Anak-anak mudah untuk menyerap apa yang diterimanya. Itulah alasan mengapa anak sering disebut sebagai cerminan orangtuanya. Apabila orangtua bijak, anak pun dapat tumbuh menjadi pribadi yang tenang. Namun sebaliknya, bila orangtua tidak baik, maka hal itu dapat menimbulkan trauma pada anak.
Anda tentunya tidak mau bukan trauma pada anak ini membekas hingga dewasa dan menyebabkan kehidupan anak menjadi terhambat? Untuk itu, hindari hal-hal ini supaya orangtua tidak menimbulkan trauma pada anak.
Meremehkan anak
Seringkali, orangtua meremehkan anak supaya mereka termotivasi atau karena merasa kesal akibat anak tak kunjung bisa melakukan sesuatu. Apakah Anda pikir hal ini akan hilang saat mereka beranjak dewasa? Apakah anak kemudian akan memahami hal tersebut? Kebanyakan tidak. Justru, trauma pada anak akan muncul dan membuat anak menjadi pribadi yang rendah diri atau malah justru mudah merendahkan orang lain.
Nah, mulai sekarang, biasakan untuk memuji anak dan menyemangati anak. Bila anak berhasil, jangan anggap hal tersebut kecil. Sebaliknya, apabila anak gagal, dukung dia dan katakan bahwa kegagalan adalah hal wajar yang pernah dialami semua orang.
Meremehkan pasangan
Anak yang bermental baik tumbuh dari orangtua yang saling mendukung satu sama lain. Coba evaluasi, apakah anda sering meremehkan pasangan? atau sebaliknya? anak akan melihat ini sebagai contoh buruk dan dapat menimbulkan trauma pada anak.
Anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang tidak akan menghargai pasangannya kelak atau justru tak punya tameng supaya pasangan dapat menghargainya. Bukan hanya itu saja, anak bisa tidak hormat pada salah satu orangtuanya. Tak mau bukan hal semacam itu terjadi?
Melakukan kekerasan
Kekerasan pada anak adalah hal yang sama sekali tak boleh dilakukan oleh orangtua. Anak tidak hanya akan sakit hati dengan perilaku itu, tetapi mereka juga bisa membenci anda dan menganggap anda monster. Boleh jadi anak akan hormat pada Anda saat masih kecil. Namun saat dewasa, mereka bisa saja tak mau menghormati anda.
Selain itu, hal ini juga akan menimbulkan trauma pada anak. Anak akan menjadi pribadi yang penuh dendam dan bisa saja melampiaskan hal tersebut pada orang lain. Meskipun anda kesal pada anak, jangan pernah sekali pun melakukan kekerasan fisik ya.
Bertengkar di depan anak
Pertengkaran adalah salah satu faktor terbesar dalam trauma pada anak. Pertengkaran orangtua membuat anak merasa tak berarti dan tak memiliki tempat yang aman. Anak pun akan merasa bahwa dia diciptakan di tengah keluarga yang salah.
Ada banyak pertengkaran suami istri yang tak dapat dihindari. Meski begitu, anda harus tahu kapan bisa bertengkar dan di mana anda bisa menyembunyikan pertengkaran ini. Berdebatlah dengan pasangan saat anak tidur atau saat anak anda di luar rumah. Dan ingat, jangan pernah melakukan kekerasan pada pasangan tepat di depan anak, ya.
Mempermalukan anak
Memang sebagai orangtua, kita tidak boleh terlalu menyombongkan anak di depan orang lain. Namun, kita juga tidak boleh lho menjelek-jelekkan dan mempermalukan anak, walaupun maksud kita mungkin hanya untuk terlihat tidak sombong.
Berbeda dengan pola pikir Anda, anak justru akan merasa malu dan tertekan. Akibatnya, dia pun menjadi tidak terbuka kepada Anda dan justru malah akan menutupi banyak hal. Dia pun juga akan sulit bergaul karena merasa bahwa dirinya memalukan.
Sebagai orangtua, Anda adalah penanggung jawab terbesar bagi anak Anda. Segala perilaku dan perlakuan Anda terhadap anak akan terus dibawa dalam ingatan mereka sampai mati. Jadi, jangan sampai mengecewakan apalagi menyakiti mereka, ya.