Stimulasi Pramembaca untuk Anak Usia Dini

Membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap anak. Membaca adalah salah satu modal untuk belajar banyak hal di berbagai jenjang pendidikan. Untuk itu, kemampuan ini menjadi perhatian bagi orang tua ketika anak masuk usia prasekolah. Tidak sedikit orang tua yang berharap anaknya sudah menguasai kemampuan membaca saat di usia sekolah. Maka dari itu, banyak orang tua yang memberikan stimulasi pramembaca untuk anak sejak usia dini.

Mengenai waktu kapan sebaiknya anak diajarkan membaca, hingga saat ini masih terjadi perdebatan. Terlepas dari itu, yang perlu diperhatikan oleh orang tua saat akan mengajarkan anak membaca adalah memiliki orientasi belajar membaca yang tepat. Sebaiknya, tujuan orang tua mulai mengajarkan membaca, tidak hanya agar anak bisa membaca tapi agar suka membaca. Ketika anak sudah akrab dengan buku, menyukai kegiatan membaca buku, belajar membaca akan menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Menurut Zero to Three (2003), stimulasi membaca dan menulis bisa dimulai di tiga tahun pertama kehidupan anak. Hal ini bukan berarti pada usia ini anak sudah diajari membaca seperti orang dewasa. Stimulasi pramembaca pada anak usia dini lebih menekankan pada keterampilan membaca yang berkembang secara bertahap sesuai tahap perkembangan anak. Stimulasi pramembaca untuk anak usia dini diberikan melalui kegemaran membaca buku, interaksi anak dengan orang dewasa, dan pengalaman literasi lainnya.

Beberapa tahapan perkembangan membaca anak usia 1-3 tahun menurut KidsHealth adalah:

  1. Anak dapat mengidentifikasi objek yang ada di dalam buku. Ketika orang tua bertanya, “Mana gambar sapi?” anak dapat menunjuk gambar sapi di dalam buku.
  2. Anak dapat menyebutkan dan menunjuk nama benda di dalam gambar yang akrab dengan kehidupan mereka sehari-hari.
  3. Pura-pura membaca buku, membolak-balik halaman buku, dan memiliki buku kesukaan untuk minta dibacakan berulang-ulang.
  4. Anak dapat menyebutkan atau melengkapi kalimat di buku yang sering dibaca.
  5. Anak mengetahui judul buku dan mengasosiasikannya dengan gambar di sampul buku.

Stimulasi pramembaca ternyata bisa diberikan sejak anak lahir. National Association for the Education of Young Children (NAEYC) merekomendasikan kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Membaca buku bersama anak

Stimulasi Pramembaca

Membaca Buku – Pixabay.com

Anak perlu dikenalkan dengan aktivitas membaca. Orang tua perlu memberi contoh kongkret dengan cara membacakan buku pada anak. Beri ruang pada anak agar dapat berpartisipasi aktif dalam sesi membaca buku. Sambil membacakan buku, orang tua bisa bertanya pada anak tentang isi cerita atau gambar-gambar di buku.

Orang tua juga dapat meminta anak menceritakan kembali isi buku dan menyebutkan kejadian di kehidupan sehari-hari yang sesuai. Ciptakan suasana yang seru dan menyenangkan selama melakukan kegiatan membaca bersama anak.

2. Menunjukkan tulisan dan konsep tentang tulisan

Mengenal Tulisan

Sambil membaca, orang tua bisa menunjukkan bahwa cerita dalam buku ditulis dalam bentuk tulisan. Jadi, ibu atau ayah membaca tulisan bukan gambar. Tulisan terdiri dari susunan huruf yang memiliki suara yang berbeda ketika diucapkan. Tunjukkan pula bahwa membaca tulisan (huruf latin) dimulai dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

3. Memperkenalkan huruf

Memperkenalkan Huruf – Pixabay.com

Mengenal huruf merupakan kemampuan dasar untuk bisa membaca. Beberapa media ajar seperti buku, poster, atau puzzle dapat menjadi sarana untuk menunjukkan bentuk huruf dan bagaimana bunyinya. Setelah anak mengenal huruf, lanjutkan stimulus pramembaca dengan mengenalkan suku kata.

4. Bermain kata dan membaca tulisan di sekitar

Membaca Tulisan di Sekitar – Maxpixel.com

Sambil bernyanyi atau bersajak, orang tua bisa mengajak anak bermain kata. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan “Kata apa yang diawali dengan “ma”?”. Permainan ini juga bisa diaplikasikan saat kita mengajak anak bepergian. Buatlah kuis membaca tulisan di jalan, pelat mobil, plang penunjuk arah, spanduk, dan sebagainya.

Ternyata, stimulasi pramembaca bisa diberikan dengan cara yang menyenangkan ya? Tidak perlu selalu lewat les-les mahal, kegiatan sehari-hari pun bisa menjadi stimulasi pramembaca untuk anak usia dini.

Exit mobile version