Bersikap diam terkadang merupakan keputusan yang tepat untuk menyikapi sesuatu dibandingkan harus marah dan main tangan. Hal ini kerap dilakukan oleh para orangtua ketika emosi menghadapi kenakalan anak. Pikirnya daripada menggunakan kekerasan, lebih baik diamkan saja anak supaya jera. Tindakan ini dikenal dengan sebutan silent treatment.
Silent treatment memang tidak menyakiti fisik anak. Tapi bahayanya lebih besar daripada kekerasan, yakni mental anak akan terguncang. Seperti ini detail dari bahaya menerapkan silent treatment pada anak sebagai hukuman.
Anak tidak berdaya
Silent treatment merupakan salah satu bentuk kekerasan mental. Orangtua berpikir anak bisa merefleksikan apa kesalahannya hanya dengan mendiamkannya. Namun yang terjadi adalah anak malah jadi tidak berdaya. Bahkan si kecil akan cenderung menyalahkan dirinya atas sikap dingin orangtuanya. Padahal bisa jadi kesalahan yang mereka buat adalah murni atas dasar ketidakpahaman akan hal tersebut dan di luar batas kemampuannya.
Frustasi
Selain tidak berdaya, anak-anak bisa merasa frustasi akibat silent treatment yang dilakukan orangtua. Mungkin anak sudah berusaha untuk minta maaf, tapi masih saja didiamkan oleh orangtuanya. Ia pun akan frustasi harus berbuat apa lagi supaya orangtua mau meresponnya.
Anak merasa terasingkan
Via Freepik
Anak-anak yang ketakutan dan marah, namun memendam sendiri emosi tersebut, akan merasa semakin terasingkan. Ia tidak tahu harus bercerita ke siapa tentang emosi yang dirasakan tersebut. Mungkin anak bisa cerita kepada kakak atau adiknya. Tapi tetap saja ia akan merasa dijauhi oleh orangtua yang seharusnya mengayomi.
Hubungan orangtua dan anak merenggang
Kalau anak-anak memang memiliki ikatan yang kuat, dia akan mudah kembali lagi akrab dengan orangtua setelah silent treatment selesai. Tapi apabila anak tergolong keras kepala dan pemberani, mereka justru akan semakin melawan orangtua. Alhasil ketika silent treatment sudah selesai, anak enggan berhubungan dengan orangtua. Bahkan bukan tidak mungkin kalau si kecil nantinya malah memberlakukan silent treatment juga kepada Anda.
Anak mengalami trauma
Memberikan perlakuan diam pada anak sebagai hukuman juga bisa menyebabkan trauma. Anak yang mengalami trauma biasanya akan sulit disembuhkan dan akan mempengaruhi kehidupannya di masa mendatang.
Anak pada dasarnya akan berpikir kalau orangtua akan mendampingi mereka dan mengarahkan mereka ke jalan yang tepat. Dengan mendiamkan anak, mereka akan merasa ditinggalkan dan tidak diperdulikan.
Anak tidak pernah tahu letak kesalahan dan solusi
Ketika tiba-tiba didiamkan oleh orangtua, anak tidak akan langsung memahami di mana letak kesalahannya. Apakah karena tindakannya barusan atau karena perkataannya? Akhirnya anak tidak pernah tahu di mana letak kesalahannya dan solusi untuk menyelesaikan dampak dari kesalahan tersebut.
Anak kesulitan berkomunikasi dengan orang lain
Karena orangtua terbiasa menghukum anak dengan silent treatment, anak akan mengira kalau inilah sikap orang dewasa ketika menghadapi suatu masalah. Jangan heran kalau di masa depan si kecil akan menerapkan silent treatment juga dan tidak pintar berkomunikasi dengan orang lain.
Gangguan fisiologis
Via Freepik
Dampak silent treatment terkadang bisa berujung kepada gangguan fisiologis karena stress yang berlebihan. Anak-anak bisa terserang sakit maag, tubuh gemetar, sakit kepala, dan sebagainya.
Jika anak melakukan kesalahan atau membuat orangtua kesal, jangan buru-buru menerapkan silent treatment. Orangtua perlu menenangkan pikiran terlebih dulu. Barulah ajak anak bicara baik-baik. Jelaskan apa yang salah dan beri solusi. Anda juga bisa memancing anak untuk bercerita kenapa melakukan hal tersebut.