Semua orang tua ingin anak selalu meraih hasil terbaik dalam segala hal. Sebisa mungkin si kecil menjadi pemenang. Anda tak sampai hati melihatnya menangis sedih ketika kalah. Namun, bagi anak usia prasekolah konsep menang kalah masih tampak abstrak, apalagi mengajarkan anak bersikap sportif. Pada usia tersebut, anak masih memosisikan dirinya sebagai ‘pusat dunia.’ Ia berpikir semua hal berputar di sekelilingnya. Maka, ia pun harus memperoleh apa yang diinginkan.
Seiring pertambahan usia, kecenderungan ini memang akan berkurang. Terlebih setelah ia bersekolah dan berinteraksi dengan lebih banyak orang di luar keluarganya. Ketika anak bermain dengan teman-temannya, ia mulai menyadari ada persaingan, perselisihan, hingga perbedaan pendapat. Hal ini jarang ia temui saat hanya berinteraksi dengan Anda.
Oleh karena itu, konsep menang kalah harus diajarkan pertama kali oleh orang tua. Sebab persaingan adalah hal yang akan sering anak hadapi hingga ia dewasa nanti. Bukan hanya saat berlomba saja, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ‘bersaing’ dengan kakak atau adik. Sekalipun Anda ingin anak bersenang hati karena menang, ia tak akan memahami arti sebuah kemenangan tanpa pernah merasakan kekalahan dan kegagalan.
Sportivitas itu Penting
Cara termudah mengajarkan anak bersikap sportif adalah melalui perlombaan atau pertandingan olah raga. Aura persaingan begitu kuat, hanya ada pihak yang menang dan kalah saja. Apa pun hasilnya, anak harus mau menerima hasil tersebut. Saat ia menang, ia bisa merayakannya. Namun, saat ia kalah, ia pun harus bersikap sportif mengakui kekalahan dan kehebatan orang lain.
Ketika Anda tidak mengajarkan anak bersikap sportif, besar kemungkinan si kecil akan sulit menerima kekalahan. Ia pun bisa sulit mengakui kesalahannya dan memilih menyalahkan orang lain, mau menang sendiri, dan berbuat curang. Jika dibiarkan, hal tersebut bisa berdampak pada cara anak membangun relasi dengan siapa saja.
Berpijak pada hal tersebut, Anda wajib tahu 5 manfaat mengajarkan anak bersikap sportif berikut ini.
Anak tumbuh menjadi pribadi yang tangguh
Setelah Anda mengajarkan anak arti menang kalah, ia mampu memahami bahwa keduanya merupakan konsekuensi dari sebuah persaingan. Artinya, ia bisa mengalami situasi tersebut kapan saja. Karena sudah mengerti konsekuensinya, anak pun tidak mudah stres saat mengalami kegagalan. Justru ia akan berusaha lebih keras lagi untuk bisa berhasil.
Anak mampu mengenali kelebihan dan kekurangan diri
Mengalami kekalahan membuat anak lebih sadar bagian mana dari dirinya yang perlu ditingkatkan atau dilatih lagi. Ini juga membuat anak lebih siap ketika ia menang suatu waktu.
Anak mudah menyesuaikan diri
Karena mulai terbiasa mengalami menang atau kalah, anak justru lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan yang ia hadapi dalam pergaulan. Ia pun lebih santai menyikapinya, karena mengerti menang kalah merupakan hal biasa yang ditemui sehari-hari.
Anak mampu menghargai kesuksesan orang lain
Menerima kekalahan berarti menghargai kesuksesan orang lain. Anak juga belajar kemenangan itu diperoleh orang tersebut dengan kerja keras. Dengan bersikap demikian, anak bisa segera move on dari kekalahannya dan bersiap untuk tantangan selanjutnya.
Anak memahami arti perjuangan
Saat ia menang, anak memahami bahwa ia memperolehnya karena telah berjuang. Tidak ada kemenangan yang terjadi begitu saja tanpa kerja keras. Oleh karena itu, anak tahu bahwa setiap keberhasilan harus dicapai melalui cara yang positif.
Satu hal penting dari mengajarkan anak bersikap sportif adalah kesiapan Anda menerima kekalahan anak dalam situasi apapun. Jika Anda merasa tak tega melihat anak sedih, lakukan hal yang tepat untuk menghiburnya. Memberinya pelukan dan menyemangatinya jauh lebih baik daripada menghadiahkan anak atas kekalahannya. Dengan demikian, anak sungguh mengerti bahwa bersikap sportif itu sama pentingnya untuk bersiap menjadi pemenang.