Selain mengisap jempol, ada satu lagi kebiasaan anak yang kelihatannya simpel tetapi harus segera dihentikan yakni menggigiti kuku. Kalau anak Anda punya kebiasaan menggigit kuku, dia bukanlah satu-satunya. Sekitar 50 persen anak-anak usia 10 hingga 15 tahun suka menggigiti kukunya dan kebiasaan ini bisa dimulai sejak kecil.
Kebiasaan menggigit kuku adalah salah satu cara menunjukkan kecemasan atau rasa gugup. Perlu diingat bahwa beberapa peristiwa penting seperti hari pertama sekolah atau waktu tampil untuk pertunjukan seni bisa saja membuat si kecil stres dan menggigit kuku. Beberapa kebiasaan lain yang termasuk kategori body-focused repetitive behaviour antara lain menggulung-gulung rambut, mengorek hidung dan lain sebagainya.
Jika Anda merasa anak terlalu sering melakukannya, ini saatnya Anda mulai mencari cara menghentikannya. Beberapa langkah berikut ini mungkin akan membantu si kecil menghilangkan kebiasaan buruknya.
Potonglah Kukunya Setiap Hari
Memotong kuku anak setiap hari akan mengurangi bagian yang kotor di ujungnya. Selain mengurangi kotoran dan bakteri yang masuk ke mulut, jika bagian kuku tidak panjang kemungkinan tidak ada ujung yang bisa digigitnya lagi. Ini secara otomatis bisa membuat anak mengurangi kebiasaan buruk ini.
Beri Anak Sesuatu untuk Mengalihkan Perhatiannya
Jika kebiasaannya menggigit kuku adalah karena anak rasa cemasnya, Anda bisa menggantinya dengan sesuatu untuk membuat jari-jarinya tetap sibuk. Beri anak batu atau mainan empuk yang bisa digenggam. Cara ini biasanya cukup ampuh mengalihkan perhatiannya untuk mulai menghentikan kebiasaan menggigit kuku.
Beri Anak Peringatan Lewat Pertanda Khusus
Ketika Anda mulai melihat si kecil gelisah dan mendekatkan tangannya ke mulut, sentuh dia dengan pelan atau katakan sesuatu sebagai kode agar dia berhenti. Meski sudah dilarang, anak kadang tetap menggigiti ujung jarinya dalam keadaan tidak sadar. Kode dari Anda akan membuatnya lebih awas dan sadar ketika kebiasaannya ini muncul.
Buat Sistem Reward
Ketika kebiasaan menggigit kuku semakin parah, coba terapkan sistem reward. Beri dia stiker sebanyak jumlah hari saat dia tidak menggigit ujung jarinya. Anda bisa membuat batasan misalnya dia boleh membeli buku bacaan atau mainan kesukaannya jika berhasil melewati 3 hari tanpa menggigit kuku.
Menghias Kuku
Cara ini mungkin tidak cocok diterapkan untuk anak laki-laki, tetapi anak perempuan Anda pasti akan menyukai ide ini. Ajak anak bersama-sama mewarnai atau menghias kukunya dengan cantik. Selain bisa menghabiskan waktu bonding bersama si kecil, kuku cantik ini mungkin akan membantu anak untuk tidak melakukan kebiasaan buruknya lagi.
Beri Anak Sesuatu yang Bisa Dia Masukkan ke Mulut
Coba cari sesuatu yang aman untuk dimasukkan anak ke dalam mulut. Camilan sehat atau mainan yang empuk bisa jadi pengganti yang efektif.
Biarkan Anak Belajar dari Konsekuensi
Perlu diingat bahwa kadang konsekuensi dari sesuatu itulah yang akan menjadi guru terbaik bagi anak. Jika si kecil sering menggigit kuku dan tangannya terluka bahkan berdarah, ini mungkin akan menjadi motivasi terbesar baginya untuk menghentikan kebiasaan menggigit kuku.
Hal terpenting yang harus Anda ingat adalah jangan sampai cara Anda malah membuat kebiasaan anak semakin parah. Mengejek, menghukum atau mempermalukan si kecil dengan kebiasaannya mungkin akan memberikan dampak negatif alih-alih membuatnya berhenti.
Bantu anak mengatasi kebiasaannya menggigit kuku tanpa harus terfokus membuatnya berhenti. Meneriaki atau mengatainya jorok tidak akan membantu banyak. Menceramahinya panjang lebar tentang dampak buruk dari kebiasaannya itu juga tidak akan langsung membuatnya kapok. Terapkan tips di atas sembari tetap bersabar memberikan si kecil waktu untuk berubah adalah langkah terbaik yang bisa Anda lakukan sebagai orang tua.