Sejak usia dini, anak-anak sudah memiliki emosi. Bedanya dengan orang dewasa, anak-anak belum memahami emosi yang tengah dirasakan. Serta belum tahu cara yang tepat untuk mengontrol reaksi dari emosi tersebut. Kebanyakan anak hanya akan menangis, merengek, dan berteriak.
Terkadang orangtua akan kaget dan bingung apa maunya si kecil. Oleh karena itu, orangtua perlu memahami usia perkembangan emosi anak beserta cara menangani dan mengajari. Jika anak sudah bisa mengontrol emosi dan reaksinya dengan baik, maka hal ini akan membawa pengaruh baik pada perkembangan dan perilaku anak di masa depan.
Anak usia 0-12 bulan
Via Freepik
Anak yang berusia 0-12 bulan belum bisa bicara. Maka ketika merasakan sesuatu yang tidak nyaman, mereka akan menggunakan bahasa tubuh. Komunikasi menggunakan bahasa tubuh ini meliputi senyuman, bergumam, menunjuk, menghentakkan kaki, serta menangis.
Untuk senyuman dan menunjuk, orangtua pasti mudah mengidentifikasi penyebabnya. Yakni karena anak sedang merasa senang karena sesuatu. Sedangkan untuk tangisan, orangtua perlu cari tahu apa penyebabnya. Apakah karena popok basah, lapar, atau suhu udara yang kurang pas.
Anak usia 12-36 bulan
Usia anak pada periode ini bisa dibilang cukup menyulitkan orangtua maupun si buah hati sendiri. Mereka lebih sering menunjukkan emosi dalam bentuk tantrum. Misalnya ketika orangtua tidak mau memberikan benda yang diinginkan atau tidak mau menuruti kemauan anak.
Si kecil masih kesulitan menyampaikan keinginannya melalui kata-kata dan belum paham dengan konsep apa yang boleh dan tidak boleh.
Anak usia 4-5 tahun
Via Freepik
Memasuki usia 4 tahun, anak-anak sudah mulai bisa menganalisa lingkungan sekitar dan sedikit banyak meniru apa yang mereka lihat. Dalam hal emosi, mereka lebih sering menggunakan simbol agresi. Misalnya mengatakan kalau dia akan memukul karena temannya nakal. Namun, simbol agresi ini hanya melalui kata-kata untuk meluapkan akibat dari kekesalannya, tidak benar-benar dilakukan. Anak-anak di usia ini juga sudah mulai inisiatif mencari solusi jika mengalami sesuatu.
Anak usia 4-5 tahun ini sudah bisa diajak berbicara perlahan. Agar emosinya tidak berlarut dan simbol agresi berubah jadi kenyataan, sebaiknya mama papa ajarkan cara meluapkan emosi marah yang tepat. Jelaskan kalau memukul adalah hal yang buruk dan tidak ada yang mau mengalaminya. Ketika anak marah, arahkan untuk meluapkan emosi tersebut dengan curhat ke orangtua atau pernyataan langsung ke teman yang bersangkutan dengan kalimat sopan. Demikian informasi seputar perkembangan emosi anak usia balita, semoga tips-tips di atas membantu!