Anak Terlambat Membaca? Bantu Dia dengan Cara Ini

Ketika anak sudah memasuki usia sekolah, kebanyakan orang tua mulai mengajarkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung pada anak. Tak jarang mereka menjadi cemas ketika anak terlambat membaca, belum memahami hitungan, atau tidak mau menulis seperti teman-teman sebayanya.

Berbagai pikiran negatif bermunculan, mungkinkah si kecil mengalami suatu kelainan tertentu? Anda tidak perlu panik, ini yang perlu Anda lakukan ketika si kecil terlambat membaca:

Memahami Tahapan Belajar Membaca pada Anak

Anak Terlambat Membaca

pixabay.com

Ada 3 tahapan yang dapat Anda jadikan acuan dalam memantau perkembangan anak belajar membaca. Tahap pertama, saat anak usia 3 tahun. Pada tahap ini, seharusnya anak sudah belajar mengenal dan mengingat sedikitnya 15 alfabet.

Tahap kedua, ketika anak memasuki usia 4 tahun. Pada tahap ini, Anda dapat mulai mengajari membaca dan mengingat kosakata yang mudah pada si kecil. Misal, mengeja namanya sendiri, mengeja papa atau mama, dan mengenali benda-benda sekitar. Anda dapat melatihnya dengan kartu bergambar.

Tahap ketiga, kemampuan membaca si kecil meningkat saat dia berusia 5 tahun. Pada tahap ini seharusnya dia mulai bisa membaca 2-3 suku kata dengan alfabet yang bervariasi. Sebagai contoh, bermain, belajar, berenang, dan beberapa suku kata lain.

Nah, berdasarkan ketiga tahapan tersebut, anak seharusnya sudah bisa membaca dan memahami cerita sederhana di usia 7 tahun. Namun, ketika memasuki usia 5-6 tahun si kecil justru kesulitan membaca huruf dengan bentuk mirip, seperti b, d, dan p, Anda perlu waspada.

Terlebih ketika si kecil kesulitan mengingat kosakata yang baru diajarkan. Sebaiknya Anda segera mengajak si kecil berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis ahli tumbuh kembang anak.

Mengenal Penyebab Anak Terlambat Membaca

pixabay.com

Ketika anak terlambat membaca, penyebabnya dapat bermacam-macam, di antaranya:

Mengasah Kemampuan Membaca pada Anak

pixabay.com

Kemampuan membaca, masuk dalam tipe kecerdasan linguistik. Kecerdasan ini dapat distimulasi sejak bayi, dengan cara mengajaknya bicara, membacakan buku dengan suara nyaring, atau mengajaknya bernyanyi. Aktivitas inilah yang nantinya akan membangun kebiasaan si kecil untuk tertarik pada buku gambar, buku cerita, simbol, dan huruf.

Ketika si kecil mulai tumbuh besar, berikut beberapa aktivitas yang dapat mengasah kemampuan dan merangsang minat bacanya:

1. Beri contoh

Bagaimana Anda dapat mendorong si kecil membaca, jika Anda sendiri tidak suka membaca? Anda harus dapat mencontohkan kegemaran membaca terlebih dahulu pada si kecil.

Ajak dia rutin membaca, minimal satu cerita setiap hari. Anda juga dapat mengajak seluruh anggota keluarga untuk terlibat dalam kegiatan membaca bersama ini. Membaca buku bersama juga bisa membantu mengatasi kecanduan nonton televisi pada anak.

2. Pilih cerita yang dia sukai

Dalam menerapkan membaca buku pada anak, pilihlah buku yang sesuai dengan minat anak. Misal, buku tentang alat transportasi atau reptil, lebih cocok diberikan pada anak laki-laki. Sedangkan untuk anak perempuan, Anda dapat membelikan buku tentang, binatang peliharaan, atau boneka.

Sebaiknya, biarkan si kecil memilih sendiri tema buku yang dia sukai. Dengan demikian, rasa penasarannya akan mendorong dia untuk membaca buku tersebut.

3. Libatkan kegiatan membaca dalam segala aktivitas

Latihan membaca tidak harus menggunakan buku cerita saja. Namun, Anda juga dapat memulai dari hal-hal yang sering dilakukan si kecil. Misal, ketika dia membuka segel mainannya, minta dia untuk membaca tulisan yang tertera pada wadah mainan tersebut.

Lancar membaca merupakan komponen utama dalam pendidikan si kecil. Namun, ketika anak terlambat membaca, jangan keburu marah dulu, ya, Bunda. Karena setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Terus dukung si kecil untuk belajar membaca dengan nyaman dan menyenangkan. Dengan demikian, minat bacanya akan tumbuh dan berkembang secara perlahan.

Exit mobile version