Kekecewaan adalah respons alami yang timbul ketika seseorang berhadapan dengan kegagalan. Siapa saja bisa mengalami rasa kecewa, tak terkecuali anak. Robert Brooks, Ph.D., salah satu penulis Raising Resilient Children menyatakan, orang tua yang terus melindungi anak agar tidak merasa kecewa, justru tidak mendukung perkembangan keterampilan emosi anak. Biarkan anak merasa kecewa. Tugas orang tua adalah membantu mengatasi rasa kecewa anak dengan cara yang tepat.
Sebelum itu, Anda sebagai orang tua juga perlu memahami respons anak saat rasa kecewa itu muncul. Beda karakter anak, beda pula bagaimana reaksinya. Ada yang sedih berlarut-larut, enggan mengerahkan usaha ekstra, sempat menyerah, atau berhenti mencoba sama sekali. Ada pula hanya kecewa sesaat dan mampu langsung bangkit lagi.
Meski terdengar tidak enak, anak membutuhkan pengalaman bagaimana menghadapi dan mengatasi rasa kecewa tersebut. Jika ia tidak belajar menghadapi perasaan tersebut, ada kemungkinan anak mengalami kesulitan lebih banyak saat dewasa. Seandainya kekecewaan kecil saja tidak mampu ia tangani, bagaimana jika suatu saat ia harus menelan kekecewaan yang lebih besar?
Lagipula, sekuat apa pun Anda ingin menyenangkan hati anak, ia bisa mengalami perasaan tersebut di mana saja dan kapan saja. Anda tak bisa mencegah anak dari rasa kecewa maupun sedih. Namun, Anda bisa membantunya mengatasi rasa kecewa itu sendiri. Respons anak terhadap kekecewaan ini kelak berpengaruh pada kebahagiaan dan pencapaian dirinya di masa mendatang.
Jurus Mengatasi Rasa Kecewa
Perlu dicatat, Anda harus bijak dalam menyikapi rasa kecewa si kecil. Nah, 7 jurus berikut bisa membantu anak mengatasi rasa kecewa.
Membangun toleransi anak terhadap rasa kecewa
Ajari anak apa yang bisa ia ubah dan tidak diubah. Misalnya, ketika tidak jadi pergi ke pantai karena hujan. Jelaskan pada anak apa yang terjadi jika tetap pergi dan minta menunggu hujan berhenti. Meski ia tak senang, tetapi ia sedang melatih diri untuk mengatasi rasa kecewa itu.
Bantu anak mengidentifikasi dan mengakui perasaannya
Anda bisa membantunya dengan menyebut apa yang ia rasakan. Saat ia sedih, misalnya. “Kamu sedih karena kita tidak jadi berangkat. Bagaimana kalau kita bermain bersama?”
Beri anak ruang mengekspresikan rasa kecewanya
Biarkan ia meluapkan rasa kecewanya. Selang beberapa waktu, cobalah ajak ia bicara atau melakukan sesuatu yang lucu. Jangan lupa beri anak pelukan yang membuatnya merasa nyaman.
Hindari respons negatif pada rasa kecewanya
Saat ia mengungkapkan rasa kecewa, jangan sampai Anda menegasi perasaannya dengan berkata, “Ah begitu saja kok kecewa.” Respons negatif ini bisa berbahaya jika sering dilakukan karena justru tidak membantu anak mengelola emosinya.
Ajak anak kenali kelebihan dirinya
Ini dapat menjadi ego boost di tengah rasa kecewanya. Alih-alih ia merasa dirinya payah, anak dapat kembali ceria lagi ketika diingatkan ia punya kelebihan atau keahlian lain yang sudah ia kuasai dengan baik.
Bantu anak membuat pilihan
Bantu anak membuat pilihan baru ketika ia berada dalam situasi yang tidak menyenangkan. Meskipun tidak semua hal bisa ia kendalikan, tetapi cara ini membuka mata anak bahwa selalu ada pilihan lain pada setiap situasi. Ia pun sadar ia bisa mengubah situasi penuh kekecewaan itu lewat pilihan yang dibuatnya.
Ajarkan anak menunda keinginan
Cara ini paling ampuh melatihnya untuk bersiap kecewa dengan tidak langsung mengabulkan semua yang diminta anak. Anak pun berlatih mengendalikan keinginannya serta tidak bersikap impulsif. Ia pun lebih siap menghadapi kekecewaan ketika berada dalam situasi yang tak direncanakan.
Demikianlah 7 jurus yang bisa membantu Anda mengajarkan anak mengatasi rasa kecewa. Semakin siap ia menghadapi rasa kecewa, semakin tangguh pula ia menjawab berbagai tantangan yang akan menyambutnya di masa mendatang.