Baby Talk Dengan Anak, Ini Efeknya

Baby Talk Dengan Anak, Ini Efeknya

 

 

Ketika melihat bayi, semua orang tentu akan merasa sangat gemas. Tanpa disadari, kita mengajak bayi tersebut bicara dengan nada dan lafal ala baby talk untuk menyesuaikan diri. Pikirnya, baby talk bisa membuat bayi paham akan apa yang orang dewasa bicarakan. Berbicara ala baby talk memang terdengar lucu dan sepele. Tapi apakah Anda sudah tahu efeknya baby talk dengan anak?

 

Apa itu baby talk?

 

Baby talk adalah kegiatan bicara layaknya seorang bayi. Di mana oktaf atau nada suara meninggi, emosi gemas yang berlebihan, serta mengganti beberapa huruf atau mengubah lafal suatu kata sehingga terdengar lucu.

Perubahan huruf yang sering terjadi adalah dari S menjadi C, serta R menjadi L. Misalnya saja mamam sebagai pengganti kata makan, cama-cama sebagai pengganti kata sama-sama, atau menyebut lucu sebagai lutuu.

 

Kemampuan berbahasa anak jadi terganggu

 

Anak-anak yang memasuki golden age akan menyerap banyak info di sekitarnya. Termasuk kosakata yang dituturkan oleh keluarganya. Ketika orangtua dan anggota keluarga lain kerap menggunakan baby talk, maka si kecil akan menyerap kosakata-kosakata tersebut. Pada akhirnya si kecil tidak akan memahami kosakata yang baik dan benar sesuai EYD.

Proses berbahasa pun akan terganggu lantaran pemahaman akan kosakatanya berbeda dengan anak lain pada umumnya. Hal ini jelas akan membawa dampak buruk ketika anak memasuki usia sekolah. Ia akan sulit bersosialisasi dan mencerna penjelasan yang diberikan oleh guru.

 

Anak berpotensi jadi cadel

 

Via Freepik

 

Pada baby talk, banyak orang mengubah bunyi huruf R menjadi L dan S menjadi C agar terdengar imut. Jika dilakukan terus menerus, anak tidak akan mengenal bunyi asli huruf R dan S pada suatu kosakata. Lidah anak pun tidak terbiasa untuk melafalkan bunyi huruf tersebut. Alhasil anak berpotensi menjadi cadel.

Ketika anak menjadi cadel, orang lain akan kesulitan memahami perkataan anak dengan baik. Bukan tidak mungkin pula hal ini dijadikan bercandaan oleh teman-temannya sehingga rasa percaya diri anak berkurang.

 

Terbawa hingga dewasa

 

Ketika kita berkomunikasi menggunakan baby talk dengan anak, kata-kata tersebut akan terus merekam dalam memorinya. Jika orangtua terus menerapkan cara bicara ini sampai anak berusia di atas 3 tahun, mereka bisa membawanya hingga dewasa. Kebiasaan ini akan sulit dihilangkan karena sudah terlanjur membekas di ingatan anak.

Di telinga orang dewasa, baby talk akan terdengar sangat menyebalkan saat dilanturkan oleh orang dewasa juga. Orang lain pun bisa salah paham perbedaan kosakata yang digunakan.

 

Anak jadi tidak mandiri

 

Via Freepik

 

Kenyataannya, baby talk dengan anak bisa membuat mereka tumbuh sebagai pribadi yang tidak mandiri alias sangat manja. Pasalnya penggunaan baby talk ini tanpa disadari membuat anak merasa bahwa dirinya masih ada pada tahap tumbuh kembang bayi. Di mana pada tahapan ini ‘bayi’ belum bisa melakukan banyak hal dan sangat bergantung pada orang lain. Orangtua juga terlihat seakan belum siap menerima kondisi anaknya yang sudah bertumbuh.

 

Baby talk dengan anak, boleh atau tidak?

 

Sebenarnya orangtua boleh-boleh saja menggunakan baby talk dengan anak. Namun, perhatikan periodenya. Hentikan kebiasaan berbicara ala baby talk ketika anak menginjak usia 4 bulan. Sesudah itu, orangtua dan orang di sekitarnya harus berbicara menggunakan kosakata dan tata kalimat yang benar. Dengan demikian kemampuan berbahasa anak bisa berkembang dengan baik dan memberikan dampak positif di kemudian hari.

 

Exit mobile version