Karena bersih pangkal sehat, mengajarkan anak bersih-bersih sama pentingnya dengan mengajarkan gaya hidup sehat padanya. Bagi para orang tua terutama ibu, hal ini bisa jadi memusingkan. Acara bersih-bersih bersama yang Anda rencanakan bisa gagal karena si kecil sudah keburu menangis, atau Anda yang sudah terlalu capek mengomel.
Lego-lego yang berantakan di ruang keluarga mungkin akan mengganggu Anda, tetapi tidak dengan si kecil. Dia mungkin saja akan membongkar kotak mainannya yang lain sebelum Anda sempat merapikan semua legonya.
Daripada Anda mengomel dan akhirnya merasa kesal sendiri, kenapa tidak mencoba melibatkannya dalam proses bersih-bersih? Tips di bawah ini akan membantu Anda para ibu untuk mengajarkan anak bersih-bersih sejak dini.
Pujilah apa pun yang diusahakan oleh si kecil
Anak-anak tentu tidak akan mampu merapikan seluruh isi kamarnya saat bangun tidur seperti orang dewasa. Anda bisa mulai mengajarkan anak bersih-bersih dengan melakukan hal-hal kecil seperti meletakkan bantal yang jatuh kembali ke ranjang atau menarik selimutnya yang sudah menyentuh lantai.
Meski terkesan sepele, pujilah usahanya karena akan membuatnya lebih bersemangat di lain waktu.
Minta si kecil melakukan sesuatu secara spesifik
Saat mengajarkan anak bersih-bersih, hindari menyuruhnya melakukan sesuatu seperti, “Bersihkan kamarmu” atau “Rapikan mainanmu” karena ini membuatnya jadi tidak fokus. Alih-alih begitu, coba minta ia untuk “Tolong letakkan Teddy Bear-nya di meja samping ranjang” atau “Tolong taruh mangkuk serealnya ke bak cuci piring” agar dia lebih mudah mengerti.
Sambil bermain peran
Anak usia 5-6 tahun biasanya suka bermain peran. Sehabis makan dan meja berantakan, bagaimana kalau Anda coba ajak si kecil bermain drama. Misalnya, ajak si kecil bermain peran sebagai pemilik restoran. Minta ia membantu Anda menghidangkan makanan di meja sehingga ia tidak akan keberatan membantu Anda merapikan bekas makannya.
Buat aturan tentang mainan mereka
Salah satu yang paling sering menjadi kekacauan di dalam rumah adalah koleksi mainan si kecil. Anda bisa mulai mengajarkan anak bersih-bersih dengan membuat aturan tentang mainan mereka. Misalnya saja dengan membatasi koleksinya.
Jika mainan sudah tidak muat di dalam kotak penyimpanan, artinya mainan tersebut harus dieliminasi. Mainan lamanya bisa Anda simpan di gudang atau didonasikan. Anda juga bisa membuat aturan untuk tidak mengeluarkan mainan baru kalau yang lama belum dirapikan.
Jadikan bersih-bersih sebagai aktivitas yang menyenangkan
Ketika si kecil sering melihat Anda bersungut-sungut saat mencuci piring atau membersihkan rumah, ia akan secara otomatis menyimpulkan bahwa bersih-bersih adalah pekerjaan yang menyebalkan. Anda bisa mengajarkan anak bersih-bersih dengan membuat kesan bahwa kegiatan itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Misalnya dengan mengajaknya merapikan kamar sambil bernyanyi lagu kesukaannya bersama-sama.
Buat kompetisi
Jika Anda memiliki anak lebih dari satu, Anda bisa menerapkan tips ini untuk mengajarkan anak bersih-bersih. Buat kompetisi antara si kakak dengan si adik. Misalnya di hari Minggu saat mereka tidak perlu ke sekolah, minta mereka membantu Anda menyusun ulang koleksi majalah atau mainan mereka kemudian bagi tugas.
Dengan menjanjikan reward kepada siapa yang berhasil menyelesaikan tugas lebih dulu, mereka akan lebih bersemangat membantu Anda bersih-bersih.
Hindari mengatakan “Kamu seharusnya…” atau “Kamu wajib..” sebelum menyuruh si kecil bersih-bersih
Mengharuskan atau mewajibkan sesuatu pada anak akan membuatnya merasa tertekan. Coba mulai bujuk si kecil dengan mengatakan, “Bisa tolong ibu ambilkan sendok yang tergeletak di lantai?” atau “Ibu sedang agak repot, bagaimana kalau adik saja yang mengumpulkan kulit jeruk di atas meja?”
Mengajarkan anak bersih-bersih sebaiknya dimulai dengan membersihkan keperluannya sendiri. Dengan memintanya merapikan mainan misalnya, rasa tanggung jawab juga perlahan akan muncul dalam diri si kecil.