Ketika masih kecil, kita dihadapkan dengan pertanyaan “cita-citanya apa kalau sudah besar nanti?”. Pertanyaan ini juga kerap dilontarkan pada anak-anak kita sekarang. Cita-cita sendiri merupakan sebuah keinginan, kehendak, dan tujuan yang terus ada di dalam pikiran supaya dapat diwujudkan pada kehidupannya. Cita-cita sering dikaitkan dengan profesi impian.
Sebagian orangtua berpikir kalau mereka memiliki pengalaman dalam kehidupan sehingga mereka pula yang memutuskan cita-cita untuk si buah hati. Padahal belum tentu hasrat dan keinginan anak-anak sejalan dengan ambisi orangtua. Lalu apa yang harus diwujudkan, cita-cita anak atau orang tua?
Cita-cita adalah hak anak
Anak-anak memiliki hobi dan kesukaannya sendiri. Belum tentu sama persis dengan bidang pekerjaan yang dijalankan oleh kedua orangtuanya. Mungkin kedua orangtuanya adalah dokter. Tapi si kecil lebih suka memasak. Tentu cita-cita anak adalah menjadi koki profesional, bukannya dokter.
Anda sebagai orangtua tidak berhak memaksa anak untuk menempuh pendidikan dan berjuang jadi dokter. Semata-mata hanya untuk menjaga image di depan keluarga dan rekan kerja. Bukannya sukses, si anak malah jadi tertekan dan kesulitan mengembangkan karirnya di bidang pilihan orangtua. Cita-cita adalah hak anak, bukan ambisi orangtua.
Profesi zaman now
Via Freepik
Banyak orangtua yang masih berpikiran kalau ada profesi tertentu yang menghasilkan banyak uang dan memang pantas disebut sebagai orang sukses. Tanpa menyinggung profesi apa pun, profesi yang dimaksud itu seperti dokter, pengacara, pengusaha, serta arsitek.
Padahal zaman sudah berubah, demikian pula dengan profesi-profesi baru yang bermunculan. Di antaranya adalah profesi yang berkaitan dengan dunia digital seperti content creator, social media manager, gamer, blogger, serta seniman. Profesi-profesi ini mampu menghasilkan banyak uang dan diakui oleh masyarakat luas.
Sebagai orangtua, Anda perlu memahami perubahan zaman dan bersikap terbuka. Pengalaman kita belasan tahun yang lalu terkait cita-cita dan profesi sudah tidak lagi relevan dengan zaman sekarang. Termasuk jika Anda bisa sukses di usia 25 tahun, bukan berarti anak Anda harus sukses merintis karir di usia 25 tahun juga.
Tidak perlu khawatir
Anda tidak perlu khawatir berlebihan pada cita-cita yang dipilih oleh anak. Usia mereka masih terlalu muda. Seringkali cita-cita di usia kanak-kanak akan berubah seiring bertambahnya usia dan wawasan anak selama sekolah. Siapa tahu juga di saat anak tengah memilih jurusan kuliah, ada profesi baru yang memiliki prospek bagus dan anak Anda sangat passionate akan bidang tersebut.
Beri dukungan
Via Freepik
Apapun cita-cita yang dimiliki oleh anak, orang tua perlu memberi dukungan terbaik. Karena pada dasarnya semua cita-cita itu baik dan memiliki kelebihannya sendiri. Anak-anak pun berhak menjalani yang ia sukai.
Ada banyak bentuk dukungan yang bisa Anda berikan untuk anak meraih cita-cita. Misalnya dengan memberikan pemahaman tentang cita-cita tersebut di dunia nyata. Anda juga bisa memperkenalkan anak kepada cita-cita tersebut. Apabila anak Anda ingin menjadi penulis, ajaklah ia ke perpustakaan atau ke workshop penulis.
Lalu fasilitasi anak supaya bisa meraih cita-cita. Di antaranya dengan mempersiapkan dana pendidikan dan melakukan kegiatan seru yang berkaitan dengan cita-citanya. Jika anak Anda belum bisa memutuskan cita-citanya, perkenalkan anak kepada aneka profesi yang ada di dunia sebanyak-banyaknya. Biarkan ia merasakan dan mengenali setiap profesi hingga bisa memutuskan apa yang ia sukai.
Dengan dukungan yang tepat dari orang tua dan lingkungan di sekitarnya, anak bisa menjadi orang sukses di bidangnya dan meraih cita-cita impian jangka panjang. Are you ready?