Salah satu tantangan yang dirasakan oleh setiap orang tua adalah bagaimana melindungi anak-anak mereka dari orang-orang jahat. Namun di sisi lain, kesibukan mereka dalam bekerja yang cukup menyita waktu kerap membuat anak-anak terpaksa harus jauh dari pengawasan. Untuk itu, hal yang perlu dilakukan orang tua adalah mengajarkan anak melindungi diri.
Perlindungan diri penting untuk diajarkan kepada anak sedini mungkin. Sebab, kejahatan dapat mengintai sewaktu-waktu, tanpa peduli berapa pun usia seseorang. Berikut ini beberapa tips mengajarkan anak melindungi diri untuk Anda dan keluarga.
Memperkenalkan Anggota Tubuh
Setiap anak perlu mengenal anggota tubuhnya sendiri, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Setiap anggota tubuh tersebut memiliki fungsi tertentu yang membuat seseorang hidup sehat, misalnya, hidung digunakan untuk bernapas, mata untuk melihat, dan telinga untuk mendengar.
Namun, tidak semua orang memiliki anggota tubuh yang sama. Laki-laki dan perempuan memiliki alat kelamin yang berbeda dengan fungsinya masing-masing. Dengan mengetahui hal tersebut langsung dari orang tua, mereka tidak perlu lagi mencari tahu dari orang lain atau sumber lain, yang justru akan membahayakan.
Sampaikan Batasan-batasan
Anggota tubuh anak adalah milik pribadi yang harus dijaga sendiri. Saat mengajarkan anak melindungi diri, sampaikan kepadanya bahwa tidak ada satu orang pun yang boleh membuka pakaiannya selain orang tua. Selain itu, katakan pula kepadanya bagian-bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain, serta siapa saja yang boleh menyentuhnya. Di samping itu, ajarkan juga kepadanya untuk bisa menghormati tubuh orang lain dengan tidak memegang, mencubit, atau memukul teman-temannya.
Ajarkan Anak Berkata “Tidak”
Sikap baik seseorang kerap dianggap anak sebagai ciri orang yang baik sehingga mereka bisa mudah percaya begitu saja, sekalipun pada orang yang tidak dikenal. Padahal, kejahatan kerap muncul dalam wujud seseorang yang berpura-pura baik. Misalnya, seseorang tiba-tiba memberi anak makanan atau berniat mengantar anak pulang dari sekolah.
Saat mengajarkan anak melindungi diri, katakan pada mereka untuk tidak mudah percaya pada orang asing yang belum dikenal. Saat ada orang yang memberikan makanan, menawari jemputan, atau mengajaknya pergi ke suatu tempat, anak harus berani berkata “tidak”.
Ajarkan Cara Melawan
Saat anak berada dalam situasi yang tidak aman, ia harus mampu melawan. Untuk itu, Anda bisa mengajarkan anak melindungi diri, yakni dengan cara berteriak dan berlari. Teriakan anak akan menarik perhatian banyak orang sehingga bisa menyelamatkannya. Sementara dengan berlari, anak bisa terhindar dari pelaku kejahatan.
Namun yang perlu diperhatikan, saat berlari, anak harus memilih tempat yang ramai, seperti toko, kantor, atau ruang guru. Sebaliknya, berlari ke tempat yang sepi justru akan berbahaya karena bisa menjadi tempat yang strategis bagi pelaku untuk melancarkan aksi kejahatannya.
Didik Mereka agar Selalu Terbuka pada Orang Tua
Sebagian anak pernah pernah menjadi korban kejahatan, mulai dari dicubit teman, dipukul, sampai pelecehan seksual. Namun sayangnya, tidak semua tindakan tersebut diceritakan kepada orang tua mereka. Akibatnya, anak bisa mengalami trauma dan ketakutan untuk bergaul dengan teman-temannya.
Mengajarkan anak melindungi diri harus diiringi dengan sikap terbuka dalam berkomunikasi. Sebagai orang tua, ada baiknya Anda bersahabat baik dengan anak. Gunakan selalu bahasa yang santun serta tidak mudah menyalahkan anak atas perbuatan yang dilakukan. Dengan demikian, anak akan percaya sepenuhnya kepada Anda dan tidak takut bercerita apa pun atas segala hal yang terjadi pada dirinya di luar rumah.
Sebagai orang tua, Anda mungkin tidak bisa menjaga buah hati selama 24 jam. Namun dengan mengajarkan anak melindungi diri, keselamatannya tentu bisa lebih terjamin. Meskipun demikian, tetap awasi mereka dan pastikan mereka dikelilingi orang-orang baik yang bisa Anda percaya.