Gejala stres ternyata tidak hanya dialami orang dewasa saja. Bahkan anak usia 5 tahun pun bisa mengalami kondisi ini. Orang tua tidak dapat membiarkan rasa stres ini begitu saja karena akan merusak mental dan fisik anak. Ada banyak hal yang dapat menyebakan stres pada anak, mulai dari kurang tidur, makan tidak teratur, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, hingga pola asuh orang tua.
Secara umum, gejala stres pada anak bisa dilihat dengan jelas. Biasanya anak yang mengalami stres akan memiliki masalah pencernaan, sering sakit kepala, kelelahan, dan gangguan tidur. Orang tua juga perlu memperhatikan gejala tidak biasa yang ditunjukan anak.
Pada beberapa kasus, anak yang mengalami stres lebih sering menangis, menyendiri, atau tidak mau berangkat sekolah. Kemungkinan mereka tidak ingin pergi ke tempat yang menurutnya membangkitkan rasa stres. Misalnya, saat tidak ingin berangkat ke sekolah, ada kemungkinan anak menjadi korban bullying.
Bila anak mengalami gejala-gejala seperti yang telah dijelaskan di atas, orang tua harus bertindak aktif. Ada beberapa langkah kongkrit yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anaknya yang mengalami stres.
1. Terapkan pola asuh yang lebih terbuka
Ada kemungkinan penyebab stres adalah sikap orang tua yang terlalu keras pada anak. Orang tua dapat berdiskusi dengan anak saat akan menerapkan peraturan yang harus diikuti anak. Jelaskanlah alasan aturan tersebut harus ada, agar anak belajar memahami. Berikan kesempatan bagi anak untuk berbicara saat dia tidak menyukai sebuah aturan, kemudian ajak anak berdiskusi untuk menerapkan aturan yang tidak memberatkannya.
2. Tingkatkan intensitas komunikasi dalam keluarga
Perasaan aman dan nyaman harus didahului dari dalam rumah. Ciptakanlah suasana yang menyenangkan dalam rumah. Meski orang tua sangat sibuk dengan pekerjaan, komunikasi dengan anak harus menjadi prioritas dalam hidup. Di saat orang tua mendapat hari libur, pastikan waktu tersebut digunakan untuk bermain bersama anak. Dengan intensitas komunikasi yang tinggi, akan memperbesar peluang anak untuk kembali ceria.
3. Melatih Anak menjadi mandiri
Meski di usia dini, orang tua wajib mengajarkan tentang pentingnya kemandirian. Kemampuan ini secara tidak langsung akan memperkuat mentalnya di masa mendatang. Latihlah dengan memberi tanggung jawab kecil seperti membersihkan kamar atau mainannya sendiri. Kemandirian juga bisa dibentuk dengan melatihnya membuat sebuah keputusan. Misalnya saat berbelanja di pasar atau supermarket, ajak anak untuk memilih barang yang dibutuhkan.
4. Berikan waktu istirahat cukup
Anak usia 5-6 tahun sebaiknya tidak terlalu banyak diberi kelas tambahan seperti kursus jika bukan kemauannya. Waktu luang tersebut lebih baik digunakan untuk beristirahat. Dengan mengistirahatkan tubuh, otak anak juga akan lebih relaks dan tidak akan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang membuatnya stres.
5. Berikan kesempatan bermain dan mengekspresikan diri
Salah satu penyebab stres adalah anak tidak memiliki teman di sekolah. Orang tua dapat mengarahkannya untuk bermain bersama tetangga atau bergabung pada klub yang sesuai dengan minatnya, misalnya klub melukis. Pada klub tersebut, selain dapat mengekspresikan talenta yang dimilikinya, anak juga bisa bergaul dengan teman-teman yang memiliki kesamaan minat dengannya.
Itulah lima langkah awal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengurangi stress pada anak. Sebaiknya orang tua tidak menyepelekan gejala-gejala yang muncul, tetapi juga tidak terlalu panik menghadapinya. Gejala stres pada anak adalah sebuah alarm bahwa anak membutuhkan perhatian. Kelima cara di atas dapat dipraktikkan dengan disertai kasih sayang penuh dari kedua orang tua.