Metode Montessori adalah metode pengajaran yang dilatarbelakangi dari teori perkembangan anak yang dicetuskan oleh seorang pendidik dari Italia bernama Dr. Maria Montessori. Teori ini telah berkembang sejak awal abad ke 19. Hingga saat ini, metode Montessori telah digunakan oleh lebih dari 20.000 sekolah di seluruh dunia. Metode Montessori dapat digunakan dalam pengajaran di sekolah secara menyeluruh dan parsial, serta dapat pula dilakukan para orang tua di rumah dalam kehidupan sehari-hari.
Dr.Maria Montessori percaya bahwa proses belajar telah dimulai sejak manusia lahir, dan hingga beberapa tahun pertama dalam kehidupannya, merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan fisik dan mentalnya. Beliau juga percaya bahwa anak sudah ingin mandiri sejak usia dini. Anak-anak melihat dengan keingintahuan yang luar biasa ketika orang tuanya melakukan banyak hal. Namun, sering kali orang tua tidak memfasilitasi potensi anak-anak dengan berbagai sebab.
Orang tua dapat menumbuhkan kemandirian anak dengan meniru prinsip the Casa dei Bambini, sekolah yang didirikan oleh Dr.Maria Montessori. Di sekolah ini, segala sesuatunya berdasarkan sudut pandang anak-anak.
Untuk di rumah, orang tua dapat menyiapkan sebuah bagian kecil di sudut rumah untuk menjadi area khusus anak, yang berisi beberapa benda anak, misalnya meja dan kursi berukuran kecil sesuai dengan kebutuhan anak, rak sesuai tinggi anak sehingga anak dapat meraih barang yang ada di dalamnya dengan mudah, peralatan makan dan minum dari logam dan beling – bukan plastik – persis seperti milik orang dewasa, hanya dengan ukuran lebih kecil, dan lain sebagainya.
Dalam proses belajar menjadi mandiri ini, orang tua berperan sebagai pembimbing, yang mengawasi dan mengevaluasi perkembangan anak. Setiap hal yang orang tua siapkan di area khusus anak tersebut hendaknya memiliki tujuan tertentu sesuai dengan usia anak. Berikut beberapa contohnya:
-
Membuka dan menutup laci.
Orang tua menyediakan laci sesuai tinggi anak. Kemudian, orang tua memberikan contoh pada anak untuk membuka dan menutup laci dengan aman, dengan perlahan, dan tanpa suara. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengajarkan kepada anak untuk mengerjakan sesuatu dengan hati-hati. Anak akan mengerti bahwa ia tidak melakukannya dengan benar, jika ketika membuka dan menutup laci ada suara gaduh yang timbul.
-
Menuangkan minuman sendiri.
Orang tua menyiapkan meja khusus untuk anak. Di atas meja disediakan pula teko dan gelas dengan ukuran yang pas dengan tangan anak. Orang tua kemudian menunjukkan cara memegang teko dan menuangkannya ke gelas dengan perlahan dan hati-hati. Anak akan mengerti ia berhasil melakukannya dengan benar jika air berhasil dituangkan ke gelas, tanpa ada yang tumpah.
-
Mencuci perabot.
Orang tua menyiapkan bak cuci piring yang sesuai tinggi anak, atau menyiapkan kursi kecil untuk menambah tinggi badan anak agar dapat meraih tinggi bak cuci piring. Beberapa materi yang perlu disiapkan adalah spons cuci, piring anak, sabun cuci piring, apron, dan kain lap piring.
Orang tua kemudian memberikan contoh cara mengisi bak cuci dengan air, mencuci piring dengan sabun, membilas piring, dan mengeringkan piring dengan lap, kemudian meletakkannya di rak cuci piring. Jika ada piring yang pecah atau air yang tumpah dari bak cuci, tanpa diberitahu pun, anak mengerti bahwa ia melakukan kesalahan.
Kegiatan ini melatih koordinasi otot anak dan memberikan anak kepuasan tersendiri ketika dapat membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah.
Banyak hal lain lagi yang bisa orang tua coba di rumah untuk melatih kemandirian anak dengan metode Montessori. Selamat mencoba ya.