Ajarkan 5 Hal Berikut Agar Anak Bisa Menepati Janji

familyfire

Melatih anak menepati janji merupakan salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk membentuk perilaku disiplin anak. Tentu bentuk disiplin yang diterapkan sesuai dengan usia dan tumbuh kembang anak. Anak prasekolah belum memahami dengan baik arti kata “janji” karena ini merupakan sebuah konsep yang abstrak baginya. Sama seperti pengajaran konsep lainnya pada anak, melatih soal janji bisa diajarkan melalui tindakan nyata atau practical.

Orang tua selalu menjadi contoh utama dan pertama anak. Dari orang tua pula anak belajar bagaimana menepati janji. Karena setiap tindakan nyata yang ia lihat dan amati menjadi sebuah contoh yang ia tiru nantinya. Sebagai contoh, ibu berkata hendak pergi dan berjanji pada anak pulang saat jam makan siang. Maka, diharapkan ibu menepati janjinya dengan pulang tepat waktu.

Menepati sebuah janji juga berarti menumbuhkan rasa percaya anak pada orang tua. Pada jangka panjang, hal ini membantu anak berlaku sama pada orang lain, yakni membangun kepercayaan orang lain pada dirinya. Kembali lagi, peran orang tua memang krusial dalam isu menepati janji. Jika pun anak lupa atau melanggar kesepakatan, itu lebih karena ia masih mudah terpengaruh oleh hal-hal lain di sekitarnya. Maka, penting untuk juga membantu anak memahami konsekuensi dari setiap tindakan yang ia lakukan.

 

Melatih Anak Menepati Janji

Melatih anak menepati janji

Sumber : Pixabay

 

Ada 5 cara yang bisa Anda lakukan untuk melatih anak menepati janji. Yuk disimak bersama!

 

Lebih dulu tetapkan kesepakatan bersama

Sumber : wexnermedical

 

Menetapkan hal yang disepakati bersama ini sangat penting. Selain itu, kesepakatan tersebut juga merupakan dasar dari setiap tindakan yang harus dipatuhi oleh anak. Bahasakan secara sederhana dan konkret agar mudah dipahami anak. Misalnya, anak hanya boleh makan permen pada akhir pekan atau ketika ayah dan ibu ada di rumah dan tidak bekerja.

 

Berikan alasan jelas dan sederhana

Sumber : radioglobo

 

Jangan menggunakan alasan yang menakut-nakuti anak, karena ini bisa menimbulkan pemahaman yang salah terhadap suatu hal. Berikan alasan yang jelas dan sederhana, sehingga mudah dimengerti anak. Sebagai contoh, anak bertanya mengapa ia hanya boleh makan coklat saat ayah ibu libur. Anda bisa menjawab, karena saat hari libur anak bisa pergi bersama ayah ibu untuk membeli coklat dan memakannya bersama-sama.

 

Ajarkan anak ingat pada janjinya

Sumber : todaysparent

 

Ingatkan anak pada janji atau kesepakatan bersama dengan nada lembut tapi tegas. Ancaman tidak pernah membuahkan hasil selain anak hanya merasa takut tanpa alasan yang jelas. Contohnya, si kecil diajak pergi oleh tantenya. Anda mengingatkan anak bahwa ia boleh makan apa pun, asal tidak coklat dan permen. Katakan saja, “Bilang sama Tante, Kakak boleh beli kue atau biskuit. Coklat hanya boleh kalau sama ibu ya.”

 

Tetapkan dan sepakati konsekuensinya

Sumber : houstonchronicle

 

Dalam setiap kesepakatan, jelaskan pula konsekuensi yang akan ia dapatkan jika tidak menepati janjinya. Misalnya, anak lupa bahwa ia hanya boleh menonton Youtube saat bersama Anda. Rupanya dia sudah nonton lewat ponsel kakeknya. Sebagai konsekuensi, saat waktu menonton Youtube tiba, anak tidak bisa melakukan hal tersebut. Ia hanya boleh bermain atau membaca buku, tetapi tidak menonton Youtube. Satu hal, konsekuensi bukanlah hukuman, tetapi respons terhadap tindakan anak. Anak pun sadar apa yang ia lakukan bisa berdampak pada hal lainnya.

 

Konsisten adalah kunci

Sumber : additudemag

 

Tidak hanya anak yang harus menepati janji, Anda pun demikian. Anda perlu bersikap konsisten pada kesepakatan awal yang telah ditentukan. Memiliki “hati yang kuat” agar bisa menjaga komitmen pada kesepakatan juga harus datang dari Anda. Usir jauh-jauh rasa tidak tega, terutama jika memang apa yang tengah Anda dan si kecil lakukan ini berhubungan dengan upaya mendisiplinkan dirinya.

Melatih anak menepati janji memang tidaklah mudah. Konsisten menjadi kunci utama keberhasilan dalam membiasakan anak mematuhi kesepakatan yang telah dibuat. Terakhir, jangan lupa puji anak setelah ia mampu menepati janjinya. Respons positif akan memperkuat perilaku anak, sehingga ia bisa sungguh memahami pentingnya memegang janji yang telah dibuat.

Exit mobile version