Langkah awal bercerita adalah memilih jenis dongeng yang tepat. Sebetulnya banyak sekali pilihan cerita yang dapat Anda praktikkan untuk anak. Misalnya, legenda, fabel, superhero, maupun cerita tentang diri Anda sendiri. Lalu, kapan kita menceritakannya kepada anak-anak?
Setiap anak berkembang sesuai dengan usianya. Pada usia tertentu anak memiliki tugas perkembangan yang berbeda. Hal tersebut dipengaruhi perkembangan otak, daya tangkap anak, dan kinestesis anak. Maka, jenis dongeng dapat dipilihkan sesuai dengan usia anak.
Nah, agar Anda tidak salah memberikan cerita pada anak, berikut ini adalah jenis dongeng yang sesuai dengan usia anak.
-
Usia 0-2 tahun
Pada usia ini, otak anak mulai tumbuh. Anak masih sulit untuk membayangkan hal yang belum pernah diketahui sebelumnya. Kosakata yang dimiliki anak juga masih sangat terbatas. Oleh karena itu, imajinasinya juga belum maksimal.
Saat anak Anda berusia 0-2 tahun, lebih baik bercerita dengan bantuan gambar atau benda nyata. Dengan demikian, anak memiliki gambaran hal yang diceritakan.
Contohnya adalah Anda bercerita tentang kancil dan buaya sambil menunjukkan gambarnya. Media bercerita tersebut juga untuk memperkenalkan hal-hal baru yang belum diketahui anak.
-
Usia 2-4 tahun
Usia 2-4 tahun merupakan tahap perkembangan otak yang paling baik. Pada usia ini, anak sudah mulai berimajinasi. Dia pun mulai gemar menonton film-film kartun atau animasi yang penuh daya imasjinasi.
Jenis dongeng fabel sangat cocok untuk anak usia 2-4 tahun. Kisah binatang yang dapat berbicara seperti manusia akan menarik bagi anak. Misalnya, cerita persahabatan kerbau dengan sapi, harimau penguasa hutan, dan sebagainya.
Di samping itu, hal-hal yang bersifat fantasi juga sangat menarik bagi anak. Rasa ingin tahu yang besar membuat anak selalu penasaran dengan hal-hal tersebut. Misalnya, cerita tomat yang hebat, anak ayam yang manja, dan anak nakal yang bersesat di hutan dapat menarik perhatian anak.
Rasa ingin tahu yang besar pada usia ini dapat dijadikan kekuatan untuk menghadirkan tokoh-tokoh dengan karakter unik. Anda juga dapat mencoba bercerita horor untuk membentuk sikap berani dan mandiri bagi Anak. Jika ingin bercerita horor, ingatlah untuk mengemasnya dengan baik dan jangan membohongi anak.
-
Usia 4-7 tahun
Pada periode ini, anak masih menyukai cerita-cerita dongeng dan fantasi lainnya. Akan tetapi, yang diserap tidak hanya daya imajinasi. Anak mulai mencari nilai-nilai dalam dongeng tersebut.
Pada dasarnya di usia ini anak membutuhkan sosok yang menjadi panutan. Oleh karena itu jenis dongeng kepahlawanan yang lucu sangat dinikmati oleh anak. Misalnya jenis cerita perjalanan ke bulan, robot yang pintar, atau cerita-cerita yang menunjukkan tokoh superhero lainnya.
-
Usia 7-12 tahun
Usia 7-12 tahun merupakan tahapan anak menyukai hal-hal yang rasional. Cerita-cerita sejarah dan petualangan sangat menarik baginya. Bagi Anda yang beragama Islam, cerita para nabi dapat dijadikan pilihan.
Anak mulai berpikir hal-hal yang logis pada usia ini. Anak sudah mampu menghubungkan sebab akibat suatu kejadian. Oleh karena itu, petualangan atau kisah perjuangan yang rasional cukup dinikmati oleh anak.
Berbeda dengan usia sebelumnya yang menyukai hal-hal fantasi, di usia ini anak justru mempertanyakan hal-hal fantasi tersebut.
Selain jenis dongeng, usia juga menentukan durasi bercerita. Makin bertambah usia anak, makin betah pula dengan cerita berdurasi lama. Hal tersebut berdasarkan durasi konsentrasi anak pada usia tertentu. Selamat bercerita!