Semakin anak beranjak besar, semakin banyak pula ragam tingkah laku yang ia tunjukkan. Aturan yang selama ini Anda buat sedemikian rupa, tiba-tiba banyak dilanggar oleh si kecil. Kesabaran Anda tengah diuji, ditambah mood anak yang juga mudah berubah. Ketika satu hal membuat dirinya merasa tidak nyaman atau tidak suka, ia bisa mengekspresikan rasa frustrasi, kesal, sedih, atau marah.
Pada saat demikian, salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk menenangkan anak adalah dengan menerapkantime out. Pada metode ini, Anda meminta anak menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan. Sejatinya, menerapkan time out bukanlah hukuman, melainkan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengelola perasaan frustrasi dan mengubah perilakunya.
Biasanya, pemberian jeda waktu ini diberlakukan ketika anak melakukan suatu tindakan yang tidak menyenangkan dan merugikan dirinya maupun orang lain. Sebagai contoh, memukul kakak/adik/teman, melempar barang, marah-marah sampai berteriak, merengek, dll. Pemberian time out bisa bekerja maksimal jika Anda mengetahui cara efektif dalam penerapannya.
Cara Efektif Menerapkan Time Out
Tidak semua anak cocok dengan metode ini dalam upaya mendisiplinkan dirinya, maka seharusnya Anda juga mengenal betul karakter dan kepribadian anak. Perlu diingat, time out hanya bersifat sementara dan bukan merupakan sebuah hukuman. Tujuan utamanya adalah memberi anak jeda waktu agar ia lebih ‘dingin’ dan mampu meredakan emosi yang bergejolak dalam dirinya. Supaya tidak salah langkah, inilah 4 cara efektif menerapkan time outpada anak.
Pilih tempat yang minim gangguan
Setelah Anda menarik anak dari kejadian yang membuatnya bertindak tidak menyenangkan, Anda harus menugaskan anak pergi ke suatu tempat di rumah yang minim gangguan. Pilih tempat yang minim gangguan, tetapi Anda tetap bisa memantaunya. Jangan pilih ruangan gelap atau menyeramkan, atau malah sengaja mengunci anak dari luar. Contoh tempat yang ideal misalnya, salah satu sudut di ruang keluarga di mana sebuah kursi diletakkan di situ. Bisa juga kamar si kecil, tetapi pastikan pintu tetap terbuka.
Tahan diri Anda
Tujuan menerapkantime out adalah memberikan anak waktu untuk mendinginkan kepalanya. Maka, Anda harus menahan diri. Jangan menghujani anak dengan ceramah, nasihat, omelan, apalagi teriakan. Jadikan waktu ini sebagai waktu untuk menenangkan diri sesudah menghadapi situasi yang panas, baik anak maupun diri Anda. Kalau ia belum juga tenang dari perilaku yang dilakukan, cukup katakan dengan tegas menggunakan kalimat pendek. Misalnya, anak memukul adiknya. Katakan, “Tidak boleh pukul, itu sakit. Berhenti.”
Perhatikan durasi time out
Para ahli sependapat bahwa waktu untuk time out harus sesuai dengan usia anak dikalikan dengan 1 menit. Maka, menerapkan time out untuk anak 3 tahun cukup selama 3 menit, 4 tahun selama 4 menit, demikian seterusnya. Akan tetapi, Anda juga dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu. Apabila kurang dari waktu yang ditentukan anak sudah lebih tenang, lakukan time in. Dekati anak dengan memeluknya dan hargai usaha dirinya dalam mengelola emosi yang ia rasakan saat itu.
Seimbangkan dengan time in
Time in justru menguatkan perilaku positif yang dilakukan oleh anak. Sebaiknya Anda jangan segan-segan mengapresiasi perilaku positif yang anak lakukan. Ini justru bisa menjadi pesan bagi anak, bahwa Anda selalu memantau setiap perilakunya, baik itu perilaku positif maupun negatif. Pujilah saat ia mau berbagi giliran dengan adik, misalnya. Kabar baiknya, semakin Anda menguatkan perilaku positif anak, semakin sedikit pula Anda harus melakukan time out. Karena anak tahu, Anda selalu memperhatikan dirinya.Jadi, ia tidak perlu repot-repot berperilaku buruk hanya untuk menarik perhatian orang tuanya.
Itulah 4 cara efektif menerapkan time outpada anak. Selamat mencobanya di rumah!