Pahami Dulu Gaya Belajar Anak Sebelum Menuduhnya Malas

Kakak si kecil dulu tertib di sekolah. Dia juga rajin mengerjakan PR. Pokoknya, gaya belajar anak idaman banyak orang tua. Sementara adiknya tidak bisa diam di kelas dan ogah-ogahan saat mengerjakan PR. Ada apa, ya?

Hmm, sebagai orang tua, mungkin ada rasa cemas yang menghantui. Apalagi bila ternyata nilai-nilai anak di sekolah juga bermasalah. Namun, bila sebaliknya, benarkah anak tidak menyontek?

Nah, sebelum langsung menuduhnya malas, perhatikan dulu gaya belajar anak. Meskipun sudah ada Multiple Intelligences Theory (Teori Kecerdasan Ganda) oleh Howard Gardner, masih banyak orang tua yang tergagap-gagap saat berusaha memahami gaya belajar si kecil.

Supaya tidak salah paham, yuk kita cek beberapa contoh di bawah ini:

Gaya belajar visual.

Gaya Belajar Anak

Sumber : idekreatifguru.blogspot.com

Ini mungkin termasuk gaya belajar anak yang paling disukai orang tua. Anak seperti ini biasanya sangat suka membaca, menggambar, hingga mengamati segala sesuatu di sekelilingnya. Suara berisik bukan gangguan bagi mereka.

Meskipun ingatannya bagus akan gambar, warna, dan bacaan, anak ini punya tulisan yang cenderung agak berantakan. Selain itu, mereka belum tentu bisa menangkap pelajaran bila hanya mendengar saja. Mereka membutuhkan bukti visual.

Contoh: daripada bercerita, lebih baik ajak anak bereksperimen atau menonton video tutorial.

Gaya belajar auditori.

Sumber : duniabelajaranak.id

Ini berbeda dengan gaya belajar yang sebelumnya. Anak yang masuk kategori ini sulit berkonsentrasi bila suasana terlalu berisik. Jadi, jangan heran bila mereka lebih suka mendengarkan guru berbicara.

Anak dengan gaya belajar ini jarang mau mencatat. Namun, saat diminta untuk mengulang informasi yang disampaikan secara lisan, daya tangkap mereka begitu baik. Bahkan, ingatan mereka lebih berkembang dengan cara ini.

Contoh: menghapal lirik lagu, berdiskusi, dan bahkan membaca dengan suara keras merupakan kegiatan belajar favorit mereka.

Gaya belajar kinestetik.

Sumber : carajadikaya.com

Gaya belajar anak yang satu ini sering disalahpahami oleh guru maupun orang tua. Selain dianggap tidak bisa serius, anak-anak seperti ini sayangnya juga sering dikira malas dan tidak mau tertib.

Padahal, cara ini justru membantu mereka mengingat pelajaran dengan lebih mudah. Selain cenderung lebih tangkas dalam bergerak (terutama pelajaran olah raga dan menari), anak ini lebih suka praktik langsung daripada mendengarkan teori.

Contoh: biarkan mereka menghapal sambil berjalan-jalan, bermain, menggunakan objek nyata atau realita, hingga bereksperimen ala ilmuwan.

Gaya belajar global.

Sumber : clickbaba.com

Jangan mudah pusing dan bingung dengan anak yang bergaya belajar ini. Bahkan, ada kemungkinan mereka berbakat menjadi multi-tasker, yaitu orang yang bisa menyelesaikan beberapa tugas sekaligus.

Tentu saja, hal itu bukan berarti mereka bisa nyaris semuanya. Beberapa tugas yang dapat mereka selesaikan sekaligus biasanya masih saling terkait. Mereka juga senang dan baik dalam tugas berkelompok, termasuk menjadi ketua.

Contoh: ajak anak untuk mengkategorikan barang-barang sesuai keperluannya. Jangan tertawakan sifat mereka yang juga sensitif. Anak ini sangat peka dengan kondisi dan perasaan orang-orang di sekitar mereka.

Gaya belajar analitik.

Sumber : popmama.com

Sesuai dengan namanya, anak dengan model belajar ini gemar menganalisa segala sesuatu. Untuk urusan fokus pada satu tugas, anak ini biasanya akan melakukannya dengan total. Setelah itu, barulah dia mengerjakan yang lain.

Gaya belajar anak ini sistematis, karena anak ini lebih dominan menggunakan logika. Karena sangat mementingkan detail, si kecil mudah kesal bila melewatkan satu saja bagian penting dari tugas.

Contoh: meskipun terkesan lambat dan tidak bisa menyelesaikan banyak hal sekaligus, kelebihan anak ini adalah sangat teliti. Belajar apa pun bisa, asal terstruktur jelas.

Tuh, ternyata ada ragam gaya belajar anak. Yang mana gaya belajar si kecil?

Exit mobile version