Dampak Kurang Tidur yang Sering Terjadi pada Anak

Pengaturan durasi tidur anak merupakan salah satu cara mengurangi dampak kurang tidur. Para orang tua hendaknya mencukupi kebutuhan tidur anak sesuai dengan usianya. Anak-anak memiliki lama waktu tidur yang lebih daripada orang dewasa. Durasi tidur tersebut bergantung pada usia anak. Makin kecil usia anak, durasi tidurnya makin lama.

Orang dewasa memiliki waktu tidur 8 jam/hari. Anak-anak tentu saja lebih dari itu. Usia 3–5 tahun 10–13 jam/hari dan 6–13 tahun 10–13 jam/hari. Pada malam hari, anak-anak dapat tidur selama 8 jam. Kelebihannya akan ditambah pada siang hari. Selama 2–3 jam setiap siang, anak dapat menambah durasi tidurnya agar tercukupi.

Tidur merupakan bentuk istirahat yang paling baik. Seluruh aktivitas fisik dan psikis anak diistirahatkan. Oleh karena itu, tidur yang cukup merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap anak. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, beberapa bentuk dampak kurang tidur akan dialami oleh anak. Berikut ini adalah dampak-dampak tersebut.

Sulit Konsentrasi Belajar

Anak yang kurang tidur menjadi sulit konsentrasi menerima pelajaran di sekolah karena mengantuk. Jika tidak ditindaklanjuti, hal tersebut menyebabkan kecerdasan anak menurun. Selama guru menjelaskan materi pelajaran di kelas, anak mendengarkan setengah-setengah. Hal tersebut menyebabkan dia tidak memahami pelajaran dengan baik.

Dampak kurang tidur yang dialami anak adalah tidak dapat memproses informasi dengan segera. Dia merasa tidak bersemangat di sekolah karena tidak dalam kondisi bugar akibat kurang tidur. Hal tersebut menghambat otak anak untuk menerima informasi baru.

Hal tersebut dapat dicegah dengan cara membiasakan anak memiliki pola tidur yang baik sejak dini. Anda sebagai orang tua harus mengatur waktu bermain, belajar, dan istirahat anak dengan baik agar semua kebutuhannya terpenuhi.

Rewel dan Hiperaktif

Hormon pemicu stres akan meningkat saat anak kurang tidur. Anak akan kurang nyaman beraktivitas saat kondisinya mengantuk atau tidak bugar akibat kurang tidur. Gejala tersebut timbul dari perilaku rewel yang ditunjukkan anak.

Perilaku tersebut misalnya anak merasa sedih, marah, khawatir, dan tidak tenang. Perasaan tersebut membuat anak mudah menangis dan mudah marah. Sikap mudah tersinggung tersebut membuat perilaku hiperaktif pada anak.

Tidak Nyenyak Tidur di Malam Hari

Tidur siang justru akan membuat anak tidur dengan nyenyak. Anak yang kelelahan di siang hari tidak nyenyak tidur di malam hari. Mereka juga sering kali menangis sebelum tidur karena hal tersebut. Sebaiknya, aturlah jadwal anak agar siang hari dapat tidur, meskipun sebentar.

Lama-kelamaan Akan Obesitas

Mengapa tidur tidak cukup waktu menyebabkan obesitas? Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health mengemukakan 92% anak yang kurang durasi tidurnya akan obesitas saat dia dewasa. Sementara itu, penelitian dari Archives of Disease in Childhood mengungkapkan anak yang kurang tidur pada usia 2 tahun, akan mengalami obesitas di usia 7 tahun.

Obesitas tersebut disebabkan selera makan meningkat saat dia tidak tidur. Sebetulnya, anak yang kurang tidur mengalami kelelahan karena waktu yang seharusnya untuk istirahat digunakan untuk aktivitas. Kelelahan tersebut menyebabkan hormon yang memicu selera makan meningkat.

Obesitas sebagai dampak kurang tidur tidak terjadi saat itu juga. Akan tetapi, selang beberapa waktu kemudian setelah makanan-makanan tersebut tertimbun di tubuh anak.

Mari Ayah dan Bunda, kenali waktu tidur anak berdasarkan usianya. Selain itu, bujuk anak untuk tidur tepat waktu sesuai dengan pola yang sudah dibiasakan. Hendaknya pola tersebut diberlakukan setiap hari, hari libur tidak menjadi pengecualian.

Lakukanlah beberapa hal agar anak memiliki lama waktu tidur yang sesuai. Misalnya, tidur dan bangun tepat waktu, membacakan dongeng sebelum tidur, memberikan makanan bergizi, serta ciptakanlah suasana kamar yang nyaman di malam hari. Dengan demikian, dampak kurang tidur pada anak dapat terkurangi.