Cara Melihat Kecerdasan Alami Anak

Setiap anak terlahir dengan jenis kecerdasan dan bakat yang berbeda. Beberapa di antaranya memiliki kecerdasan alami dan bakat yang lebih berkembang dibandingkan dengan anak-anak lainnya.

Orang tua mana pun tentunya akan merasa senang jika pertumbuhan anaknya jauh lebih pesat. Tugas selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengarahkan sang anak untuk mengembangkan potensi tersebut agar bisa lebih optimal.

Sebenarnya cara melihat kecerdasan alami anak cukup mudah, yang terpenting adalah kepekaan orang tua terhadap ciri-ciri kecerdasan tersebut.

Berikut beberapa ciri-ciri kecerdasan alami pada anak.

 

1. Rasa ingin tahu tinggi

 

Source - pixabay

Source – pixabay

Jangan heran jika anak selalu bertanya dan penasaran akan hal-hal baru yang ada di lingkungannya. Walau terkadang pertanyaan-pertanyaan tersebut menyita atensi orang tua, sempatkanlah untuk menjawab atau memberi penjelasan, karena hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan bakat anak dalam menganalisis suatu masalah. Karena itu, sangat bijak jika orang tua bersabar dan menjawab semua pertanyaan sang anak.

 

 

2. Memiliki tingkat keaktifan tinggi

 

Anak yang cerdas senang bergerak dan beraktivitas, terutama pada hal-hal yang digemarinya. Kecerdasan alami pada anak yang aktif dapat dilihat dari kemampuannya memusatkan konsentrasi.

Mintalah ia untuk melakukan sebuah aktivitas dan perhatikan, jika anak tersebut fokus terhadap aktivitas yang ia lakukan, maka ia memiliki kecerdasan alami yang tinggi. Orang tua dapat mengarahkan kecerdasan tersebut dengan memberi mainan edukatif seperti puzzle atau menyusun balok.

Cara lainnya, jika sang buah hati lebih senang berkegiatan di luar rumah, dapat diajak untuk berolahraga ringan di taman atau berkebun di halaman rumah.

 

3. Daya ingat tinggi

Source – SolusiSehatku

 

Memiliki memori yang cukup baik akan menguntungkan sang anak di masa depan, terutama ketika melakukan kegiatan belajar di sekolah. Lalu, bagaimana cara melihat kecerdasan alami anak yang memiliki daya ingat tinggi?

Perhatikanlah ketika anak membaca buku cerita atau menonton film. Dia akan dengan mudah mengingatnya dan dapat menceritakan kembali dengan baik. Berilah buku cerita atau film yang mendidik agar hal-hal baik tertanam dalam memorinya.

 

4. Menguasai bahasa dengan cepat

 

Untuk anak usia 2-5 tahun mungkin masih sulit menguasai bahasa yang baik dan benar karena pemahaman kosakata yang dimiliki masih sedikit. Tetapi beberapa anak dianugerahi bakat alami dalam berbahasa dengan mengoleksi kosakata lebih banyak dari teman sebayanya. Untuk itu, orang tua disarankan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik di depan anak agar mereka dapat menyerap bahasa yang baik pula.

 

5. Banyak khayalan atau imajinasi

Source – pixabay

 

Orang tua sering kali tidak peduli dengan imajinasi yang ada dalam benak anaknya karena sering dianggap tidak penting. Padahal, salah satu cara melihat kecerdasan alami anak harus didahului dengan merangsang daya imajinasinya. Rangsangan imajinasi dapat dilakukan dengan memberi buku cerita, video game, atau film.

Imajinasi yang tinggi dapat membuat merangsang dan meningkatkan kemampuan komunikasinya, sehingga kelak bisa membantunya memecahkan masalah dengan kreatif.

Anak yang memiliki kelima ciri tersebut, memiliki potensi yang besar. Jika masih penasaran dengan kecerdasan anak, orang tua dapat melakukan uji intelegensi (IQ) sejak anak berusia 3 tahun, dengan catatan adanya persetujuan dari sang anak.

Pengujian ini sebenarnya tidak wajib dilakukan, karena umumnya pengujian intelegensi dilakukan pada anak di tingkat sekolah dasar. Perlu diketahui pula bahwa IQ hanyalah salah satu dari banyak faktor penentu bakat dan kecerdasan anak.

Setelah dapat melihat kecerdasan alami anak, tugas orang tua selanjutnya adalah mencari tahu minat dan bakatnya. Setidaknya ada delapan jenis kecerdasan pada anak, yaitu kecerdasan musikal, logika, alam, bahasa, spasial, kinetik, interpersonal dan intrapersonal.

Sebaiknya setiap orang tua jeli melihat bakat yang dimiliki anak-anaknya. Namun demikian, tidak diperkenankan untuk memaksa mereka agar tertarik pada aktivitas tertentu hanya untuk memenuhi obsesi orang tua. Sekalipun anak memiliki kecerdasan di atas rata-rata, paksaan untuk mendalami bidang tertentu akan merusak mentalnya di masa depan.

 

Exit mobile version