Beberapa anak dilahirkan dengan bakat tertentu yang melebihi anak lain seusianya. Orang-orang menyebut anak berbakat ini dengan sebutan jenius. Menurut studi, anak jenius memiliki skor IQ 130. Cukup tinggi melewati batas skor IQ normal anak secara umum. Anak-anak jenius ini bukan hanya kompeten di bidang akademik. Tapi ada juga yang di bidang kesenian, linguistik, dan sebagainya.
Anak yang jenius bisa memiliki karir yang cemerlang apabila sejak dini diberi dukungan terbaik oleh orangtua serta orang-orang di sekitarnya. Agar tidak melewati kejeniusan buah hati tercinta, coba simak ciri-ciri anak jenius berikut ini!
Memiliki rasa penasaran yang tinggi
Anak yang memiliki IQ tinggi secara otomatis memiliki rasa penasaran yang begitu tinggi. Mereka tidak akan segan menanyakan segala sesuatu yang ada di depan mata. Jika jawaban yang didapatkan terasa belum membungkam rasa penasarannya, mereka akan terus melontarkan pertanyaan yang penuh dengan logika. Dari situ si anak akan coba memahami dan membayangkan.
Punya metode sendiri untuk belajar
Via Freepik
Anak jenius pada umumnya memiliki metode sendiri untuk belajar atau mengerjakan sesuatu. Ini mungkin terjadi karena mereka merasa metode yang guru ajarkan kurang efisien atau merasa kurang ada tantangan saat mengerjakan tugas. Ya, mereka suka dengan tugas yang penuh tantangan. Karena metode sendiri saat belajar yang berbeda dari anak lain, anak berbakat bisa jadi lebih sering mengerjakan tugas sendirian.
Koleksi kosakata luas
Berbeda dengan anak seusianya, anak jenius atau berbakat cenderung memiliki banyak kosakata yang ia dapatkan dari membaca atau mendengar. Alhasil, kemampuan berkomunikasi mereka sangat baik. Bahkan mereka berakhir lebih banyak berdiskusi dengan orang dewasa dibandingkan teman sebaya karena kemampuan komunikasinya sudah lebih tinggi.
Belajar keterampilan baru sendiri
Kelompok anak-anak jenius atau berbakat mampu mempelajari suatu keterampilan baru sendiri. Biasanya informasi awal yang ia terima itu diperoleh dari melihat dan mendengar orang lain melakukan suatu hal. Menurut sebuah studi, rata-rata anak butuh pengulangan 8-15 kali hingga bisa memahami betul sebuah informasi. Sedangkan anak yang berbakat hanya perlu 1-2 kali pengulangan untuk memahami informasi tersebut.
Lebih peka
Anak-anak yang jenius juga cenderung lebih peka secara emosional ataupun terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Karenanya para gifted child ini selalu fokus pada suatu hal di satu waktu. Mereka juga mudah memahami perasaan dan pendapat orang lain. Masalahnya, kepekaan ini terkadang membuat mereka tidak nyaman dan berakhir jadi introvert.
Punya segudang ide
Via Freepik
Seorang anak yang jenius cenderung memiliki segudang ide. Hal ini terjadi karena mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi lalu diiringi dengan penalaran abstrak dari berbagai sudut pandang. Kemudian muncullah imajinasi-imajinasi yang seringkali masuk dengan logika dan bisa diterapkan di kehidupan nyata. Dari ide-ide ini, anak berbakat mampu menghadirkan solusi bahkan inovasi yang tidak pernah ada sebelumnya.
Demikian ciri-ciri anak jenius. Apabila anak Anda menunjukkan ciri-ciri tersebut, coba ajak mereka ke tenaga pengajar handal untuk memperkuat bakatnya. Lalu, biarkan mereka mengeksplorasi dunia dengan caranya sendiri selama tidak merugikan orang lain.
Jika anak Anda tidak memiliki ciri-ciri tersebut, jangan dipaksakan lalu berkecil hati. Tidak semua anak dilahirkan jadi jenius. Namun, Anda sebagai orangtua tetap dapat memberi dukungan kasih sayang dan pendidikan yang mumpuni agar anak mampu menjalani hidup dengan baik di masa depan.