Ketahui Gangguan Kesehatan yang Kerap Mengintai Si Kecil

25 February 2017

Selain daya tahan tubuh si kecil yang masih belum terlalu kuat, usia anak pada rentang 0-8 tahun adalah usia golden age. Artinya, dalam masa-masa ini, anak-anak akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang sangat pesat. Rentang usia ini juga merupakan fondasi untuk perkembangan anak-anak di usia selanjutnya. Apabila sejak dini si kecil sering sakit-sakitan, tentu akan memberikan dampak tertentu bagi perkembangannya.

Akan tetapi, jangan terlalu khawatir. Tidak semua gangguan kesehatan pada si kecil seseram yang dibayangkan, meski bisa jadi berpotensi gawat jika dibiarkan. Untuk itu, simak beberapa jenis gangguan kesehatan yang sering dialami si kecil termasuk penyebabnya di bawah ini

  • Batuk-batuk

Batuk-batuk

Batuk-batuk – Flickr.com

Ini adalah jenis gangguan kesehatan yang paling sering dialami oleh si kecil. Akan tetapi, sebenarnya batuk dan berbagai kondisi yang sering kita anggap sebagai penyakit merupakan indikasi dan tindakan proteksi. Batuk bukanlah penyakit aslinya, melainkan sebuah gejala proteksi alami. Dengan batuk, lendir atau benda asing lainnya dari dalam paru-paru akan dikeluarkan.

Jadi, tidak perlu terburu-buru membawa si kecil ke dokter. Ada baiknya Anda mengetahui apa yang kira-kira menjadi penyebab batuk pada si kecil. Adapun beberapa penyebab batuk pada anak antara lain:

  • infeksi bakteri atau virus (biasanya diikuti dengan sesak napas dan demam);
  • gejala asma (batuk yang dialami berlangsung dalam jangka waktu cukup lama. Biasanya muncul setelah memakan makanan tertentu, setelah berlari-lari, atau saat suasana dingin. Batuk yang merupakan gejala asma juga kerap diikuti suara mengi dan menyebabkan anak susah bernapas);
  • flu (batuk adalah reaksi spontan tubuh untuk mengeluarkan lendir); dan
  • faktor udara dan lingkungan (misal suhu yang rendah, asap rokok, asap kendaraan, dan sebagainya).
  • Diare

Diare

Diare – Flickr.com

Gangguan kesehatan yang satu ini memang kelihatannya sepele. Akan tetapi, diare justru menjadi penyebab kematian pada bayi dengan persentase mencapai 31,4%. Diare biasanya berujung pada kondisi dehidrasi. Inilah yang menjadi bahaya.

Pada usia anak-anak, gejala diare biasanya berlangsung dalam rentang waktu 5-7 hari. Penyebab gangguan kesehatan ini umumnya infeksi usus akibat parasit, bakteri , atau virus.

Adapun gejala yang biasanya ditunjukkan adalah sakit perut yang diiringi dengan perubahan kondisi feses. Beberapa juga bahkan ditunjukkan dengan gejala demam dan kulit yang mengering. Apabila mencapai tahap ini, kemungkinan besar si kecil mengalami dehidrasi.

Agar tidak semakin parah karena dehidrasi, segera perbanyak konsumsi air pada si kecil. Sebagai penanganan pertama, berikan larutan oralit dengan menggunakan bahan alami berupa gula dan garam. Jika keadaan tidak segera membaik, bergegaslah membawa si kecil ke dokter.

  • Kejang Demam

Kejang Demam

Kejang Demam – Pixabay.com

Bagi sebagian besar masyarakat, kejang kerap diidentikkan dengan epilepsi dan risiko keterbelakangan mental. Wajar jika kemudian orang tua merasa panik saat anak mengalami kejang. Namun, apakah benar kejang merupakan indikasi epilepsi?

Seperti yang kita tahu, setiap gerakan yang kita lakukan dikendalikan oleh otak. Otak akan mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf untuk diteruskan ke otot. Apabila ada gangguan ada otak, otot akan secara otomatis berkontraksi tidak terkendali. Dan pada anak, kejang yang biasanya terjadi adalah kejang demam. Artinya, kejang dipengaruhi oleh temperatur tubuh yang naik secara drastis dan memengaruhi kinerja otak.

Penyebab naiknya suhu tubuh ini umumnya karena infeksi bakteri atau virus. Setiap anak juga memiliki nilai toleransi sendiri, tetapi biasanya kejang dialami ketika suhu tubuh mencapai 38-40 derajat Celsius. Jika anak Anda mengalami kondisi ini, alih-alih panik, lakukanlah hal-hal berikut ini.

  • Jangan menahan gerakan kejang anak.
  • Letakkan anak di permukaan yang aman seperti di atas karpet pada lantai.
  • Posisikan anak menghadap samping.
  • Jangan masukkan apa pun ke dalam mulut anak saat kejang.
  • Longgarkan pakaiannya.

Itulah beberapa gangguan kesehatan yang kerap mengintai si kecil. Lakukan tindakan preventif sebaik mungkin dan tetap tenang. Apabila keadaan memang mengkhawatirkan, segera bawa si kecil ke dokter.

Nah, salah satu cara untuk menghindarkan anak dari gangguan kesehatan adalah dengan mengontrol makanan apa saja yang masuk ke tubuhnya. Untuk itu, penting bagi para orang tua untuk memberi makanan sehat untuk anak.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a reply
Stimulasi Pramembaca untuk Anak Usia DiniTips Mengajarkan Anak TK untuk Menabung
All comments (2)
  • […] riset menunjukkan bahwa kerusakan gigi pada anak merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan anak setelah asma dan demam. Data mengenai kerusakan gigi pada anak […] Read More[…] riset menunjukkan bahwa kerusakan gigi pada anak merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan anak setelah asma dan demam. Data mengenai kerusakan gigi pada anak juga cukup mengkhawatirkan. Sebagai […] Read Less

    Reply
  • Poppy Crain
    15 September 2024 at 21:04

    This is top-notch! I wonder how much effort and time you have spent to come up with these informative posts. Should you be interested in […] Read MoreThis is top-notch! I wonder how much effort and time you have spent to come up with these informative posts. Should you be interested in generating more ideas about Cosmetic Treatment, take a look at my website YQ9 Read Less

    Reply

Leave Your Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Free Call

We are pleased to answer all your questions
+62 888 1 800 900
Live Chat via Whatsapp!