Mengapa Anak Sering Berbohong? Ketahui 7 Penyebabnya

Ketika mengetahui anak tidak mengatakan yang sebenarnya, Anda sebagai orang tua pasti merasa sedih. Ketika kejadian yang sama berulang, Anda semakin bertanya-tanya mengapa anak sering berbohong.

Layaknya orang dewasa, anak pun memiliki alasan sehingga lebih memilih untuk berbohong. Di bawah ini akan dijelaskan 7 penyebab yang sering menjadi dasar kebohongan anak. 

Menghindari Kemarahan

Memarahi Anak

Memarahi Anak

Anak-anak mengerti bahwa mengecewakan orang tua dan dimarahi itu tidak enak rasanya. Mereka tahu ada hal yang tidak bisa Anda terima dan jika melakukannya, Anda akan marah. Misalnya, Anda akan marah jika anak mendapat nilai jelek. Merasa dirinya terancam, mereka pun melindungi diri dengan mengatakan hal yang tidak benar. Ketakutan besar terharap rasa marah orang tua sering menjadi alasan anak sering berbohong.

Menghindari Penolakan

Menolak Permintaan Anak

Coba Anda ingat kembali dan bandingkan lebih sering mana, Anda mengabulkan permintaan anak atau menolaknya. Merasa dirinya tidak pernah mendapatkan haknya, anak sering berbohong agar bisa mendapatkan izin Anda. Misalnya, selama ini Anda melarang anak pergi ke rumah si A yang jaraknya jauh. Akhirnya, dia izin pada Anda kalau akan pergi ke rumah si B yang jaraknya dekat. Anda pun memberinya izin, tanpa mengetahui apakah tujuannya sesuai dengan yang diucapkan. 

Menjaga Rasa Damai

Rasa Damai

Ada kalanya anak sudah hafal reaksi orang tua yang berlebihan. Ketika ada yang tidak beres, Anda cenderung marah, panik, banyak berbicara, dan sebagainya. Anak tidak menyukai hal tersebut dan ingin menjaga kedamaian hatinya. Oleh karena itu, dia memilih berbohong. Sebagai contoh, Anda meminta anak minum obat saat sedang sakit. Jika anak terlambat minum obat, Anda akan terus memaksanya. Cara paling aman bagi anak adalah mengatakan kalau sudah minum obat. 

Menjaga Citra Diri

Menjaga Citra Diri

Ada orang tua yang sangat menyayangi anaknya dan melihat semua kebaikan yang dimilikinya. Anak juga memahami perasaan orang tua tersebut. Akhirnya, muncul gagasan bahwa mereka harus menjaga citra diri mereka. Jika ada kesalahan yang dilakukannya, orang tua tidak akan sayang lagi. Anak sering berbohong karena pemikiran semacam ini. Namun, tidak ada pribadi yang sempurna. Ketika si anak tiba-tiba jatuh di tengah perkelahian dengan temannya, mereka akan bilang bahwa temannya yang bersalah, meskipun dirinya yang memulai.

Meniru Idola

Meniru Idola

Memasuki usia sekolah, beberapa anak sudah mulai memiliki idola atau tokoh yang dikagumi. Tidak hanya dari lingkungan sekitar, tetapi juga dari buku, televisi, dan media lainnya. Anak memiliki kecenderungan ingin menjadi seperti idolanya dan melakukan hal yang sama. Masalahnya, di tengah arus media yang cukup kencang ini, tidak hanya ada yang baik, tetapi juga yang buruk. Jika anak merasa tokoh musuh dalam sebuah komik tampak lebih keren daripada pahlawannya, bisa jadi perilaku negatif juga ditirunya, termasuk berbohong. 

Meniru Sikap Orang Tua

Meniru Prilaku

Jangan bertanya lagi mengapa anak sering berbohong, jika ternyata orang tua sendiri melakukan hal yang sama secara jelas di depan mata anak. Dalam hidup berkeluarga, kadang Anda juga berbohong kepada pasangan. Anda mengatakan kepada anak, “Jangan bilang papa/mama, ya!” Hal ini membuatnya beranggapan bahwa berbohong adalah hal yang lumrah dan diperbolehkan. Terlebih lagi orang tua adalah teladan bagi anak. Jika orang tua melakukannya, mengapa anak tidak boleh?

Mendapat Ancaman

Anak Mendapat Ancaman

Ada kemungkinan anak sering berbohong karena mendapatkan tekanan dari luar. Anda tidak tahu bagaimana keseharian anak di sekolah. Mungkin selama ini dia diganggu temannya di sekolah, tetapi tidak berani melapor karena diancam. Rasa takut pun membuatnya memilih diam.

Peristiwa semacam ini seharusnya bisa dihindari selama komunikasi Anda dan anak dapat terjalin dengan baik. Rasa saling percaya dan nyaman membuat kedua belah pihak jujur satu sama lain. Hubungan keluarga pun menjadi lebih sehat.

Exit mobile version