Sebelum mengikuti pendidikan formal yang dimulai dengan SD (Sekolah Dasar), para balita butuh mengenyam pendidikan non-formal yang sering disebut sebagai pra-sekolah atau pre-school. Pasalnya usia 5 tahun pertama merupakan golden age di mana sel-sel otak dan tubuh mengalami banyak tumbuh kembang. Kegiatan utama anak di masa pra-sekolah adalah belajar sambil bermain. Pra-sekolah sendiri bisa dilakukan melalui lembaga pendidikan ataupun homeschooling.
Homeschooling untuk pra-sekolah menjadi pilihan bagi orangtua yang memiliki keterbatasan budget ataupun kesulitan mencari pre-school di domisili tempat tinggal. Apakah homeschooling untuk pra-sekolah itu bisa menjamin anak siap menjalani pendidikan formal dan mampu bersaing dengan anak yang mengikuti pra-sekolah oleh lembaga pendidikan? Mari simak pro & kontranya!
Mengenal homeschooling untuk pra-sekolah
Via Freepik
Homeschooling untuk pra-sekolah merupakan sebuah program belajar bagi para balita yang dilakukan dari rumah. Tenaga pengajarnya adalah orangtua atau guru private. Pembelajaran pada homeschooling ini biasanya meliputi pengetahuan dasar seperti warna-warna, angka, bentuk, dsb. Anak-anak juga diberikan mainan/kegiatan yang mampu mengasah kemampuan motorik kasar dan halus.
Pro homeschooling untuk pra-sekolah
Ketika Anda memutuskan untuk mengajarkan anak pra-sekolah dengan metode homeschooling, inilah beberapa poin pro atau manfaat yang akan didapatkan:
- Proses belajar disesuaikan dengan kebutuhan anak
Homeschooling berarti hanya ada 1 murid, yaitu anak Anda saja. Dengan demikian, proses belajar bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa ada pihak lain yang dirugikan. Apabila anak tergolong pembelajar yang lambat, maka materi pembelajaran bisa dibuat berulang-ulang. Sedangkan untuk anak yang mudah bosan, kegiatan belajar bisa didominasi dengan aktivitas luar ruangan. Ketika proses belajar sesuai dengan kebutuhan anak, maka mereka bisa fokus dan menguasai materi.
- Waktu yang fleksibel
Waktu belajar lewat homeschooling sangat fleksibel. Anda bisa menyesuaikannya dengan jadwal kesibukan harian. Bahkan menyesuaikannya dengan waktu di mana anak lebih fokus dan mood belajar. Pasalnya ada anak yang lebih mudah menyerap materi di pagi hari, sedangkan anak lainnya di sore hari.
- Kurikulum dan lingkungan belajar dapat disesuaikan
Jika Anda bertindak sebagai guru homeschooling anak pra-sekolah, maka Anda memiliki kuasa penuh untuk menentukan kurikulum dan lingkungan belajar. Saat ini ada banyak panduan kurikulum dan tips mengajar yang dibagikan di internet. Dengan begitu, Anda tetap bisa mengajarkan anak sesuai tahap tumbuh kembang di usianya.
- Menghindari elemen sosial yang negatif
Beberapa anak mungkin belum siap menerima semua informasi dari lingkungan luar keluarga. Jika dipaksakan, anak berpotensi terpapar elemen sosial yang negatif. Entah mereka akan merasa tidak aman atau malah ikut-ikutan pergaulan yang salah. Beberapa elemen sosial yang negatif di antaranya adalah perilaku intimidasi, bullying, rasisme, dan sebagainya. Dengan homeschooling, orangtua bisa mengawasi anak dari elemen-elemen tersebut.
Kontra homeschooling untuk pra-sekolah
Meski memiliki manfaat tersendiri, nyatanya homeschooling untuk pra-sekolah memiliki celah kekurangan bagi tumbuh kembang anak. Di antaranya adalah:
- Anak kesulitan bersikap disiplin
Karena jadwal belajar homeschooling yang fleksibel, kesempatan anak-anak untuk belajar disiplin menjadi berkurang. Apalagi beberapa orangtua tidak cukup tega menegur anak saat melakukan kesalahan.
Beda dengan pra-sekolah umum yang memiliki jadwal belajar bersama. Anak akan belajar bangun dan berangkat tepat waktu. Beberapa pra-sekolah juga memiliki seragam sehingga anak bisa belajar disiplin dan bertanggung jawab dari hal yang sepele.
- Kurangnya keinginan untuk bersaing dengan sehat
Kehidupan ini pada dasarnya adalah kompetisi dengan sesama, di mana masing-masing anak harus bersaing untuk mendapatkan posisi yang baik. Saat anak belajar sendirian, mereka tidak akan belajar untuk bersaing dengan sehat. Tidak ada yang menang dan kalah, tidak ada peringkat dan sebagainya. Pada akhirnya anak akan terlalu santai dan tidak ada keinginan untuk jadi yang terbaik hingga dewasa nanti.
Jika mengikuti pra-sekolah bersama teman-teman, anak-anak akan belajar untuk bersaing. Misalnya untuk jadi ranking 1 atau top student, maka harus rajin belajar.
- Anak kurang bersosialisasi
Anak yang kurang sosialisasi akan menjadi kuper, pemalu, bahkan anti sosial. Maka, Anda perlu menambah kegiatan ekstra agar anak memiliki kesempatan bersosialisasi. Misalnya mengikutkan kursus kesenian, bergabung ke klub olahraga, dll.
- Pengembangan keterampilan yang terbatas
Kelemahan homeschooling pra-sekolah yang cukup terasa adalah adanya keterbatasan pengembangan keterampilan. Misalnya untuk keterampilan kerjasama, diskusi, dan berbicara di depan banyak orang.
- Orangtua kewalahan
Kebanyakan homeschooling untuk pra-sekolah diajarkan oleh para orangtua. Kemampuan dan pemahaman orangtua pastinya berbeda dengan tenaga pengajar profesional yang sudah biasa menangani anak-anak. Orangtua akan kewalahan untuk menerapkan metode belajar hanya dengan modal internet dan tukar pengalaman. Ketika anak tantrum, bisa saja mood orangtua ikut terpengaruh sehingga proses belajar jadi tidak maksimal. Apalagi bagi orangtua yang sibuk bekerja, tentunya akan melelahkan jika harus meluangkan waktu mengajar dan menggali informasi dari berbagai sumber.
Solusi pra-sekolah yang tepat untuk anak
Dilihat dari segi pro, homeschooling untuk pra-sekolah memang cocok untuk Anda yang memiliki waktu khusus untuk mendidik anak secara intensif dan dekat dengan keluarga. Namun jika Anda tidak mampu menghadapi nilai kontra dari homeschooling pra-sekolah, sebaiknya serahkan kepada lembaga pre-school terbaik seperti Apple Tree Pre-School BSD yang mengadopsi kurikulum Singapura. Fasilitasnya lengkap, lingkungannya ramah dan aman, serta didukung oleh tenaga pengajar profesional. Tersedia kelas bahasa Inggris dan bahasa Mandarin.