Sebagai orang tua, Anda harus mengenali perkembangan normal pada anak, dari fisiknya hingga mentalnya. Salah satu yang harus diperhatikan adalah perkembangan bahasa. Jangan sampai anak terlambat bicara atau speech delay dan orang tua tidak menyadarinya.
Idealnya anak sudah bisa mengungkapkan 20-100 kata pada usia 18 bulan. Anak-anak juga harus bisa berkomunikasi dengan kalimat sederhana pada usia 2 tahun. Jika perkembangan bahasa anak tidak sesuai dengan kemampuan di atas, kemungkinan anak mengalami speech delay.
Penyebab terlambat bahasa pada anak
1. Terdapat gangguan di mulut
Anak bisa jadi memiliki masalah di lidah atau langit-langit mulut. Selain itu, terdapat frenulum atau lipatan yang berada di bawah lidah yang pendek, sehingga dapat membatasi pergerakan lidah untuk memproduksi kata-kata.
Anak dengan speech delay bisa jadi dikarenakan adanya masalah pada oral motor. Ini terjadi ketika ada masalah di area otak yang bertanggung jawab pada bahasa, sehingga anak sulit untuk mengkoordinasikan mulut, lidah, dan rahang untuk mengeluarkan suara. Masalah lain yang timbul karena gangguan oral motor adalah kesulitan makan.
2. Terdapat gangguan di telinga
Gangguan telinga adalah salah satu penyebab umum terjadinya speech delay. Inilah mengapa seorang dokter THT harus mengetes pendengaran anak ketika terjadi masalah terlambat bicara. Anak yang sulit mendengar akan sulit artikulasi, memahami, mengimitasi, dan menggunakan bahasa.
Infeksi telinga, terutama infeksi kronis, dapat mengganggu pendengaran. Oleh karena itu, orang tua harus segera mengobati jika infeksi tidak langsung diobati. Selama salah satu pendengaran masih berfungsi normal, kemampuan bahasa dan bicara akan berkembang normal.
3. Deprivasi lingkungan
Penyebab anak terlambat bicara adalah deprivasi lingkungan, seperti lingkungan yang sepi, sikap orang tua, status ekonomi sosial, serta teknik pengajaran yang salah.
Salah satu contohnya anak sudah dikenalkan dengan gadget dan televisi sejak dini. Mulanya alat elektronik itu berfungsi menghibur dan mendidik anak. Tetapi tidak sedikit orang tua yang meninggalkan anaknya asyik sendiri menatap layar hingga 2 jam karena orang tua harus melakukan aktivitas lain. Padahal, anak belajar bicara dengan cara berinteraksi langsung dengan orang karena ia melihat ekspresi orang tersebut.
4. Anak mengalami gangguan perkembangan
Speech delay juga bisa disebabkan anak mengalami gangguan perkembangan seperti retardasi mental atau autisme. Perlu diingat bahwa hal ini tidak berlaku sebaliknya, yaitu anak yang speech delay bukan berarti retardasi mental atau autisme.
Contohnya, anak autisme memiliki tanda lain seperti tidak tertarik dengan respons sosial, jarang atau tidak pernah meniru gerakan orang lain, atau lebih tertarik pada benda daripada orang.
Orang tua bisa melakukan pencegahan
1. Habiskan waktu dengan berkomunikasi dengan anak
Semenjak bayi, Anda harus mengajak anak untuk berkomunikasi seperti berbicara, menyanyi, mendorong anak untuk meniru suara dan gestur. Sampaikan bahasa secara ekspresif dan hindari berkomunikasi dengan bahasa bayi.
2. Baca buku sebelum tidur
Baca buku sebelum tidur bisa dilakukan semenjak anak masih bayi. Gunakan buku yang cocok untuk anak dan penuh dengan gambar sehingga anak tertarik. Anda bisa menggunakan buku dengan tekstur yang bisa anak sentuh.
3. Gunakan situasi sehari-hari
Untuk memperkuat bahasa dan bicara anak, ajaklah anak bicara saat sedang beraktivitas. Misalnya, jika Anda pergi ke toko swalayan, kenalkan pada anak nama-nama makanan dan jelaskan juga apa akan Anda masak. Contoh lainnya adalah mengenalkan benda-benda yang ada di kamarnya.
Orang tua harus rajin memberi stimulus untuk mencegah speech delay pada anak. Jika orang tua sudah mendeteksi adanya gangguan pada organ bicara atau pendengaran, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.