Mampu mendampingi setiap detik perubahan anak, tentu menjadi dambaan bagi setiap orang tua. Termasuk ketika anak-anak tengah memasuki usia baligh. Bagi anak perempuan, mungkin mudah bercerita dengan Bunda, tetapi untuk anak lelaki, akan sulit mengatakannya lantaran malu. Oleh karena itu, mempersiapkan masa akil baligh si kecil sejak dini sangat dibutuhkan, Bun. Ini caranya.
Atur Waktu yang Tepat untuk Komunikasi
Sebelum anak mengalami akil baligh, ada baiknya Anda telah menjalin komunikasi yang intens dengannya. Mulai dari mengajak bermain bersama, menyempatkan diri untuk mengobrol di sela-sela kegiatan sehari-hari. Selain itu, ketika sudah mulai melihat tanda-tanda perubahan pada anak terutama laki-laki, Ayah bisa mendekati dengan menyentuh bahu, lantas berbicara empat mata berdua.
Di waktu mengobrol berdua, Ayah dapat memulai dengan mengatakan mengenai perubahan si anak. Anda pun dapat memanggil dengan kata-kata penuh kasih sayang dan kelembutan, sebelum mulai menceritakan mengenai masa pubertas yang biasa dialami anak remaja. Pelan-pelan, anak akan mulai terbuka meski ada sedikit rasa malu dalam dirinya.
Mulai Ceritakan Mengenai Mimpi Basah dan Menstruasi
Sejak dini, ayah maupun bunda harus aktif menceritakan mengenai ciri-ciri ketika seseorang memasuki usia dewasa. Salah satunya adalah mimpi basah untuk anak laki-laki dan mengalami menstruasi untuk anak perempuan.
Khusus bagi anak laki-laki, ayah mungkin dapat memberi gambaran seperti apa mimpi basah tersebut. Lantas mengajari bagaimana cara membersihkan agar dapat kembali suci untuk dapat melaksanakan ibadah. Begitu pula dengan perempuan. Kali ini Bunda yang akan berperan untuk menceritakan seperti apa menstruasi dan apa saja yang akan dialaminya. Peluk anak ketika mereka ketakutan dan malu. Yakinkan si kecil jika semua itu hanyalah satu fase menuju dewasa.
Jelaskan Kewajiban Setelah Masa Akil Baligh
Usai anak mengerti mengenai tanda-tanda masa akil baligh, Ayah dan Bunda dapat menjelaskan kewajiban yang harus dilakukan. Bagi muslim, ada kewajiban untuk salat lima waktu, berpuasa penuh di bulan suci Ramadan, serta dosa akibat perbuatan yang dilakukan sudah mulai ditanggung si anak. Ayah dan Bunda dapat menjelaskannya dengan perlahan agar anak mengerti.
Selain kewajiban, hal-hal yang harus dihindari ketika sudah memasuki masa akil baligh pun perlu diuraikan. Agar anak mulai menjauhi dan tidak terjerumus pada sesuatu yang salah, yang kelak dapat merusak masa depannya.
Mulai Posisikan Diri Sebagai Sahabat
Pada saat anak sudah melewati masa akil baligh, peran orang tua tidak lagi seseorang yang bergerak untuk mengatur, tetapi mendukung dan memberi arahan yang tepat. Saat inilah, Anda dituntut untuk mampu menjadi sahabat dan orang tua di saat bersamaan. Ketika anak membutuhkan teman berbagi, posisi Anda adalah seorang sahabat yang hanya akan mendengarkan dan memberi nasihat. Ketika sesuatu yang salah telah dilakukan si anak, peran Anda akan berganti menjadi orang tua yang memberi pelarangan demi kebaikan. Tentu, harus dilakukan dengan cara yang baik beserta alasan yang dapat mereka terima, agar tidak menimbulkan konflik yang menjauhkan Ayah maupun Bunda dari si kecil.
Beri Pembekalan Agama yang Kuat
Di samping semua itu, tentu pembekalan agama harus mulai ditingkatkan, mengingat perkembangan teknologi semakin pesat. Anak dapat dengan mudah mengakses hal-hal buruk seperti film porno, majalah dewasa, ataupun permainan yang membuat candu dan membuatnya lalai dari belajar. Nah, dengan adanya pembekalan agama yang kuat, anak dapat dengan mudah membedakan mana informasi yang layak diambil dan ditonton dan mana yang tidak baik untuk anak seusia.
Itulah cara yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk mempersiapkan masa akil baligh si kecil. Semoga bermanfaat.