Memberi pengertian pada si kecil bahwa manusia adalah makhluk sosial, tentu bukan perkara yang mudah, namun harus diajarkan sejak dini. Mereka perlu mengetahui bahwa tanpa bantuan orang lain, seseorang tidak akan mampu bertahan hidup. Hal ini kemudian mendorong para orang tua untuk melatih social skill atau keterampilan sosial pada anak.
Setiap orang tua tentu berharap anak-anak mereka bisa tumbuh menjadi manusia yang peduli terhadap sesama. Berbagai upaya yang dapat dilakukan orang tua salah satunya dengan menjadi role model untuk anak-anak mereka. Memberikan contoh secara langsung dalam kehidupan sehari-hari perlu dilakukan agar anak-anak mengamatinya dari orang terdekat mereka, lalu menirunya.
Menumbuhkan sikap kepedulian anak bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti menyapa orang yang kita kenal saat bertemu secara tidak sengaja. Bersikap sopan dan hormat kepada orang yang lebih tua juga perlu diajarkan kepada anak.
Pentingnya Menumbuhkan Kemampuan Sosial
Setiap anak memang terlahir dengan karakter atau sifat yang berbeda-beda, itu sebabnya tidak semua dari mereka memiliki kemampuan sosial yang baik tanpa bimbingan dari orang tua. Satu hal yang perlu diperhatikan orang tua saat menanamkan jiwa sosial kepada sang anak, yakni sebuah perencanaan. Menurut Susan Diamond, M. A., penulis “Social Rules for Kids”, para orang tua harus kreatif dalam menyusun berbagai aktivitas terencana untuk mengarahkan anak bisa berkompromi dengan keputusan orang lain.
Seorang peneliti pendidikan dan psikologi di Vandebilt Peabody, Sthepen Elliott juga berpendapat bahwa kemampuan sosial dapat menunjang pendidikan akademik seseorang. Namun, bukan berarti social skill yang dimiliki anak secara otomatis membuat mereka semakin pintar. Kemampuan sosial pada dasarnya bisa memudahkan mereka menerima apa yang dipelajari. Itulah mengapa melatih keterampilan sosial pada anak sangat penting.
Bayangkan jika anak memiliki sikap antisosial, mereka akan cenderung tidak peduli dan tidak menghargai orang lain di sekitarnya. Mereka pun akan sulit bersosialisasi dan mencari teman. Para orang tua tentu tidak menginginkan hal tersebut terjadi pada anak-anak mereka. Untuk menghindarinya, berikut beberapa social skill menurut Psikolog Lawrence Balter, Ph. D. yang bisa orang tua ajarkan kepada si kecil.
1. Belajar Berempati
Cobalah untuk melakukan beberapa simulasi dalam mengajarkan empati pada si kecil. Misalnya dengan menanyakan apa yang mereka rasakan ketika hal buruk tiba-tiba terjadi pada orang yang mereka sayangi. Lakukan hal yang sama berulang kali dengan skenario yang berbeda.
2. Menghargai Ruang Pribadi
Anak harus diberi pengertian bahwa mereka punya hak memiliki sebuah tempat yang nyaman tanpa gangguan orang lain. Jelaskan pula bahwa orang lain pun memiliki ruang pribadi yang harus dihormati. Perlahan anak mulai mengerti bahwa setiap manusia memiliki urusan yang tidak boleh seenaknya dicampuri oleh orang lain.
3. Belajar Berkomunikasi
Komunikasi merupakan jantung bagi kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa berkomunikasi. Anak akan bebas menyatakan ekspresi dari apa yang mereka rasakan jika kemampuan berkomunikasi mereka dilatih sejak dini. Kemampuan komunikasi yang baik akan membuat anak menjadi lebih pandai bernegosiasi dan mudah diterima di lingkungan pergaulan mereka.
4. Menunggu Giliran
Tanamkan sikap pada diri anak bahwa sesuatu tidak bisa mereka dapatkan dengan cara yang instan atau dengan merebut milik orang lain. Ajarkan pada anak untuk bersabar menunggu giliran sehingga mereka paham bahwa segala sesuatu membutuhkan proses. Cara sederhana yang bisa dilakukan misalnya dengan bermain gim yang mengharuskan mereka menunggu giliran.
5. Konsistensi
Menumbuhkan sikap disiplin pada anak bisa dengan mengajarkan mereka untuk konsisten terhadap apa saja yang dilakukan. Bimbing mereka untuk tidak melakukan sesuatu setengah-setengah. Anak harus diajarkan bahwa penting bagi mereka untuk selalu menyelesaikan sesuatu hingga akhir misalnya dengan mengharuskan anak menghabiskan makanan mereka.
Melatih social skill pada anak sejak dini berarti turut berinvestasi pada generasi di masa depan yang selalu menghormati hak-hak orang lain, peduli terhadap sesama serta mampu memahami situasi dan kondisi di sekitarnya dengan baik