Kurangi Kecanduan Gawai pada Anak dengan 5 Permainan Tradisional  Ini

Dewasa ini, melihat anak-anak aktif bermain gawai bukan lagi pemandangan yang asing. Mulai dari menggunakan media sosial hingga bermain game. Namun jika terus dibiarkan,  kecanduan gawai pada anak tak dapat dihindari.

Kecanduan gawai memberi pengaruh buruk pada perkembangan anak terutama bagi yang berusia di bawah 5 tahun. Mulai dari kualitas tidur yang terganggu hingga kerusakan fungsi otak pun dapat terjadi. Bila ingin tumbuh kembang anak sehat, sebagai orang tua Anda harus pandai membantu anak lepas dari kecanduan tersebut.

Salah satu cara untuk mengatasi kecanduan gawai pada anak adalah dengan mendidiknya melalui permainan tradisional. Meskipun mulai dilupakan, permainan tradisional terbukti memberikan manfaat positif bagi anak. Yuk Ayah Bunda, luangkan sejenak waktu Anda dan coba 5 permainan tradisional ini bersama si kecil.  

  1. Petak Umpet
Source - permainan-tradisional

Source – permainan-tradisional

Petak umpet merupakan permainan tradisional digemari anak-anak. Untuk memainkannya cukup sederhana dan tidak memerlukan alat bantu. Caranya, putuskan satu pemain menjadi pencari sedangkan pemain lainnya bersembunyi. Saat pemain lain bersembunyi, sang pencari harus menutup matanya dan menghitung sampai angka 10. Pemain yang pertama kali terungkap persembunyiannya, setelah itu akan menjadi pencari.

Dengan memainkan permainan tradisional ini, ketelitian dan kepekaan anak bisa lebih terasah. Motorik si kecil juga terlatih karena bermain petak umpet membuat si kecil aktif bergerak. Permainan ini bisa dimainkan minimal dua orang.

  1. Engklek

Source – tradisikita

Untuk memainkan ini, Ayah Bunda harus menggambar kotak-kotak dengan pola tertentu  di tanah. Setelah itu, para pemain harus memiliki sebuah batu datar yang akan menunjukan posisi pemain. Engklek harus dimainkan dengan berpindah dari satu kotak ke kotak lainnya menggunkan satu kaki. Siapa yang lebih dulu mencapai akhir, dialah pemengangnya.

Permainan ini bisa meminimalkan kecanduan gawai pada anak karena konsentrasi anak akan teralihkan untuk aktivitas fisiknya. Permainan juga dapat melatih kecerdasan interpersonal si buah hati, dimana ia menjadi lebih sensitif terhadap perasaan orang lain. Permainan ini bisa dimainkan oleh minimal dua orang. Namun untuk menambah keseruan, Anda bisa meminta anak mengajak teman-temannya.

  1. Congklak

Source – pixabay

Permainan congklak dimainkan menggunakan papan lengkung yang berbentuk berbentuk oval memanjang dimana terdapat 14 lubang kecil dan 2 lubang besar di dalamnya. Lubang-lubang  kecil tersebut akan diisi biji congklak. Sementara di lubang yang besar, para pemain akan mengumpulkan biji congklak sebanyak-banyaknya. Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh dua orang.

Saat memainkan congklak, Anda secara tidak langsung mengajarkan belajar bersabar dan menghormati orang lain. Anak juga akan diajarkan untuk menyusun strategi dan berhitung agar bisa meraih kemenangan.

  1. Lompat Tali

Source – pixabay

Ingin mengajak anak bermain sambil berolah raga? Coba saja permainan lompat tali. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang hingga mencapai panjang tertentu. Permainan ini membutuhkan minimal tiga orang untuk memainkannya. Ayah dan bunda bisa ikut terlibat agar semakin mempererat hubungan dengan si kecil. Dengan permainan ini, motorik dan kecerdasan kinestetik anak semakin terlatih.

  1. Kelereng

Source – pixabay

Jangan anggap remeh permainan kelerang. Meskipun murah meriah, permainan ini bisa turut meningkatkan konsentrasi dan kemampuan strategi si kecil. Di hari sabtu misalnya, Ayah bisa meluangkan sedikit waktu untuk bermain kelereng bersama anak lelaki di halaman rumah. Selain mengajar anak berinteraksi dengan alam sekitar, Anda juga bisa mengurangi kecanduan gawai pada anak.

Memang kelihatannya sederhana, namun harus disadari bermain juga bagian dari belajar. Dengan memainkan permainan tradisional, diharapkan kecanduan gawai pada anak bisa teratasi. Secara tidak langsung juga, Anda turut melestarikan kekayaan budaya Indonesia yang mulai hilang digerus zaman.

Exit mobile version