Orang tua mana yang tidak ingin anaknya punya pemikiran kritis. Anak dengan pikiran yang kritis, kreativitasnya akan meningkat. Pasalnya, pikiran ini membuat si anak ingin mengetahui banyak hal, bertanya, memberikan solusi, dan menyelidiki sesuatu yang belum dikenali. Supaya bakat tersebut makin terasah, tidak ada salahnya melatih anak berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis mulai terlihat saat anak memasuki usia 2 tahun. Tanda-tandanya, antara lain si anak suka bertanya dan protes jika ada hal yang tidak sesuai. Kalau sudah begini, suka ataupun tidak, Anda mesti membimbingnya. Tujuannya agar anak tidak salah paham.
Nah, berikut ini ada lima cara yang bisa Anda lakukan untuk melatih anak berpikir kritis. Mari, simak penjelasannya.
- Biarkan Anak Bertanya
Anak Anda melemparkan pertanyaan bertubi-tubi? Jangan kesal dulu karena ini pertanda bagus. Artinya, anak memiliki bakat berpikir kritis. Sebagai orang tua, tentu Anda harus sabar menjawab tiap pertanyaannya.
Berikan jawaban sederhana dengan kalimat singkat dan bahasa sesuai umur anak. Jika tidak mampu menjawab, sebaiknya minta anak untuk menunggu atau mengajaknya mencari jawaban bersama. Anda juga bisa membalikkan pertanyaan itu kepada dirinya. Misalnya, anak menanyakan tentang penyebab mobil berjalan, cobalah memintanya untuk mengemukakan pendapat.
- Belajar Menemukan Kesalahan pada Gambar
Anda ingat majalah Bobo? Di majalah itu terdapat satu halaman yang meminta pembacanya untuk mencari perbedaan gambar. Ajaklah anak untuk menemukan kesalahan-kesalahan pada gambar tersebut.
Cara lainnya, yaitu dengan menunjukkan gambar orang yang sedang membuang sampah di sungai. Coba tanyakan kepada anak tentang benar atau salah tindakan tersebut beserta alasannya. Kemudian, ajaklah dia untuk mencari solusi membuang sampah yang tepat.
Jika anak terbiasa menganalisis kesalahan atau perbuatan tidak benar, lambat laun kreativitasnya akan terbentuk. Melatih anak berpikir kritis dengan cara ini terbukti ampuh dan mampu menstimulus perkembangan otak secara cepat.
- Melengkapi Cerita Rumpang
Cerita rumpang merupakan sepotong paragraf yang di dalamnya terdapat kekosongan satu atau dua kalimat. Biasanya, soal cerita rumpang diterapkan di pelajaran Bahasa Inggris atau Indonesia. Bentuknya tertulis sehingga anak harus pandai membacanya.
Namun jika anak masih di bawah umur lima tahun, Anda tidak harus memaksakan anak untuk lancar membaca. Cara menyiasatinya, yaitu dengan membacakan kalimat dan meminta anak untuk meneruskannya. Ambil cerita yang populer dan mudah dipahami anak. Sesekali, berikan pertanyaan yang terkait dengan isi cerita.
- Biasakan Anak Mengeluarkan Pendapat
Tidak semua anak berani menyatakan pendapatnya. Anak dengan karakter tertutup, mungkin lebih sulit mengungkapkan isi hati dan perasaannya. Sebaliknya, anak bertipe ekstovert cenderung aktif bertanya dan mengekspresikan argumennya.
Untuk melatih anak berpikir kritis, Anda harus memancing anak untuk mengeluarkan pendapat. Salah satu caranya, yaitu dengan memperlihatkan kondisi orang-orang yang hidup di jalanan. Biarkan dia memberikan pendapatnya meskipun salah.
- Berlatih Melalui Pengamatan
Sesekali, Anda mesti mengajak anak untuk pergi ke suatu tempat yang dipenuhi benda-benda menarik. Bersama anak, lakukan pengamatan terhadap masing-masing benda. Berikan penjelasan sekilas tentang benda tersebut, lalu mintalah anak untuk mengemukakan pendapatnya.
Anda pun bisa mengajari anak untuk melakukan penelitian kecil, misalnya menanam kacang hijau dan mengamati pertumbuhannya. Lambat laun, si anak akan penasaran dan menanyakan alasan tumbuhnya kacang hijau kepada Anda. Saat itulah, Anda harus memberikan jawaban yang tepat.
Itulah 5 cara melatih anak berpikir kritis. Sesungguhnya, peran orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran anak. Pasalnya, keluarga adalah madrasah pertama sebelum anak-anak memasuki dunia pendidikan di sekolah.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.