Sesungguhnya, anak sudah bisa berkomunikasi sejak masih dalam kandungan. Bedanya, komunikasi mereka bukan secara verbal, melainkan melalui tendangan ke perut ibunya. Seiring bertambahnya usia, orang tua diharapkan menggunakan cara melatih anak bercerita dengan tepat.
Menurut Psikolog Anak, Agnes Dewanti Purnomowardani, anak mulai lancar bercerita dalam kalimat lengkap sekitar usia tiga hingga lima tahun. Namun, tentu saja kalimat mereka masih pendek-pendek. Ada kalanya mereka masih suka tertukar antara arti satu kata dengan yang lain.
Jadi, bagaimana cara melatih anak bercerita yang tepat? Ada lima (5) metode yang cocok di bawah ini:
Gunakan bahasa sederhana dan kalimat pendek secara rutin.
Salah satu cara termudah adalah menanyakan kondisi terakhir anak. Tentu saja, gunakan bahasa yang tidak susah. Kalimatnya juga jangan terlalu panjang. Contoh: “Sudah makan belum?”, “Adik lapar?”, atau “Tadi di sekolah ngapain aja?”
Anak kecil paling semangat ditanya tentang diri mereka. Biarkan mereka bercerita sepuasnya, terutama mengenai hal-hal yang mereka suka. Contoh: teman baru mereka baik atau guru mengajak mereka bermain.
Jangan lupa menggunakan metode ini secara rutin.
Membacakan buku cerita yang menarik dan mengajarkan mereka untuk membaca sendiri.
Meskipun sudah zaman digital, buku cerita anak masih menjadi metode yang cocok untuk cara melatih anak bercerita. Tentu saja, pilihlah yang sesuai dengan kategori umur mereka.
Lama-lama, anak akan penasaran dan ingin belajar membacanya sendiri, meskipun banyak gambar berwarna yang menarik. Ajarkan mereka untuk membaca kata per kata. Betulkan bila pengucapan mereka masih salah.
Tentu saja, metode ini membutuhkan kesabaran. Jangan berkecil hati bila si kecil cepat bosan. Gantilah dengan metode lain yang mungkin lebih menyenangkan.
Mengajak si kecil bernyanyi bersama.
Bernyanyi sendiri sebenarnya merupakan metode bercerita dengan nada, irama, dan kata-kata berima. Bahkan, banyak buku cerita anak yang dibuat seperti puisi, terutama dengan akhir kalimat selalu berbunyi sama.
Dengan bernyanyi bersama, anak juga dapat mengenal variasi metode bercerita. Bahkan, bait-bait lagu yang biasanya berima justru lebih mudah dihapal.
Bolehlah menanyakan si kecil mengenai cerita di balik lagu yang baru saja dia nyanyikan. Bila anak bisa menceritakannya dengan lancar, maka metode ini berhasil.
Mengajak si kecil belajar menulis.
Bila anak sudah berada dalam usia enam tahun ke atas, biasanya mereka sudah belajar mengenal huruf dan tulisan. Bahkan, mereka sudah diajarkan cara menulis dengan baik dan benar.
Jangan khawatirkan tulisan mereka yang masih berantakan dan banyak salah eja. Yang penting, semua harus berawal dari semangat mereka untuk menyampaikan cerita dalam bentuk tulisan.
Orang tua bisa membelikan anak buku harian agar mereka dapat menulis. Jangan menganggap kebiasaan ini hanya boleh dimiliki anak perempuan. Kegiatan ini juga dapat membantu mereka dalam pelajaran bahasa.
Menonton film yang cocok dengan usia mereka.
Cara melatih anak bercerita juga bisa dengan medium ini. Jangan hanya menyetel film namun membiarkan mereka pasif menonton. Justru, biarkan mereka bertanya-tanya bila penasaran dengan beberapa tokoh di dalam film tersebut.
Sesudah menonton film, orang tua bisa meminta anak untuk menceritakan kembali isi cerita film itu. Bahkan, doronglah anak untuk mulai berpendapat lebih jauh tentang beberapa tokoh dalam film itu.
Contoh: ajak anak untuk memilih tokoh favorit dalam film kesukaannya. Setelah itu, tanyakan alasan mereka. “Kenapa Kakak suka sama kartun ini?” Meskipun alasan mereka masih sederhana, setidaknya mereka masih mau bercerita.
Ternyata tidak sulit menemukan cara melatih anak bercerita. Orang tua bisa memilih satu atau beberapa sekaligus. Semoga si kecil suka.