Setelah generasi Milenial dan gen Z, ada lagi generasi Alpha. Anak-anak generasi Alpha adalah mereka yang lahir di tahun 2010-2019. Generasi Alpha merupakan generasi pertama yang lahir di tengah kemajuan dunia digital. Mereka begitu akrab dengan teknologi di bidang digital. Bahkan bisa dibilang karena sudah terlalu akrab dengan teknologi tersebut, anak generasi Alpha bisa kebingungan jika diminta melakukan suatu hal secara konvensional tanpa bantuan teknologi digital.
Bukan hanya di kehidupan sehari-hari, untuk urusan sekolah pun anak-anak tersebut harus berhubungan langsung dengan laptop dan internet. Sementara kita pun tahu kalau penggunaan teknologi digital dalam jangka panjang memiliki dampak buruk untuk kesehatan dan kepribadian anak. Cara mendidik anak generasi Alpha pun jadi berbeda dibandingkan dengan didikan orangtua kepada kita di zaman dulu. Lalu, bagaimana cara mendidik anak generasi Alpha yang tepat?
Ajarkan anak untuk bersosialisasi
Via Freepik
Di tengah pesatnya teknologi digital, anak-anak akan menghabiskan banyak waktu di depan gadget. Baik untuk bermain ataupun mengerjakan tugas. Perlahan, komunikasi mulai tergantikan dengan aplikasi chat. Hal ini tentu mempengaruhi kemampuan sosialisasi anak. Mereka justru akan terbiasa berdiam di rumah dan hanya mengandalkan aplikasi chat. Dari situ juga anak-anak dapat terpengaruh oleh netizen.
Maka sebagai orangtua, Anda perlu mengajarkan anak untuk bersosialisasi secara langsung. Caranya bisa dilakukan dari lingkungan terdekat. Misalnya memperkenalkan anak kepada tetangga sebaya dan membiarkannya bermain dengan teman di sekolah. Jika memungkinkan, Anda bisa mengikutkannya pada komunitas hobi yang ia sukai.
Tanamkan pendidikan agama sejak dini
Ada banyak aplikasi pada gadget untuk mencegah anak mengakses konten yang tidak sesuai umur. Tapi terkadang anak-anak bisa menemukan celah atau diprovokasi oleh temannya dan orangtua tidak bisa memantaunya 24 jam terus-menerus. Oleh karena itu, langkah terbaik yang patut diambil adalah dengan menanamkan pendidikan agama sejak dini.
Jika kepribadian anak sudah terbentuk sejak dini, ia bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Sehingga meskipun terpapar konten yang tidak pantas, anak akan mengabaikannya. Lain halnya jika Anda terus-terusan melarang dan mengekang anak. Mereka justru akan semakin penasaran dan memberontak.
Mengajarkan sopan santun
Via Freepik
Sebelum mengenal dunia luar, ada baiknya anak-anak belajar sopan santun terlebih dulu dari orangtua. Dengan begitu, kepribadian anak akan terbentuk dengan baik tanpa pengaruh negatif dari luar. Jangan sampai kepribadian anak justru terpengaruh dari teman-teman yang kurang baik ataupun dari media sosial. Seperti yang kita ketahui, dunia sosmed jaman sekarang banyak menampilkan konten-konten yang kurang santun dan hal tersebut sulit dihindari muncul ke timeline kita.
Anak perlu belajar untuk berjuang
Semua hal dimudahkan berkat kemajuan teknologi. Orangtua pun sangat terbantu bukan? Mulai dari pesan makanan, mencari informasi di internet, melakukan transaksi keuangan, hingga berbelanja kebutuhan harian. Dengan kemudahan ini, anak-anak kerap terbiasa akan hal yang instan.
Alih-alih mempelajari suatu hal, mereka justru hanya meng-copy materi dari internet. Yuk, ajarkan mereka untuk berjuang melakukan sesuatu dan menikmati prosesnya. Misalnya untuk PR, ajak mereka memecahkan masalah dari buku pelajaran dan diskusi dengan teman sekelompok. Kalaupun mendapatkan jawaban dari internet, mereka tetap harus membacanya dengan seksama sebelum meringkas.
Sedangkan untuk kehidupan sehari-hari, ajak anak melakukan sesuatu tanpa bantuan internet. Misalnya belajar memesan makanan langsung di kasir kepada staff, bukannya memesan lewat aplikasi dan tinggal duduk diam di rumah.
Selamat berjuang mendidik anak generasi Alpha, parents!