Saat memiliki anak balita, orang tua memang dituntut untuk lebih bersabar. Selain karena aktivitas anak yang cukup aktif, mereka juga harus siap menjawab berbagai pertanyaan yang kerap dilontarkan anak secara tiba-tiba. Tidak hanya pertanyaan sederhana, seorang anak bahkan juga bisa menanyakan hal-hal aneh yang jauh dari pengetahuan orang tua. Untuk menghadapi anak yang suka bertanya, sebagian orang tua memilih untuk menjawab sekenanya atau bahkan dengan tegas melarang anak bertanya terlalu banyak. Padahal, hal itu justru bisa menghambat perkembangan anak.
Di usia 2—4 tahun, kemampuan kognitif anak berkembang cukup pesat. Dalam rentang waktu tersebut, mereka menyerap banyak informasi dan pengetahuan dari dunia yang baru dikenalnya. Akhirnya, mereka pun kerap bertanya pada orang tua untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Berikut beberapa kiat yang bisa Anda terapkan saat menghadapi anak yang suka bertanya.
Hargailah Pertanyaannya
Sebagian orang tua menganggap bahwa pertanyaan yang disampaikan anak merupakan suatu hal yang tidak penting sehingga mereka tidak perlu menanggapinya. Alhasil, anak pun merasa kecewa dan malas mencari tahu banyak hal lebih lanjut sehingga menyebabkan kemampuan berpikirnya menjadi sulit berkembang.
Sebagai orang tua, Anda harus bersabar menghadapi anak yang suka bertanya. Meskipun anak kerap mengulang pertanyaan yang sama, Anda harus tetap menghadapinya dengan penuh kesabaran. Terkadang, anak bertanya berulang kali karena memang lupa atau hanya sekadar ingin memastikan bahwa yang Anda katakan itu benar. Jika sudah mendapatkan jawaban yang memuaskan, ia pun bisa mencari tahu hal lain yang belum diketahuinya sehingga pembentukan kemampuan kognitifnya bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Jangan Pernah Berbohong atau Mengada-ada
Untuk menghadapi pertanyaan anak, sebagian orang tua kerap mengarang jawaban sendiri alias mengada-ada. Mereka tidak mengatakan hal sebenarnya karena khawatir anak sulit memahami dan tidak terima. Misalnya, saat ayah berangkat kerja, anak menangis dan bertanya kepada ibunya, “Ayah ke mana?” Untuk memenangkan anak, ibu sering membohongi anak dengan memberikan jawaban seperti, “Ayah hanya pergi sebentar. Sebentar lagi juga balik.”
Kebohongan yang disampaikan kepada anak secara berulang-ulang, akhirnya membuat kepercayaan anak kepada orang tua semakin berkurang. Akibatnya, mereka pun akan menganggap orang tua suka berbohong dan tidak bisa dipercaya. Oleh sebab itu, selalu berikan jawaban yang sesuai dengan fakta. Meskipun terkadang sulit menerima, namun lama-lama anak pun bisa mengerti serta menjadikan orang tua sebagai sosok yang paling bisa dipercaya dan pantas dijadikan panutan.
Sampaikan dengan kalimat sederhana
Saat menghadapi anak yang suka bertanya, pastikan Anda menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak. Hindari menggunakan istilah-istilah khusus atau ilmiah yang sebelumnya tidak pernah ia dengar. Bukannya mendapat kepuasan, mereka justru bisa pusing dengan jawaban yang Anda berikan. Jika perlu memberikan jawaban panjang, sampaikan ke dalam beberapa kalimat sederhana. Dengan demikian, ia pun bisa memahaminya dengan baik.
Ajak Ia Mencari Jawaban Bersama-sama
Sebagai manusia, orang tua tentu memiliki pengetahuan yang terbatas. Terkadang, ada pertanyaan anak yang jawabannya tidak diketahui orang tua. Untuk itu, katakan sejujurnya bahwa Anda belum mengetahui jawabannya. Hal itu lebih baik daripada mengatakan jawaban yang tidak benar.
Selanjutnya, Anda bisa mengajak anak untuk mencari jawaban bersama-sama melalui buku, internet, atau tayangan audio visual. Selain itu, Anda pun bisa meminta anak bertanya kepada kakak atau saudara yang sekiranya mengerti jawaban atas pertanyaan tersebut. Jika perlu, sekali-kali ajaklah anak untuk pergi ke tempat tertentu yang berhubungan dengan pertanyaannya selama ini. Kemudian, mintalah ia untuk bertanya langsung kepada pihak pengelola atau orang yang bekerja di sana. Selain menyediakan jawaban sesuai fakta, kegiatan tersebut juga menjadi sarana melatih kepercayaan diri anak untuk berinteraksi dengan orang lain.
Memiliki anak yang suka bertanya merupakan tanda bahwa mereka memiliki kemampuan kognitif yang berkembang dengan baik. Dengan memenuhi rasa ingin tahunya, anak bisa semakin cerdas dan berprestasi.