Mendengar anak-anak bisa berbahasa Inggris dan Indonesia bukanlah hal yang langka, terutama di kota-kota metropolitan seperti Jakarta. Mereka sudah sejak dini diajarkan oleh orangtuanya baik melalui percakapan sederhana, pelajaran di sekolah, ataupun tontonan di YouTube. Fenomena ini disebut bilingual, di mana anak menguasai 2 bahasa. Ada juga yang menguasai lebih dari 2 bahasa dan biasa disebut sebagai multilingual.
Menimbulkan pro dan kontra
Via Freepik
Anak balita yang bilingual atau multilingual kerap menjadi pro dan kontra di kalangan orangtua. Beberapa percaya kalau mengajarkan 2 bahasa sekaligus pada anak hanya akan memicu speech delay dan membuat anak bingung dalam berkomunikasi. Di sisi lain, banyak orangtua yang membuat anaknya jadi bilingual dengan alasan bisa meningkatkan kemampuan kognitif dan akan berguna di masa depan.
Ada sejumlah studi yang meneliti hal tersebut. Pada saat memasuki usia sekolah, anak yang bilingual atau multilingual memang terbukti memiliki kemampuan statistik belajar yang baik dibandingkan anak yang monolingual. Namun belum ada studi yang mampu menjelaskan hubungan sebab akibat secara konkrit. Sedangkan kekhawatiran anak bilingual dan multilingual yang mengalami speech delay belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Kapan waktu yang tepat
Anda ingin anak-anak mampu menjadi bilingual ataupun multilingual? Mungkin akan bertanya-tanya kapan waktu yang tepat mulai pembelajaran ya. Menurut para ahli, waktu yang tepat untuk mendidik anak menjadi seorang bilingual ataupun multilingual adalah sejak anak lahir hingga berusia 3 tahun.
Masa-masa ini dikenal sebagai golden age. Di mana anak-anak lebih mudah menyerap, memahami, dan mengingat semua peristiwa melalui pendengaran serta penglihatan. Jika anak Anda sudah lewat dari masa tersebut, tidak perlu khawatir karena sejatinya tidak ada kata terlambat dalam urusan belajar. Hanya saja Anda membutuhkan effort lebih dan bersabar untuk mengajarkannya.
Tips jitu menjadikan anak bilingual/multilingual
Via Freepik
Karena proses menjadikan anak bilingual dan multilingual perlu dilakukan sejak dini, maka orangtua dan anggota keluarga lain memiliki andil dalam pengajaran. Namun pertama-tama, pastikan Anda dan pasangan menguasai betul bahasa asing atau bahasa kedua yang akan diturunkan pada anak. Jangan sampai anak mendapatkan pemahaman yang salah terkait bahasa asing tersebut.
Tips pertama adalah menerapkan metode beda tempat beda bahasa. Misalnya Anda menentukan ketika berada di lingkungan rumah, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Sedangkan ketika berada di luar rumah, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa kedua. Bukan hanya pada anak, Anda juga perlu menerapkan ini ke pasangan supaya lebih kompak.
Tips kedua adalah dengan metode satu orangtua satu bahasa. Kalau metode yang satu ini biasa diterapkan oleh orangtua yang beda kewarganegaraan. Misalnya saja mama selalu mengajak anak berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Lalu papa mengajak anak ngobrol dengan bahasa Inggris. Lakukan tips ini setiap hari selama masa golden age tersebut. Lama-lama anak akan terbiasa dengan 2 bahasa tersebut. Kemudian tinggal ajak anak mengikuti kursus bahasa supaya bisa mendalami bahasa tersebut dengan lebih baik lagi.
Selain membutuhkan peran kedua orangtua, Anda bisa menggunakan berbagai media untuk memperlancar kemampuan bahasa asing si buah hati. Misalnya dengan membacakan dongeng, menyanyikan lagu, dan menonton film dalam bahasa asing. Anda juga bisa mendaftarkan anak ke pre-school yang menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya sebagai pengantar materi.
Akhir kata, mendidik anak untuk menjadi seorang bilingual atau multilingual memang tidak instan. Dibutuhkan kesabaran dan konsistensi tingkat tinggi. Namun ingatlah bahwa kemampuan berbahasa asing akan memberikan dampak baik bagi kehidupan anak di masa depan.