pada anak rentang usia 1-4 tahun.  Selain mengajarkan anak berenang untuk menyelamatnya nyawanya, sebagai orang tua, Anda sebaiknya mengerti kapan usia yang tepat bagi anak untuk berenang, serta teknik yang digunakan. Apapun pilihan Anda, ikuti panduan ini agar tidak meningkatkan risiko anak tenggelam.

1. Jangan bersikap tidak peduli saat anak masuk ke kolam

anak tenggelam

pixabay.com

Sebelum anak masuk ke kolam biasakan untuk anak melakukan serangkaian persiapan, seperti memakai popok renang, ganti baju renang, dan mengaplikasikan tabir surya. Rutinitas ini mengajarkan anak bahwa ia tidak bisa sembarangan masuk ke kolam, dan ini akan mengurangi kesempatan anak Anda tergoda untuk berenang tanpa sepengetahuan Anda.

2. Jangan biarkan anak yang memutuskan kapan masuk ke kolam

pixabay.com

Cara mencegah anak tenggelam selanjutnya adalah dengan memberikan isyarat verbal sebelum anak masuk ke kolam. Ini menciptakan penghalang tambahan bagi anak jika digunakan secara konsisten. Anak akan belajar bahwa masuk ke kolam memerlukan izin Anda.

3. Jangan gunakan ban pelampung

pixabay.com

Tidak sedikit orang tua yang merasa aman saat anak menggunakan ban pelampung. Anda tidak bisa mengandalkan alat ini untuk menjamin keselamatan anak. Terdapat risiko anak tergelincir dari pegangan ban. Selain itu, ban pelampung memberikan perasaan aman yang palsu saat berada di dalam air.

Ban pelampung bisa digunakan saat Anda ingin mengenalkan anak pada air. Pilih ban yang sesuai dengan umur dan kebutuhan. Anda harus memerhatikan ukuran alat tersebut, jangan sampai kebesaran hingga bisa terlepas atau kekecilan hingga anak sesak napas.

Jika Anda ingin membuat anak belajar renang, latih anak secara bertahap dan terstruktur. Ajari anak menempatkan diri di kolam, ajari teknik berenang, dan belajar naik ke atas dinding kolam renang atau tangga.

4. Tidak perlu menggunakan kacamata renang

pixabay.com

Kacamata renang biasanya digunakan untuk meningkatkan kenyamanan anak, relaksasi, dan orientasi saat berada di dalam air. Kacamata renang juga mendorong anak untuk membuka mata di dalam air dan memastikan posisi mereka di dalam air dengan jelas. Kacamata berguna untuk mencegah masuknya zat kimia berbahaya agar mata tidak iritasi.

Namun, Anda perlu mengajari anak untuk membuka mata di dalam air sehingga anak bisa membuka mata saat terjatuh ke dalam kolam. Mulanya, anak akan merasakan sensasi pandangan yang kabur dan sensasi fisik saat mata mereka terkena air. Jika sudah terbiasa, kemampuan ini akan membantu anak mencari dinding atau tangga untuk keluar dari kolam jika terjatuh.

Anak yang hanya terbiasa berenang dengan kacamata akan membuat mereka merasa bisa berenang jika menggunakan kacamata. Air yang terkena mata dapat membuat anak panik. Ketakutan seperti ini akan meningkatkan risiko anak tenggelam karena panik dan tidak berpikir rasional.

5. Jangan biarkan ketakutan Anda membuat anak tidak belajar berenang

pixabay.com

Jangan takut ketika memasukkan wajah anak ke dalam air. Ketakutan Anda akan berpindah pada anak. Untuk anak yang masih kecil, latih untuk memasukkan wajah ke dalam air di bathtub atau meniup gelembung agar anak merasa nyaman di air.

Tentunya, selalu awasi anak di bawah pengawasan saat ia berada di sekitar air, pasang pagar atau halangan di sekitar kolam, dan tahu teknik napas buatan. Jangan lupa untuk mendorong anak untuk belajar berenang untuk mengurangi risiko anak tenggelam.

Exit mobile version