Overstimulasi Bikin Anak Stress? Kenali Gejalanya

Overstimulasi Bikin Anak Stress? Kenali Gejalanya

 

Memberi stimulasi kepada anak sejak dini memang dianjurkan oleh para ahli dengan tujuan agar sistem indera anak bisa berkembang. Stimulasi ini berupa mendengarkan lagu, memainkan balok dengan warna cerah, hingga bermain tekstur makanan. Tapi apakah Anda sudah tahu kalau ada yang namanya overstimulasi?

Saking inginnya kita memberi yang terbaik bagi si kecil, kadang kita sampai berlebihan dan menyebabkan anak mengalami overstimulasi atau stimulasi berlebihan. Hal ini justru akan membuat anak stress. Kenali yuk gejalanya agar dampak buruk tidak terus berlanjut.

 

Mudah rewel dan cepat marah

 

Ketika mendapatkan overstimulasi dari kapasitas yang disanggupi, anak akan kewalahan dan kelelahan. Namun karena belum mampu mengutarakan perasaan, maka si anak akan melampiaskannya dengan rewel dan cepat marah. Ketika hal ini sudah terjadi, Anda sebaiknya langsung membawa anak ke tempat yang tenang dan sepi. Anda juga bisa memeluk anak agar mereka merasa lebih aman.

 

Memalingkan muka saat diajak bicara

 

Via Freepik

 

Mengajak anak berbicara merupakan satu cara agar anak terstimulasi indera pendengarannya. Diharapkan juga agar anak bisa menyerap kosakata baru setiap harinya. Tapi jika dilakukan berlebihan, anak akan merasa bosan dan bahkan risih. Tidak heran kalau akhirnya si kecil memilih kabur atau memalingkan muka saat diajak bicara.

Untuk mengatasinya, biarkan anak bermain sendiri terlebih dulu tanpa banyak bicara. Jika sedang berada di tengah acara kumpul teman atau keluarga, ajaklah anak ke luar ruangan sejenak.

 

Menolak untuk melakukan hal sederhana

 

Ketika Anda meminta anak untuk mengambil mainannya, menyapa neneknya, atau hal sederhana lainnya namun ditolak oleh anak, jangan paksakan ya. Bisa jadi ia sudah mengalami overstimulasi dan kelelahan. Bukannya malas ataupun tidak mau nurut dengan orangtua.

Gendonglah anak atau tawarkan kegiatan yang ia inginkan pada saat itu. Bila perlu, biarkan anak beristirahat di kamarnya sendiri.

 

Terlalu bersemangat

 

Saat anak terlalu bersemangat dibandingkan biasanya, patut dicurigai juga kalau si anak sudah terkena overstimulasi. Gejala ini seringkali ditemukan pada anak yang hiperaktif. Terlalu bersemangat bisa berdampak buruk bagi si kecil, apalagi saat berada di luar ruangan. Nantinya ia akan merasa lelah dan berakhir rewel.

 

Wajah pucat dan nafas tidak teratur

 

Saat anak terus-terusan distimulasi, ia bisa merasa lelah dan bahkan marah. Namun beberapa dari mereka juga kebingungan menerjemahkan emosi tersebut sehingga hanya berakhir menahan emosi di dalam hati. Akibatnya, tubuh merespon dengan nafas yang tidak teratur dan wajah jadi pucat. Anak pun akan menjadi semakin rewel dan stress.

 

Tips mencegah dan atasi overstimulasi

 

Via Freepik

 

Sebelum overstimulasi terjadi, tentu para orangtua dapat mencegahnya. Di antaranya dengan membatasi proses stimulasi pada anak. Mulailah dari menetapkan dan membatasi waktu stimulasi secara disiplin. Lalu, selalu amati respon anak. Jika ada tanda-tanda anak mengalami overstimulasi, segera hentikan dan bawa anak ke tempat yang sunyi serta nyaman.

Kemudian, pilihlah kegiatan stimulasi yang menyenangkan sehingga anak tidak sadar kalau dirinya sedang distimulasi. Selanjutnya, bersikaplah tenang dan tidak emosi saat menghadapi anak yang overstimulasi. Saat Anda ikut emosi, anak akan semakin rewel dan tidak terkendali.

Jangan lupa untuk memastikan bahwa kebutuhan utama anak sudah terpenuhi hingga ia siap menerima stimulasi. Beberapa contohnya adalah makan tepat waktu, tidur yang cukup, dan kebersihan diri serta lingkungan terjaga.

Exit mobile version