Mengajarkan anak bersikap sportif menjadi satu hal yang penting untuk diketahui para orang tua. Karena dalam dunia anak-anak pun kerap dihadapkan pada beragam kompetisi. Ini bisa dilihat dari banyaknya peminat dari lomba-lomba yang melibatkan anak. Baik di sekolah maupun di luar sekolah. Tentu saja anak akan bersemangat untuk ambil bagian meski skala lombanya tidak sebesar lomba pada orang dewasa.
Namun, dalam setiap kompetisi selalu ada kalah dan menang. Di sinilah pentingnya mengajarkan anak bersikap sportif. Jangan sampai anak menjadi sangat kecewa dan sedih karena kekalahan yang diterimanya. Konsekuensi jika anak tidak dikenalkan tentang nilai sportivitas, ia akan sulit menerima kekalahan dan menjadi pribadi yang mudah tertekan, rendah diri dan kerap menarik diri. Lebih buruk lagi, anak akan sulit mengakui kesalahan dan berlaku menyalahkan orang lain bahkan berbuat curang.
Untuk itu peran orang tua sangat penting untuk mengajarkan anak bersikap sportif sejak dini dalam beberapa langkah berikut.
Mulai dari diri sendiri
Perilaku anak umumnya meniru apa yang ditunjukkan orang tuanya. Jika ingin mengajarkan anak bersikap sportif, orang tua harus mulai dari diri sendiri karena sering kali dalam lomba yang diikuti anak-anak, justru orang tualah yang berlaku tidak sportif dan melakukan banyak cara untuk menang. Misalnya dengan mengintimidasi si anak, berbuat curang dengan memalsukan data anak, menyogok juri dan lain sebagainya. Perilaku orang tua yang seperti itu wajib dihindari jika tidak ingin anak menangkap pesan bahwa ia pun boleh melakukan apa saja asalkan bisa menang.
Buatlah aturan-aturan yang harus disepakati dengan anak
Sikap sportif ditunjukkan dengan cara menghormati aturan, menghargai teman dan juga lawan. Selain itu, bersikap sportif berarti melatih kejujuran dan komitmen tidak melanggar aturan. Ajaklah anak untuk membuat konsekuensi jika aturan yang disepakati dilanggar. Konsekuensi dibutuhkan agar anak belajar mempertimbangkan sesuatu sebelum bertindak dan berlaku konsisten pada kesepakatan yang telah dibuat.
Memberikan dukungan dalam bentuk kalimat-kalimat positif dan penuh apresiasi saat anak berhasil bersikap sportif
Berikan dukungan dan pujian jika anak menunjukkan sifat sportif dan tidak terlalu memujinya saat anak meraih kemenangan. Dengan begitu, anak akan belajar bahwa sportivitas lebih dijunjung tinggi dibandingkan kemenangan.
Menguji sportivitasnya dengan mengikutkannya pada berbagai lomba dan kompetisi
Seringlah mengajak anak mengikuti lomba dan kompetisi. Berikan motivasi pada anak bahwa hal terpenting dalam sebuah kompetisi adalah prosesnya dan bukan hasilnya. Dengan mengikuti lomba, anak juga belajar disiplin baik disiplin waktu maupun disiplin mengikuti aturan penyelenggara yang telah disepakati.
Berikan pemahaman bahwa menang dan kalah itu biasa karena hanya dua hal itu hasil dari sebuah perlombaan. Yang terpenting adalah supaya anak mau melalui proses kompetisi dengan jujur dan menerima apa pun hasilnya dengan lapang dada.
Setia pada proses
Untuk anak yang belum berusia empat tahun, jiwa kompetitifnya belum terlalu terlihat. Mereka pun belum terlalu memahami konsep menang kalah. Maka yang menjadikan mereka senang saat menang perlombaan adalah karena mereka melihat reaksi orang tua yang juga turut senang. Penting bagi anak untuk menikmati sebuah proses tanpa harus terbebani harus menang. Untuk itulah peran orang tua sangat penting untuk mendampingi si kecil, tak hanya saat menang tapi juga saat ia kalah.
Ketika orang tua berhasil mengajarkan anak bersikap sportif dan mereka memahami nilai sportivitas, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan kuat menerima tantangan serta tahan banting karena baginya kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Di satu sisi anak juga berhasil menghargai kebaikan dan keberhasilan orang lain serta tidak mudah stres saat mengalami kekalahan. Dengan begitu, anak menjadi pribadi yang pandai bergaul dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang beragam.