Selain kecerdasan kognitif/intelektual, seorang anak harus memiliki kecerdasan emosional. Emosi sangat terkait dengan perasaan, dan menentukan sikap seseorang. Orang yang memiliki kecerdasan emosional akan lebih mudah mencapai kesuksesan dalam pekerjaan, kehidupan pribadi, dan kehidupan bermasyarakat. Kecerdasan ini bisa dikembangkan sejak anak di usia dini. Untuk itu, orang tua harus dapat memahami cara mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini untuk mendukung proses tumbuh kembangnya.
Berkaitan dengan kecerdasan emosional anak, orang tua dapat memberi stimulasi dan intervensi sejak dini. Cara mengembangkan kecerdasan emosional anak di antaranya:
1. Mengenal emosi diri
Mulai usia 2 tahun, anak harus dikenalkan dengan berbagai emosi. Orang tua sebaiknya memberi nama emosi yang sedang dirasakan oleh anak. Misal, jika balita Anda sedang cemberut, Anda bisa bertanya, “Adek kenapa cemberut? Sebal ya karena tidak dipinjami mainan?”. Begitu pula dengan emosi yang lain baik senang ataupun sedih. Semakin sering balita mendengar nama dan jenis emosi serta pemicunya, ia akan belajar menilai emosi apa yang sedang terjadi padanya.
2. Menggambarkan perasaan yang dialami setiap minggu
Ajak anak untuk mendeskripsikan perasaan yang dialaminya setiap minggu. Cara mengembangkan kecerdasan emosional anak ini dilakukan dengan menggunakan lambang warna. Misal, rasa sedih dilambangkan dengan biru, merah untuk marah, kuning untuk senang, dan seterusnya. Bahas perasaan anak setiap hari dan setiap kali ia merasakan perasaan-perasaan tersebut dan tempelkan warna-warnanya di dinding rumah atau lemari pendingin.
3. Ajari anak untuk mengontrol diri dan emosi
Mulai usia 2 tahun anak sudah mampu mengungkapkan keinginannya dan cenderung memiliki keinginan yang kuat. Pada usia ini, orang tua bisa mulai mengajarkan bahwa tidak semua keinginan anak bisa terpenuhi dalam waktu singkat. Anak harus belajar bersabar jika menginginkan sesuatu. Mereka pasti akan menangis, merengek, atau berteriak. Tapi keteguhan orang tua pada prinsip tadi akan membantu anak memiliki kecerdasan emosional yang baik.
Saat orang tua teguh, anak akan belajar bahwa menangis atau berteriak tidak akan menyelesaikan masalah. Buatlah pijakan, misalnya Anda tidak akan memberikan kue yang diinginkan anak jika ia tidak bicara dengan pelan dan sopan. Selain itu, kenalkan anak pada konsekuensi sejak dini. Misalnya, saat akan pergi orang tua menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan apa konsekuensinya jika melanggar kesepakatan.
4. Memotivasi anak
Orang tua dapat menerapkan pola asuh yang mendukung kemandirian anak. Contoh sederhana saat anak jatuh, biarkan anak mencoba untuk bangkit kembali tanpa menangis. Jika orang tua langsung menolong, biasanya anak akan langsung menangis dan tidak percaya pada kemampuannya sendiri.
Ajarkan pula anak untuk bertanggung jawab bahkan pada hal-hal sederhana seperti membereskan mainan. Selama proses belajar, jika anak mengalami kegagalan, dorong mereka untuk mencoba lagi dan besarkan hatinya.
5. Membantu anak untuk mengenali emosi orang lain/empati
- Melalui contoh. Misalnya, jika dipukul itu sakit.
- Menamakan emosi orang lain. Misalnya saat anak kita mau meminjamkan mainannya kepada teman kita katakan, “Baik sekali anak ibu. Lihat temanmu jadi senang sekali.”
- Memperhatikan kebiasaan orang lain.
- Menunjukkan beragam emosi lewat media seperti gambar, video, dan sebagainya.
6. Membantu anak agar pintar membina hubungan dengan orang lain
Setelah anak dapat mengenali emosi orang lain, mereka akan mencoba untuk membina hubungan yang baik. Untuk mendukung hal ini, sebaiknya orang tua tidak membatasi lingkungan bermain anak. Selain itu, dampingilah anak Anda saat bermain khususnya di lingkungan baru. Bantu anak untuk menilai mana yang benar dan salah. Ajaklah anak berkunjung ke rumah karib kerabat agar anak mengenali siapa saja keluarganya.
Cara mengembangkan kecerdasan anak sejak dini ini perlu dilakukan secara berkelanjutan. Percaya atau tidak, ketika kita mengajarkan hal ini kepada anak, kita akan sekaligus belajar mengasah kecerdasan emosional kita sendiri. Istilah “anak-anak adalah guru yang terbaik” memang benar adanya. Semoga bermanfaat.
All comments (3)
Melatih Kecerdasan Spiritual Anak - APPLE TREE PRESCHOOL BSD
[…] sebagai upaya menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan. Kecerdasan spiritual akan meningkatkan minat emosional dan spiritual yang membawa kebahagiaan dan kedamaian pada diri […]
ReplyAjarkan Anak Mau Berbagi dengan 5 Cara Ini - APPLE TREE PRESCHOOL BSD
[…] karena itu, untuk memunculkan kesadaran pentingnya berbagi dari dalam diri anak, Anda bisa mencoba beberapa kegiatan di bawah ini. Jika Anda dan pasangan […]
Replytwenty oktavia
Tentu bukan rahasia lagi bahwa ukuran kecerdasan seseorang tidak hanya terletak pada kemampuan intelegensi atau Intelligence Qoutient (IQ) semata. Terdapat jenis kecerdasan lain pada […] Read MoreTentu bukan rahasia lagi bahwa ukuran kecerdasan seseorang tidak hanya terletak pada kemampuan intelegensi atau Intelligence Qoutient (IQ) semata. Terdapat jenis kecerdasan lain pada manusia yang tak kalah penting dari kecerdasan kognitif, yaitu kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ). EQ merupakan kemampuan seseorang mengenali, mengelola, dan mengontrol emosi terhadap diri sendiri, orang lain, serta situasi di sekitarnya. Dosen sekaligus Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes mengemukakan alasan penting mengapa orang tua harus menumbuhkan dan melatih kecerdasan emosional anak sejak dini. yuk langsung simak aja di link berikut ya, terimakasih : http://news.unair.ac.id/2020/02/13/dosen-psikologi-unair-ungkap-pentingnya-melatih-kecerdasan-emosional-anak-sejak-dini/ Read Less
Reply