5 Obsesi Orangtua yang Dapat Menghancurkan Anak

Sebagai orangtua, wajar apabila Anda memiliki banyak ekspektasi dan berharap lebih pada anak. Lagipula, anak yang sukses akan menjadi kebanggaan bagi orangtua. Namun, obsesi orangtua tidak selamanya positif. Dalam tahap yang ekstrem, obsesi orangtua justru dapat “membunuh” anak, lho.

Pasalnya, obsesi orangtua yang berlebihan bisa membatasi anak dan membuat anak merasa tertekan. Bukan hanya hubungan antara anda dan anak yang menjadi memburuk, mental anak pun juga bisa rusak karenanya.

Nah, jangan sampai obsesi orangtua menghancurkan anak, ya. Yuk kenali, beberapa obsesi yang sebaiknya dihindari orangtua supaya anak tidak menjadi stress:

Paksaan Atas Cita-Cita

Media Sosial

pixabay.com

Setiap orangtua tentu menginginkan anaknya menjadi sukses. Masalahnya, banyak orangtua yang kemudian memaksakan jalan sukses sesuai dengan persepsi mereka dan sama sekali tidak mau mendengarkan keinginan anak mereka. Ini akan membuat akan membenci orangtuanya dan tidak bisa menikmati hidup.

Mungkin Anda sudah mengenal asam garam kehidupan dan paham betul langkah seperti apa yang bisa diambil anak untuk bisa sukses dengan mudah. Namun, setiap orang berbeda, begitu pula dengan anak Anda. Pahami kemampuan anak, diskusikan dengan mereka dan jangan lupa kompromi.

Memaksakan Tampilan Fisik Tertentu

pixabay.com

Ada orangtua yang ingin anaknya tinggi. Ada juga yang ingin anaknya berkulit putih. Atau, ada juga orangtua yang menginginkan anak gemuk supaya terlihat bahwa anak mereka diurus dengan baik. Apa pun keinginan Anda, jangan sampai anak merasa tertekan dan Anda memaksakan hal itu pada anak.

Misalnya, ada orangtua yang mencekoki anaknya dengan berbagai macam makanan supaya berat badannya terus bertambah. Ini sudah merupakan sebuah perilaku kekerasan pada anak, lho. Jadi, berhati-hatilab saat berperilaku.

Menginginkan Anak Sempurna

pixabay.com

Siapa yang tidak ingin memiliki anak dengan berbagai macam kelebihan? Wajar apabila Anda menginginkan hal semacam itu. Hanya saja, anak adalah manusia biasa dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Tidak mungkin anak Anda bisa dengan sempurna melakukan berbagai macam hal tanpa kesalahan.

Sebagai orangtua, terimalah saat anak melakukan kesalahan. Jangan memarahi anak apalagi menganggap anak tak bisa apa-apa dan merendahkannya. Jadikan kesalahan anak sebagai momen untuk belajar, ya.

Membandingkan Anak

pixabay.com

Obsesi orangtua lain yang jamak terjadi adalah, ingin anaknya lebih hebat daripada anak orang lain. Misalnya, lebih hebat daripada anak teman atau anak saudara. Tidak mengapa sih, mengajarkan anak untuk kompetitif. Namun, iri dengan kompetitif itu berbeda, lho.

Berhenti membandingkan anak dengan anak lain, apalagi secara frontal. Anak akan merasa terluka dan merasa tak berarti. Daripada fokus dengan kelebihan anak lain, lebih baik fokuslah pada keadaan anak Anda saja, ya.

Ingin Anak Tenar

pixabay.com

Inilah yang sering terjadi pada orangtua zaman sekarang. Seiring dengan berkembangnya media sosial, semakin banyak orang yang mendambakan ketenaran, termasuk pada anak mereka. Apalagi, ditambah dengan banyaknya selebgram berusia kanak.

Jangan pernah terobsesi untuk memiliki anak tenar. Karena, bisa saja anak tak menikmati spotlight yang dia dapatkan. Lagipula, lihatlah beberapa selebgram berusia kanak yang biasa mampir di feeds Anda. Bukankah beberapa di antaranya terlihat kelelahan bekerja untuk endorsements? Biarkan anak menikmati masa kecilnya, ya.

Nah, itulah beberapa hal terkait orangtua yang bisa menghancurkan obsesi anak. Jadilah orangtua yang sabar, bijak, dan tentunya mampu menjadi tempat yang nyaman bagi anak, ya. Ingat, waktu tidak bisa diulang dan trauma pada anak sulit hilang, lho.

Exit mobile version