Dalam bahasa medis, susah buang air besar (BAB) disebut konstipasi. Keluhan ini paling sering ditemukan pada anak usia 2-3 tahun, baik itu pada anak laki-laki ataupun perempuan. Namun pada usia lebih besar, konstipasi justru lebih sering dijumpai pada anak perempuan. Tentunya, Anda tidak mau si kecil mengalami konstipasi, bukan? Oleh karena itu, yuk kenali beberapa penyebab anak sering susah BAB.
Menahan dorongan untuk buang air besar
Anak sering susah BAB karena ia mungkin suka mengabaikan dorongan untuk buang air besar. Alasannya bisa karena anak takut pergi ke toilet atau mungkin ia tidak ingin berhenti bermain. Beberapa anak juga melakukan ini saat mereka sedang berada jauh dari rumah. Si kecil mungkin merasa tidak nyaman untuk menggunakan toilet umum, sehingga ia pun lebih memilih untuk menahannya.
Trauma karena peristiwa sebelumnya
Gerakan usus yang menyakitkan, yang disebabkan oleh feses besar dan keras juga dapat membuat anak-anak mengalami trauma. Si kecil pun akan mencoba untuk menghindari pengalaman menyakitkan itu terulang kembali. Pada akhirnya, hal itu malah memicu terjadinya konstipasi.
Mulai belajar berkemih dan buang air besar sendiri
Fase ini lebih dikenal dengan istilah toilet training (latihan berkemih dan buang air besar sendiri). Jika latihan ini dilakukan terlalu dini, anak-anak mungkin akan memberontak. Hal itu juga membuat si kecil mengabaikan dorongan untuk BAB. Akibatnya, penolakan tersebut bisa menjadi kebiasaan tidak disengaja yang sulit diubah.
Si kecil mengalami perubahan pola makan
Perubahan pola makan juga bisa membuat anak sering susah BAB. Hal ini terutama dipicu oleh kurangnya asupan serat atau cairan dalam diet anak Anda. Salah satu fase paling umum ketika anak mulai mengalami konstipasi adalah saat mereka mulai beralih dari makanan cair ke padat.
Segala bentuk perubahan rutinitas
Segala perubahan dalam rutinitas anak Anda – seperti perubahan cuaca, bepergian, atau stres – dapat memengaruhi fungsi ususnya. Anak-anak juga lebih gampang mengalami konstipasi ketika mereka mulai belajar di luar rumah.
Kondisi medis tertentu
Anak sering susah BAB karena mereka mungkin menderita kondisi medis tertentu. Penyakit Hirschsprung adalah salah satu kondisi medis yang dapat memicu konstipasi pada anak-anak. Penyakit ini membuat segmen pada usus besar kekurangan sel ganglion (salah satu jenis sel saraf). Akibatnya, usus besar tidak mampu menerima petunjuk dari otak dengan baik. Bayi yang menderita penyakit Hirschsprung umumnya memiliki berat tubuh yang kecil, serta kerap muntah.
Riwayat keluarga
Meski hal ini masih terus diteliti keakuratannya, para peneliti percaya bahwa riwayat keluarga juga dapat memengaruhi masalah BAB pada anak. Dengan kata lain, jika orang tua sering mengalami konstipasi, hal itu kemungkinan juga akan diturunkan pada anak mereka. Ini biasanya juga berhubungan dengan pola makan keluarga. Bila lingkungan si kecil jarang mengonsumsi serat, itu sedikit-banyak akan memengaruhi pola dietnya.
Terlalu banyak minum susu sapi
Konsumsi susu sapi secara berlebihan, tanpa diimbangi dengan asupan serat, akan memicu konstipasi pada anak. Itu membuat feses si kecil menjadi keras dan akhirnya susah dikeluarkan. Hal yang sama juga berlaku jika anak-anak gemar mengonsumsi produk susu, seperti keju misalnya.
Itulah delapan penyebab umum kenapa anak sering susah BAB. Dengan mengetahui penyebabnya, Anda tentu bisa mencari solusi tepat untuk mengatasi konstipasi pada anak. Ajak pula si kecil untuk lebih sering mengonsumi serat dan memperbanyak minum air, sehingga ia selalu terhindar dari konstipasi.