Tantrum merupakan perilaku anak yang sulit ditenangkan. Anak yang tantrum bisa sampai menangis histeris, bahkan ketika berada di tempat umum. Bahkan mereka tidak segan untuk memukul, melempar barang, dan berguling-guling di lantai. Biasanya anak melontarkan tantrum karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.
Anak tantrum di usia dini memang wajar terjadi. Sayangnya, beberapa orangtua panik dan malu dilihat orang sehingga akhirnya mengalah lalu menuruti kemauan anak. Anak pun berpikir tantrumnya berhasil dan akan mengulangnya di lain waktu. Tentu ini akan menyulitkan orangtua dan membiarkan anak bertumbuh dengan sifat buruk.
Oleh karena itu, mari simak tips mencegah dan mengendalikan anak yang tantrum berikut ini!
Tidak panik
Ketika Anda panik, Anda tidak bisa memutuskan dan berpikir jernih mengenai sikap yang perlu diambil untuk menghadapi anak tantrum. Tarik nafas dalam-dalam dan tetap tenang sambil memperhatikan kondisi anak.
Kendalikan emosi
Via Freepik
Emosi marah dan berbicara dengan nada tinggi hanya akan membuat anak terpancing untuk semakin histeris. Sebaliknya, kendalikan emosi dan cobalah berbicara dengan nada yang santai dan mengeluarkan kalimat positif.
Cermati kondisi di sekitar anak
Anak yang sedang tantrum seringkali tidak memperhatikan bahaya di sekitarnya. Ini tugas Anda untuk mencermati dan menyingkirkan sumber bahaya. Misalnya saja kaca, alat makan, serta sumber listrik di dekatnya. Apabila anak tantrum di tempat umum, segera bawa anak ke tempat yang lebih sepi. Dengan demikian anak tidak mengganggu ketertiban umum atau membahayakan orang lain. Saat dibawa ke tempat yang lebih tenang, anak pun akan secara perlahan mengurangi tantrumnya.
Alihkan perhatian anak
Anda juga bisa mengalihkan perhatian anak dari tantrum. Misalnya ia tantrum karena tidak dibelikan mainan. Maka Anda bisa coba memberikannya minuman yang ia sukai atau menunjukkan gambar karakter kesukaannya.
Beri sentuhan kasih sayang
Ketika tantrum dan dibiarkan begitu saja, terkadang anak bukannya tenang malahan semakin histeris karena merasa tidak diperhatikan. Oleh karena itu, beri sentuhan kasih sayang. Misalnya dengan menepuk lembut pundaknya atau mengelus kepala. Dengan begitu anak akan merasa lebih tenang dan merasa diperhatikan oleh orangtuanya.
Beri penjelasan kepada anak
Via Freepik
Tidak ada gunanya berbicara kepada anak ketika mereka masih tantrum dan histeris. Tunggu hingga anak merasa lebih tenang, barulah coba berbicara. Pertama-tama, tanyakan tentang apa yang membuatnya menangis. Setelah ia menceritakan perasaan dan keinginannya, coba jelaskan dari sudut pandang Anda mengapa anak tidak diijinkan melakukan atau mendapatkan sesuatu. Kemudian Anda bisa memberikan beberapa opsi yang bisa anak pilih untuk menggantikannya.
Tidak menuruti semua kemauan anak
Anak sudah tenang, tapi tetap tidak mau melepaskan kehendaknya? Tetap bersabar, ya. Tidak apa jika anak tantrum untuk kedua kalinya. Biarkan anak merasa tenang kembali dengan sendirinya. Anda tidak perlu menuruti semua kemauan anak.
Apabila dituruti, anak akan terbiasa untuk melakukan tantrum demi sesuatu yang ia inginkan. Hal ini tentu tidak baik untuk anak dan akan sangat merepotkan orangtua.
Ada reward, ada hukuman
Ketika anak berhasil meredakan tantrumnya dan mau mendengarkan nasihat orangtua, Anda bisa memberi reward berupa pujian atau pelukan. Namun, jika anak tidak mau berhenti tantrum atau terlalu sering melakukannya dalam berbagai kesempatan, berikan hukuman yang setimpal. Misalnya saja dengan mengurangi waktu bermain atau menerapkan metode time out supaya anak bisa merenungi perbuatannya.
Happy parenting!
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 4.8 / 5. Vote count: 621
No votes so far! Be the first to rate this post.