Tahukah Ayah dan Bunda, speech delay atau keterlambatan bicara akan sangat menganggu tumbuh kembang anak? Sebab, keterlambatan bicara ini menyebabkan anak tidak mampu memahami ucapan orang lain. Selain itu juga belum mampu mengucapkan kalimat lengkap pada usia 2 tahun. Padahal pada usia 1 tahun, umumnya anak sudah dapat mengucapkan beberapa kata yang sederhana.
Ada berbagai penyebab terjadinya speech delay yang sering tidak disadari orang tua. Selain karena gangguan organ pendengaran, keterlambatan ini juga bisa diakibatkan oleh gangguan organ mulut, misalnya karena tongue tie, lip tie, dan bibir sumbing. Penyebab lain karena gangguan otak, serta kurangnya stimulasi terhadap perkembangan bahasa anak.
Stimulasi ini berupa interaksi dan komunikasi antara orang tua atau keluarga terdekat dengan anak dalam kehidupan sehari-hari. Stimulasi yang kurang dapat mengakibatkan anak-anak kudang menguasai kosa kata dan memahami makna ucapan orang lain..
Lalu bagaimana jika buah hati telanjur mengalami keterlambatan bicara? Yuk, simak 5 cara mengatasinya di bawah ini, Ayah dan Bunda!
Ajak anak mendengarkan lagu-lagu anak
Seacara alamiah anak-anak selalu menggemari music dan lagu. Seringnya secara spontan mereka agar berjoget penuh dengan keceriaan. Ayah dan Bunda dapat memanfaatkan situasi ini. Putarlah lagu-lagu anak dengan lirik sederhana sehingga gampang ditiru. Stimulus anak untuk meniru dengan Ayah dan Bunda yang ikut menyanyikan lirik. Ada banyak lagu anak berlirik sederhana seperti Topi Saya Bundar, Pelangi-Pelangi, Lihat Kebunku, Balonku, Naik Kereta Api, Pada Hari Minggu, dan lain sebagainya.
Mendongeng dan membacakan buku
Salah satu manfaat mendongeng ialah mencegah dan mengatasi Speech delay. Ketika Ayah dan Ibu membacakan dongeng, anak-anak akan menangkap kosa kata yang didengarnya. Lama-kelamaan kosa kata sederhana ini dapat ditiru meskipun perkembangannya pelan-pelan.
Ayah dan Bunda juga dapat membacakan buku untuk menstimulus pengetahuan kosa kata anak. Mintalah anak untuk mengucapkan kata-kata yang ia ingat setelah aktivitas membaca selesai. Ulangi setiap hari.
Menstimulus dengan menggunakan bahasa isyarat
Bahasa isyarat tidak hanya diperuntukkan bagi penyandang tuna rungu atau tuna wicara. Anak-anak dengan keterlambatan bicara pun dapat distimulus dengan cara ini. Cara ini memadukan bahasa tubuh dengan gerak bibir. Sebagai contoh ayah dan Bunda menganggukkan kepala sembari berkata “iya” sebagai pertanda persetujuan. Secara perlahan, ajak anak untuk melakukan bahasa isyarat sembari menggerakkan bibir sesuai kosa kata yang berkaitan.
Membiasakan anak berkomunikasi
Kesibukan porang tua untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara berhadap-hadapan acap kali menyebabkan terjadinya speech delay. Sebab kemampuan verbal anak hanya bisa distimulus dengan bahasa verbal juga. Orang tua sebagai orang pertama dan kedua yang lebih dekat dengan anak hendaknya menstimulus bahasa verbal sedari si kecil baru lahir.
Ajakan untuk berbicara sejak dini dapat mencegah terjadinya keterlambatan berbicara pada anak usia dini. Untuk mengatasi pun demikian, ajaklah anak untuk intens berkomunikasi secara langsung. Misalnya Ayah dan Bunda meminta anak untuk menceritakan perasaannya setelah berekreasi, menceritakan aktivitasnya seharian, menyebutkan makanan kesukaan, atau lebih sederhana menyebutkan benda-benda di rumah.
Kerap memberi penghargaan
Berilah penghargaan pada setiap keberhasilan yang anak Ayah Bunda dapatkan. Penghargaan ini tidak melulu soal pemberian barang, namun lebih kepada ucapan dan sikap, misalnya pujian dan pemberian jempol. Penghargaan ketika anak dapat mengucapkan kosa kata baru atau merangkai kalimat, dapat memotivasi anak untuk terus belajar berbicara.
Nah, kelima cara menanggulangi speech delay di atas dapat Bunda dan Ayah praktikkan secara langsung. Namun, jikalau tidak ada perkembangan yang berarti, Ayah dan Bunda tidak perlu berkecil hati. Segeralah datangi terapis professional untuk berkonsultasi agar keterlambatan bicara si buah hati tidak berlarut-larut. Jangan lupa kenali terlebih dahulu penyebab anak mengalami keterlambatan bicara agar penanganannya pun tepat sasaran.