Perkembangan zaman membuat persaingan semakin ketat. Para orangtua pun kini berlomba-lomba untuk menyekolahkan anak secepat mungkin supaya mereka bisa menguasai berbagai keterampilan di usia dini. Bahkan, ada banyak anak yang telah memasuki pre-school alias kelompok bermain sejak sebelum mereka menginjak usia dua tahun.
Berapa pun usia anak saat memasuki kelompok bermain, para orangtua harus memahami bahwa untuk memasukkan anak ke sekolah, tolok ukurnya bukanlah sekadar umur, tetapi juga kesiapan anak. Setiap anak batita unik dan memiliki kesiapannya sendiri-sendiri. Nah, ketahui apa saja tanda-tanda bahwa anak batita anda belum siap untuk bersekolah di kelompok bermain:
Takut saat bersekolah
Temperamen anak berbeda-beda. Ada anak yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya, ada pula yang merasa kesulitan bahkan ketakutan. Pada saat melakukan percobaan di kelompok bermain (trial class), lihatlah apakah anak anda nyaman mengikuti ritme dan jadwal di sana.
Beberapa anak langsung merasa senang, tetapi ada juga yang mengawalinya dengan rasa takut, dan ada pula yang semakin ketakutan seiring dengan semakin lamanya mereka berada di kelas tersebut. Bila anak batita anda ketakutan bahkan tak berhenti menangis saat berada di kelas, maka jangan buru-buru mendaftarkan anak sekolah.
Perkenalkan dia terlebih dahulu dengan berbagai pelajaran di pre-school melalui peralatan belajar seperti flash-cards, soundbook, dan ajaklah dia untuk pergi ke taman-taman bermain. Di sana, dia bisa bertemu anak-anak seumurannya dan belajar untuk beradaptasi.
Belum bisa bicara
Anak batita anda belum bisa bicara? Ada baiknya tidak langsung memasukkannya ke kelompok bermain. Rata-rata anak berusia dua tahun memang sudah mulai bisa berbicara, tetapi ada beberapa anak yang belum bisa dikarenakan masalah oral, psikologis, atau memang belum waktunya dia bicara, sama seperti perbedaan waktu saat bayi mulai berjalan.
Biarkan anak anda mampu berbicara dan mengutarakan maksud dengan sederhana, baru masukkan dia ke kelompok bermain. Apabila anak tak kunjung bicara padahal usianya semakin bertambah, jangan ragi untuk membawanya ke psikolog anak khusus untuk masalah bicara.
Suasana hati dan perilaku anak berubah
Biasanya, anak sangat gembira saat bertemu teman-teman sebayanya atau melihat banyak mainan. Namun saat masuk ke kelas, mendadak dia diam atau malah menangis tak henti-henti. Ini pertanda bahwa anak merasa tidak nyaman dengan apa yang dia hadapi. Apalagi, bila anak anda tak bisa didiamkan dengan cara apa pun.
Bila anda memaksakan anak batita untuk bersekolah, akibatnya dia akan merasakan trauma. Hal ini tidak baik untuk perkembangan psikologisnya dan nantinya, akan membuat dia merasa bahwa sekolah adalah hal yang menakutkan.
Tidak dapat diperintah
Saat bersekolah, guru akan memberikan berbagai perintah sederhana seperti duduk, bertepuk tangan, bernyanyi, dan sebagainya. Apabila anak anda tidak mau mengikuti perintah-perintah tersebut, itu artinya, dia belum siap untuk bersekolah.
Sebaiknya, ajarkan terlebih dahulu kepadanya mengenai perintah-perintah yang sederhana. Biarkan dia memahami bahwa kalimat perintah bertujuan untuk menyuruhkan melakukan sesuatu. Bila dia sudah terbiasa akan hal itu, maka artinya, anak batita anda telah siap bersekolah.
Tidak mau ditinggal
Anak anda mengeluh saat anda keluar kelas atau menjauh? Itu artinya, anak belum terbiasa untuk mandiri di tempat asing dan hal tersebut menakutkan buatnya. Banyak orangtua yang menganggap bahwa lama kelamaan sang anak akan terbiasa, tetapi bisa saja anak batita akan trauma atau malah semakin tak mau menjauh dari anda.
Kalau sudah berada dalam kondisi ini, sebaiknya renungkan niat anda untuk menyekolahkannya cepat-cepat. Ajarkan terlebih dahulu kemandirian di dalam rumah, ya.
Biasanya, anak mulai bisa masuk ke pre-school setelah dia menginjak usia tiga tahun. Namun sebetulnya sah-sah saja kok, apabila anda melewati pre-school dan langsung memasukkan anak ke TK. Yang penting, perhatikan kondisi anak, ya. Setiap anak unik dan tak bisa disamakan dengan anak lain.