Selain menyiapkan anak menjadi pemenang di era kompetisi seperti saat ini, orang tua juga memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkannya menerima kekalahan. Hal tersebut bertujuan agar anak-anak memiliki semangat kompetisi yang positif dan sukses dalam persaingan.
Ajarilah anak untuk menghargai proses. Jika anak merasa minder dengan ketidakberhasilannya dalam suatu hal, motivasilah bahwa setiap usaha tidak selalu membuahkan hasil yang baik. Bagaimana cara mengajarkan anak menerima kekalahan, padahal orang tua memiliki tugas untuk mengantarkan anak menuju kesuksesan? Inilah cara-caranya.
-
Tekankan pada Kesuksesan, Bukan Pemenang
Salah satu indikator sukses adalah menang. Akan tetapi, dalam hidup tidak selamanya menjadi pemenang. Mengajarkan anak menerima kekalahan berarti mengajarinya untuk menerima sukses dalam versi yang berbeda. Sukses mengendalikan diri untuk menghadapi kekalahan karena kekalahan pasti akan dialami semua orang.
Salah satu kesuksesan adalah mampu menjaga diri dari emosi yang berlebih saat hasil yang diharapkan tidak sesuai keinginan. Ukuran sukses tidak hanya hasil yang paling baik, tetapi sukses juga bermakna mampu mengendalikan diri. Menerima kekalahan merupakan bentuk pengendalian diri yang baik.
-
Ajarkan Anak untuk Mengakui Keberhasilan Orang Lain
Salah satu kebiasaan yang harus diajarkan kepada anak adalah mengakui keberhasilan orang lain. Meskipun secara teoretis hal tersebut sudah diajarkan di sekolah, saat dewasa nanti mengakui keberhasilan orang lain masih sangat susah dilakukan.
Sikap menerima kekalahan dapat diawali dengan memberikan selamat kepada pemenang. Katakanlah kepada mereka bahwa setiap orang tidak selalu mendapatkan hal-hal yang diinginkan. Setiap usaha yang dilakukan terkadang tidak sesuai harapan. Saat kita telah berusaha, harus siap dengan dua kemungkinan: berhasil atau gagal.
-
Ajaklah Anak untuk Menghargai Proses
Setiap proses selalu memberikan pelajaran-pelajaran tersendiri yang bermanfaat untuk kebaikan anak di masa depan. Ajaklah anak untuk belajar dari proses yang dilaluinya, apa saja yang harus dia perbaiki agar lebih baik lagi ke depannya.
Sebaiknya, Anda juga mengapresiasi setiap usaha anak menuju kesuksesan, meskipun hasilnya belum maksimal. Berilah motivasi untuk memperbaikinya suatu saat nanti.
Terkadang, sikap orang tua yang menyalahkan anak membuat mereka sulit menerima kekalahan. Anak menjadi takut untuk menceritakan kekalahan. Padahal, anak sangat butuh dukungan orang tua untuk melewati masa-masa tersebut.
-
Jangan Membanding-bandingkan Anak
Cara lain yang dapat dilakukan untuk membuat anak menerima kekalahan adalah tidak membanding-bandingkannya dengan anak lain. Sebagian orang tua terkadang salah memberikan motivasi kepada anak. Untuk membuat anak berprestasi, mereka menyemangati dengan membandingkannya.
Langkah tersebut termasuk hal yang harus diperbaiki sebagai orang tua. Anak akan merasa stres saat dibanding-bandingkan. Setiap anak memiliki kelebihan masing-masing. Memberikan standar orang lain untuk anak Anda akan membebani dirinya.
Terkadang, beberapa orang tua bahkan membandingkan anak-anak mereka sendiri. Misalnya, si adik selalu dibandingkan dengan kakaknya. Meskipun sekandung, mereka berdua memiliki karakter yang berbeda. Oleh karena itu, pelajaran menerima kekalahan harus dimulai dari dalam keluarga. Kakak atau adik tidak saling iri dengan keberhasilan masing-masing.
Terkadang, bukan orang lain yang membanding-bandingkan diri anak. Akan tetapi, anak yang melihat orang lain sebagai patokan untuk dirinya. Dia akan merasa gagal saat tidak bisa sama dengan temannya. Nah, tipe anak yang seperti ini harus dimotivasi untuk siap menerima kegagalan. Awal dari rasa menerima kekalahan adalah tidak menyamakan diri sendiri dengan orang lain.
Demikianlah tiga cara mengajarkan anak menerima kekalahan. Semoga dapat Anda terap