Anak pernah terkena Demam Berdarah Dengue (DBD)? Bila belum, jangan sampai ya! Penyakit yang dibawa oleh nyamuk betina Aedes aegypti ini memang termasuk dalam daftar penyakit penyebab kematian anak yang tinggi di Indonesia. Yuk, kenali gejala demam berdarah Dengue pada anak agar bisa segera menanganinya.
Apa itu Demam Berdarah Dengue?
Ada salah kaprah yang terjadi di Indonesia tentang istilah demam berdarah. Demam dengue atau biasa disebut demam berdarah oleh masyarakat merupakan penyakit yang membuat suhu tubuh menjadi sangat tinggi. Biasanya ditambah dengan sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, atau nyeri tulang.
Sebaliknya, yang disebut Demam Berdarah Dengue merupakan versi komplikasi dari demam dengue yang makin parah. Gejala serius seperti adanya kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening tidak terjadi pada demam dengue biasa.
Penyebab Demam Berdarah Dengue
Tentu hal ini sudah jamak diketahui oleh semua orang termasuk para orang tua, bahwa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, DBD bisa menjangkiti anak.
Secara umum, DBD biasa terjadi pada negara-negara subtropis dan tropis seperti Indonesia. Tak main-main, Indonesia merupakan negara kedua yang memiliki kasus DBD terbanyak setelah Brazil.
Gejala Demam Berdarah Dengue pada anak
Gejala Demam Berdarah Dengue pada anak yang ringan biasanya diawali dengan demam tanpa gejala lainnya. Demam ini pun tak langsung muncul. Secara teori, demam baru akan muncul 4-7 hari setelah digigit oleh nyamuk pembawa DBD.
Untuk kasus yang lebih berat, akan muncul gejala Demam Berdarah Dengue pada anak sebagai berikut:
- Demam tinggi. Bahkan bisa mencapai 40 derajat Celcius
- Nyeri bagian belakang mata
- Sakit kepala
- Pembengkakan pada kelenjar
- Mual dan muntah
- Nyeri pada tulang, otot, dan sendi
Gejala-gejala di atas sangat mirip dengan flu biasa, jadi orang tua kurang waspada, anak akan menjadi korban DBD yang dapat membahayakan jiwa. Gejala khas yang bisa Anda jadikan patokan adalah munculnya bintik-bintik merah pada beberapa bagian tubuh.
Sekali lagi, jangan remehkan gejala awal dan gejala umum yang terjadi, karena bila bertambah parah, anak bisa mengalami sindrom syok dengue pemicu kebocoran pembuluh darah dan juga penurunan jumlah sel darah merah.
Penanganan DBD pada anak
Sangat disarankan segera membawa anak ke dokter bila anak mengalami gejala-gejala DBD di atas. Secara teori, dengan meningkatkan sistem imunitas terhadap virus, tingkat keparahan penyakit akan jauh berkurang. Caranya adalah sebagai berikut:
- Pastikan anak mengonsumsi dengan rutin obat penurun panas yang sudah diresepkan dokter. Anda juga bisa memberikan kompres pada dahi untuk menurunkan demamnya
- Jaga anak agar dapat beristirahat dengan sangat cukup
- Cegah dehidrasi anak dengan memberikan anak banyak minum air
- Suapi anak dengan makanan yang bernutrisi tinggi
Bagi Anda yang awam perihal obat-obatan, jangan sampai memberi anak obat pereda rasa sakit, karena dapat mempengaruhi kadar sel darah merah dan meningkatkan risiko perdarahan.
Bila diperlukan, anak akan dirujuk ke rumah sakit sebagai tindakan cepat untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare, muntah lewat infus. Bahkan bila anak tergolong yang banyak kehilangan darah, transfusi darah pun perlu dilakukan.
Pencegahan Demam Berdarah Dengue
Jangan remehkan hal-hal sepele yang di kemudian hari bisa melindungi keluarga dari ganasnya DBD. Berikut yang bisa Anda lakukan:
- Menutup, membalik, atau kalau bisa menyingkirkan media-media penampung air tak terpakai di rumah
- Memasang kawat anti nyamuk di seluruh bagian ventilasi rumah
- Memasang kelambu di tempat tidur
- Menggunakan losion anti nyamuk yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) untuk Anda dan anak yang sudah berusia 2 tahun ke atas
Setelah mengetahui gejala Demam Berdarah Dengue pada anak dan cara penanganannya, tentu Anda akan lebih siap dan sigap bila Demam Berdarah Dengue menjangkiti anak Anda. Semoga sehat selalu ya!