Mata merupakan salah satu indra yang cukup penting. Ketika mengalami keluhan atau kelainan pada organ ini, umumnya orang dewasa tahu apa yang harus dilakukan. Namun tidak demikian dengan anak-anak. Mereka masih awam dengan berbagai jenis sakit mata yang dapat menyerang organ penglihatan ini.
Agar tidak lambat terdeteksi, anak kecil membutuhkan bantuan orang dewasa dalam mengenali keluhan sakit di area mata. Jadi, jangan anggap sepele ketika si kecil mulai merengek sakit mata. Ingin tahu apa saja jenis sakit mata yang perlu diwaspadai oleh orang tua? Baca artikel ini.
3 Jenis Sakit Mata pada Anak yang Perlu Diwaspadai
- Mata Merah
Mata merah pada anak-anak dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: karena masuknya debu atau benda asing pada mata, terlalu lama menonton televisi, dan terlalu lama bermain game di laptop atau gawai.
Paparan radiasi dari layar gawai atau laptop dapat menyebabkan mata menjadi kering, merah, dan gatal. Rasa gatal tersebut yang membuat si kecil mengucek mata hingga mata memerah.
Untuk melindungi mata si kecil, batasi penggunaan laptop atau gawai pada anak-anak. Buat kesepakatan dengan si kecil tentang durasi bermain laptop atau gawai per hari. Selain itu, ajarkan senam mata pada si kecil. Yaitu, mengalihkan padangan selama 20 detik setelah 20 menit menatap layar laptop atau gawai.
- Rabun Jauh
Lebih dikenal dengan istilah “mata minus”. Si kecil dapat melihat benda yang dekat dengan jelas, namun tidak dapat melihat benda yang letaknya jauh. Umumnya dialami si kecil di usia sekolah. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga dialami balita.
Jika si kecil menunjukkan gejala mata yang menyipit ketika melihat benda yang letaknya jauh, segera ajak ke dokter. Karena jika keluhan pada jenis sakit mata ini tidak segera ditangani dengan baik, maka kadar minus pada mata si kecil dapat bertambah.
- Mata Juling
Anda pernah menjumpai seorang dengan kondisi bola matanya tidak sejajar? Jenis sakit mata yang satu ini merupakan salah satu ciri-ciri dari mata juling atau strabismus. Kurang lebih empat persen anak di dunia mengalami angguan penglihatan yang membuat pandangan si kecil tidak fokus di satu titik.
Jika dibiarkan, mata juling dapat berkembang menjadi mata malas (amblyopia) karena salah satu mata jarang digunakan. Anak dapat kehilangan penglihatan jika keluhan ini tidak segera ditangani dengan baik.
Dalam terapi pengobatannya, dokter akan menutup mata yang normal menggunakan kacamata atau penutup khusus. Tujuannya, agar otot mata pada mata yang juling dapat bergerak secara aktif dan kondisi mata si kecil kembali normal.
Waktu yang Tepat Mengajak Si Kecil Periksa Mata
Kesehatan mata si kecil sebaiknya dilakukan sejak dia lahir. Terlebih jika terdapat riwayat gangguan penglihatan pada keluarga atau si kecil lahir prematur.
Pemeriksaan kedua dapat dilakukan ketika si kecil berusia enam bulan hingga satu tahun. Saat si kecil meninginjak usia tiga tahun, lakukan tes ketajaman mata dan berbagai tes penglihatan lainnya. Lakukan tes rutin hingga dia memasuki usia sekolah.
Menginjak usia lima hingga enam tahun merupakan usia yang rentan untuk terkena rabun jauh dan jenis sakit mata lainnya. Oleh karena itu, Anda perlu mengajaknya ke dokter mata setiap dua tahun sekali.
Selain batasan usia di atas, segera bawa si kecil ke dokter mata ketika muncul gejala berikut ini:
- Si kecil tidak fokus ketika melihat sesuatu.
- Anak mengeluh tidak dapat melihat tulisan di papan tulis dengan jelas.
- Terlalu sering mengeluh sakit kepala.
- Mengeluh mengalami penglihatan ganda.
- Menyipitkan mata ketika melihat objek tertentu.
Mata merupakan jendela bagi masa depan si kecil. Oleh karenanya, bantu dia meraih masa depan yang baik dengan membantunya menjaga kesehatan mata dan mengenali jenis sakit mata yang dialaminya sejak dini.