Obesitas pada anak bisa meningkatkan risiko terjadinya penyempitan pembuluh koroner yang mengalirkan darah ke jantung. Hal tersebut tentu berbahaya, mengingat kekurangan oksigen dalam tubuh dapat menimbulkan kerusakan pada sel otot jantung. Obesitas juga bisa meningkatkan risiko penyumbatan dan peradangan saluran empedu dikarenakan pembentukan batu empedu. Tak hanya itu, obesitas juga dapat berpengaruh pada sendi-sendi tulang yang menopang tubuh anak. Hal ini ditandai dengan terjadinya tulang yang menonjol di beberapa bagian tubuh, serta terjadinya peradangan panggul, sendi lutut, dan pergelangan kaki.
Jika tidak segera ditangani, obesitas pada anak akan mendatangkan permasalahan lain yang cukup serius bagi anak. Pada anak laki-laki, obesitas bisa memengaruhi hormon testosteron serta mempertinggi hormon estrogen yang bisa mengakibatkan penyakit degenerasi dan gangguan seksual. Pada anak perempuan, obesitas bisa mengakibatkan gangguan saat menstruasi dan infertilitas. Obesitas juga menjadi penyebab penyakit lain, yakni diabetes melitus (kencing manis); diabetes merupakan kondisi peningkatan kadar gula darah yang bisa menyebabkan komplikasi.
Obesitas dan diabetes merupakan penyakit yang banyak diderita oleh orang Indonesia. Salah satu pencetus penyakit ini adalah asupan gula yang berlebih dalam makanan maupun minuman yang kita konsumsi. Beberapa penelitian menyebutkan, anak-anak yang berumur 5 hingga 8 tahun mengalami kerusakan gigi akibat asupan gula yang berlebih. Tak hanya kerusakan gigi yang parah, gula juga mampu meningkatkan risiko obesitas pada anak yang akan mendatangkan dampak negatif, baik ditinjau dari segi kesehatan maupun aspek psikologis anak.
Oleh karena itu, asupan gula pada anak sebaiknya dibatasi untuk menghindari obesitas pada anak. Jangan khawatir, anak Anda tetap bisa menikmati makanan sehat yang manis. Namun, gantilah terlebih dahulu penggunaan gula pasir dengan 4 bahan pemanis alami ini.
Madu
Madu mengandung monosakarida yang terdapat pada buah, sehingga juga disebut dengan nama gula buah. Memiliki rasa yang sangat manis, madu dapat menggantikan fungsi gula pasir dalam minuman teh; pembuatan kue; maupun masakan lain. Tidak hanya itu, madu juga mengandung banyak nutrisi baik serta rendah kalori. Nah, saat menggunakan madu sebagai pengganti gula pasir, sesuaikan juga takarannya dengan kebutuhan Anda.
Gula Kelapa
Dalam gula kelapa terkandung disakarida sukrosa atau sakarosa. Selain itu, gula kelapa juga kaya akan kalsium, zat besi dan fosfor yang lebih tinggi dibandingkan gula pasir. Nutrisi lain yang terkandung dalam gula kelapa adalah seng dan inulin, yakni jenis serat yang bekerja sebagai prebiotik dalam tubuh. Prebiotik berfungsi sebagai suplemen yang penting bagi pertumbuhan mikroorganisme baik pada sistem pencernaan.
Sirup Maple
Sirup maple berasal dari getah pohon maple yang banyak tumbuh di daerah Kanada, Amerika Utara. Sirup maple dapat difungsikan sebagai pemanis teh, kopi, maupun dimakan bersama waffle dan pancake untuk sarapan. Dalam sirup maple terkandung mineral, seperti potassium, kalsium, fosfor, mangan, zat besi dan seng. Kalori yang terdapat dalam sirup maple juga lebih rendah dibandingkan madu.
Daun Stevia
Stevia merupakan tanaman famili daun mint yang banyak tumbuh di Paraguy, Amerika Selatan. Zat pemanis dalam daun stevia adalah steviosida dan rebaudiosida. Kedua zat ini memiliki keunggulan dibandingkan pemanis yang lain. Steviosida dan rebaudiosida tidak dapat diubah menjadi asam oleh bakteri dalam mulut, sehingga tidak akan mengakibatkan gigi berlubang. Selain itu, dalam stevia juga terkandung banyak nutrisi baik, seperti karbohidrat, protein, serat, glikosida, mineral, vitamin A dan C.
Demikianlah 4 bahan pengganti gula pasir yang bisa mencegah obesitas pada anak Anda. Semoga bermanfaat.